MAKALAH KERAGAMAN BENTUK PERMUKAAN BUMI

Kali ini admin postingkan makalah keragaman bentuk permukaan bumi silahkan simak di bawah ini.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kita ketahui bahwa manusia tinggal di lingkungan yang beragam. Sebagian dari mereka tinggal di pegunungan dan sebagian lainnya tinggal di pantai yang datar atau di wilayah perbukitan. Keragaman tersebut memengaruhi kehidupan manusia. Manusia yang tinggal di pegunungan memiliki corak kehidupan yang berbeda dengan mereka yang tinggal di pantai. Demikian pula dengan orang yang tinggal di perbukitan dan lembah sungai. Masing-masing menyesuaian diri atau beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Apa itu tenaga endogen dan tenaga eksogen? Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi, sedangkan Tenaga Eksogen  adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari luar  bumi. Tenaga endogen bersumber dari magma yang bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini meliputi tektonisme, vulkanisme dan gempa bumi. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang bersifat merusak kulit bumi. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen ini meliputi air, angin, makhluk hidup, sinar matahari, dan gletser. Kedua tenaga ini menghasilkan rupa muka bumi yang beraneka ragam bentuknya baik di daratan maupun dasar laut.
Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan pembahasan materi, maka kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaiman Proses Pembentukan Muka Bumi
  2. Bagaimana Dampak Keragaman Muka Bumi Terhadap Kehidupan Manusia
Tujuan Penulisan 
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Untuk Mengetahui Proses Pembentukan Muka Bumi
  2. Untuk Mengetahui Dampak Keragaman Muka Bumi Terhadap Kehidupan Manusia.
BAB II
PEMBAHASAN 
A.    Proses Pembentukan Muka Bumi
Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit sampai bergunung. Keragaman tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui berbagai proses dan waktu yang sangat lama. Berbagai bentuk tenaga bekerja untuk mengubah muka bumi, baik dari dalam bumi maupun dari luar bumi yang dikenal dengan sebutan tenaga geologi.Tenaga dari dalam bumi mengubah bentuk muka bumi sehingga muncul gunung, pegunungan, dan lain-lain. Selanjutnya apa yang telah dilakukan oleh tenaga dari dalam bumi, kemudian dirombak oleh tenaga dari luar bumi oleh air, angin, es, dan organisme sehingga nampaklah keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang.
Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses alam yang panjang. Keragaman tersebut terjadi karena adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di bumi.
Bentuk muka bumi yang dihasilkan oleh tenaga endogen.
Tenaga yang sangat besar dari dalam bumi dapat berpengaruh dalam membentuk keragaman permukaan bumi. Tenaga yang berasal dari dalam bumi itu disebut tenaga endogen. Tenaga endogen ada yang mempunyai sifat membangun dan ada yang mempunyai sifat merusak. Tetapi secara umum tenaga endogen bersifat membangun. Tenaga endogen merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya pergerakan kerak bumi. Pergerakan ini disebut diastropisme. Adanya tenaga endogen dapat menyebabkan terjadinya pergeseran kerak bumi. Pergeseran jkerrak bumi akan menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung, seperti pegunungan atau gunung-gunung berapi, serta berbentuk cekung seperti laut dan danau. Secara geologis, tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme, dan seisme (gempa).
Hasil dari proses tektonisme
Tektonisme  adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan atas epirogenesa dan orogenesa.
1)        Epirogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi wilayah yang sangat luas. Gerakan epirogenesa dibagi menjadi dua sebagai berikut.
a)        Epirogenesa positif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami kenaikan.
b)        Epirogenesa negatif, yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami penurunan.
2)        Orogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat cepat serta meliputi wilayah yang sempit. Misalnya, pembentukan deretan sirkum pasifik.
Berdasarkan  bentuknya, proses tektonisme dibedakan atas patahan dan lipatan.
1)        Lipatan, terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat (plastis)sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Bagian yang terlipat ke atas dinamakan punggung lipatan (antiklinal), sedangkan yang melipat ke bawah dinamakan lembah lipatan (sinklinal).  Jenis-jenis lipatan sebagai berikut.
a)        Lipatan tegak (symmetrical fold), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tengensial.
b)        Lipatan miring (asymmetrical fold),  terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama.
c)        Lipatan menutup (recumbent fold), terjadi karena tenaga tangensial saja yang bekerja.
d)       Lipatan rebah (overturned fold), terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah.
e)        Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang kerak bumi.
2)        Patahan, terjadi akibat tenaga endogen yang relative cepat, baik secara vertical maupun horizontal. Jenis-jenis patahan sebagai berikut.
a)        Tanah naik (horst), yaitu dataran yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Horst terjadi akibat gerak tektogenesa horizontal memusat, yaitu tekanan dari dua arah atau lebih yang menimbulkan kerak bumi terdorong naik.
b)        Tanah turun (graben/slenk), yaitu kenampakan dataran yang letaknya lebih rendah dari daerah di sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Graben terjadi karena tarikan dua arah yang mengakibatkan kerak bumi turun.
c)        Sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan hanya sebagian saja yang bergeser. Sesar ini dibagi menjadi dua, yaitu dekstral dan sinistral. Dekstral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kanan. Sinistral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kiri.
d)       Blok mountain, yaitu kumpulan pegunungan yang terdiri atas beberapa patahan. Blok mountain terjadi akibat tenaga endogen yang berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik dan ada yang turun dan ada pula yang berbentukk miring sehingga terbentuk komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok lithosfera.
Bentuk muka bumi dari bentuk patahan dan lipatan di antaranya sebagai berikut:
1)      Pegunungan.
Pegunungan adalah kumpulan dari gunung-gunung yang membentuk permukaan bumi seolah-olah bergelombang dengan lembah dan lekukan di antara gunung-gunung tersebut. Contoh dua deretan pegunungan di Indonesia, yaitu:
a)      Sirkum Pasifik, yang melalui Sulawesi, Maluku, Papua, dan Halmahera.
b)      Sirkum Mediterania
  • Busur dalam (vulkanis) yang melalui Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Solor, Alor, Weter, Damar, Nila, Seua, Manuk, Kepuluan Banda, dan berakhir di Pulau Ambon.
  • Busur luar (non vulkanis), yang melalui P. Simelue, P. Nias, P. Batu, Mentawai, Enggano, tenggelam di sebelah selatan P. Jawa, Sawu Roti, Timor, Kep. Leti, Sermata, Kep. Barbar, Kep. Tanibar, Kep. Watubela, Kep. Laut Seram, Manipa, Baru dan pulau-pulau keci; sekitarnya.
2)      Dataran tinggi
Dataran tinggi adalah daerah datar yang berada pada ketinggian di atas 700 m. dataran ini bisa terbentuk dari daratan rendah yang mengalami pengangkatan dengan bentuk datar. Meskipun pada saat ini pada umumnya dataran tinggi sudah mengalami erosi yang merupakan puncak-puncak tertinggi mempunyai ketinggian yang sama. Misalnya, Dataran Tinggi Bandung di Jawa Barat, Dataran Tinggi Karo di Sumatera Utara, Dataran Tinggi Dekan di India, Dataran Tinggi Yura di Perancis, dan Dataran Tinggi Gayo di Aceh.
3)      Plato atau Plateau
Bentuk permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relative rata dan telah mengalami erosi. Misalnya, Plato Dieng di Jawa Tengah dan Plato Madi di Kalimantan.
4)      Depresi
Depresi adalah bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan. Bentuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebut basin. Misalnya, Depresi Jawa Tengah dan Lembah Semangka.
5)      Palung laut
Palung laut adalah bagian luar bumi yang terdapat di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 5.000 meter. Bentuknya memanjang dan sempit sebagai akibat dari proses penenggelaman yang terus menerus. Misalnya, Palung Laut Mindanau dan Palung Laut Kai.
6)      Lubuk laut
Proses pembentukan lubuk laut sama dengan palung laut, hanya berbeda pada bentuknya saja, yaitu yang membulat dengan kedalaman juga lebih dari 5.000 meter. Misalnya, Lubuk Laut Sulu dan Lubuk laut banda.
7)      Punggung laut
Bentuk dari punggung laut dapat digambarkan seperti bukit di dasar laut. Sebagian dari punggung laut ada juga yang muncul di atas permukaan laut. Misalnya, Punggung Laut Sibolga dan Punggung Laut Snelius.
8)      Ambang laut
Ambang laut adalah pembatas pada dasar laut yang memisahkan dua laut dalam. Misalnya, Ambang Laut Sulu dan Selat Gilbatar.
9)      Shelf
Shelf adalah bagian laut yang dalamnya kurang dari 200 meter. Misalnya, Shelf Laut Jawa dan Laut Arafuru.
Hasil dari proses vulkanisme
Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfera yang bergerak ke lapisan yang lebih atas atau keluar ke permukaan bumi (dalam arti luas). Pergerakan magma sebagai ciri aktivitas magma dibedakan sebagai berikut.
1)      Intrusi magma adalah aktivitas magma di dalam lapisan litosfera, memotong atau menyisip litosfer dan tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma disebut juga plutonisme.
Bentuk-bentuk intrusi magma sebagai berikut:
a)      Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari dapur magma, terjadi karena penurunan suhu yang lambat.
b)      Lakolit, yaitu magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga cembung, sedangkan alasnya rata.
c)      Sill, yaitu lapisan magma tipis yang menyusup di antara lapisan batuan di atas, datar di bagian atasnya.
d)     Gang, yaitu batuan dari intrusi magma yang memotong lapisan batuan yang berbentuk pipih atau lempeng.
e)      Apofisa, yaitu cabang dari irupsi korok (gang).
f)       Diatrema, yaitu batuan yang mengisi pipa letusan.
2)      Ekstrusi magma adalah kegiatan magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma. Bahan yang dikeluarkan pada saat terjadi proses ekstrusi magma, terutama ketika terjadi letusan gunung api adalah dalam bentuk material padat yang disebut eflatal/piroklastik dan dalam bentuk cair berupa lava dan lahar, serta dalam wujud gas, seperti belerang, nitrogen, gas asam arang, dan gas uap air.
3)      Ekstrusi areal, yaitu magma keluar dari lubang yang besar, karena magma terletak sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga magma menghancurkan dapur magma yang menyebabkan magma meleleh keluar ke permukaan bumi. Misalnya Yellow Stone National Park di amerika serikat yang luasnya 10.000 KM2.
Gempa
Gempa merupakan getaran yang terjadi karena gerakan batuan yang melewati batas kelentingan atau kelengkungan. Jika batas kelentingan tersebut melampaui makan akan menghasilkan sebuat getaran.
Gempa dibedakan menjadi gempa tektonik, vulkanik, dan longsoran. Gempa Tektonik adalah gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng litosfer. Gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas gunungapi. Gempa longsoran adalah gempa yang terjadi akibat longsor atau runtuhnya tanah perbukitan atau gua kapur.
Besar kecilnya kekuatan getaran gempa diukur dengan menggunakan alat yang disebut seismograf. Kekuatan gempa dapat ditentukan dengan menggunakan Skala Ritcher.
 Bentuk muka bumi yang dihasilkan oleh tenaga eksogen.
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi.
a.    Erosi, proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alamiah dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di permukaan bumi
Menurut kecepatannya :
  • Erosi geologi : Suatu bentuk erosi dimana proses pengahancuran tanah relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Tidak menimbulkan kerusakan alam.
  • Erosi yang dipercepat : Erosi dimana proses penghancuran tanah lebih cepat dibandingkan proses pembentukannya. Mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, sehingga lahan kritis makin meluas
Menurut zat pelarutnya :
  • Erosi air : Disebabkan oleh air, baik di dalam tanah, permukaan maupun sungai. Dibedakan menjadi :
Erosi percikan : Disebabkan percikan air hujan
Erosi lembar : Terjadi pada lapisan tanah bagian atas, menyebabkan tanah menjadi tidak subur
Erosi alur : Terjadi pada saat air mengalir
Erosi parit : Lereng yang terkena erosi membentuk parit yang cukup dalam
Erosi angin (deflasi) : Disebabkan tenaga angin, biasa terjadi di gurun
Erosi es/glasial : Disebabkan oleh massa es yang bergerak
Erosi air laur (abrasi) : Disebabkan oleh gelombang laut (erosi morena)
Bentuk tanah sebagai akibat erosi :
  • Cliff : Pantai terjal & berdinding curam sebagai akibat abrasi
  • Relung : Cekung yang memiliki dinding cliff
  • Dataran abrasi : Hamparan wilayah daratan akibat abrasi
  • Ngarai : Lembah yang dalam
  • Batu jamur : Batu yang disebabkan erosi angin
b.   Sedimentasi, proses pengendapan batuan/tanah yang dilakukan oleh air, angin, dan es. Sedimentasi fluvial : Proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Bentuk lahan hasil sedimentasi fluvial :
1)        Delta : Endapan pasir, lumpur, & kerikil yang terdapat di muara sungai
2)        Bantaran sungai : Daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai/pada kelokan dalam sungai sebagai hasil endapan
Sedimen eolis (terrestrial) : Di daerah gurun/pantai
Sedimen marin : Proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di sepanjang pantai. Bentukan alam dari sedimen marin :
  • Beach/bisik : Bentukan deposisional umumnya pada pantai yang landai, terjadi jika swash membawa muatan sedimen
  • Bar : Gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil pengerjaan arus laut
  • Tombolo : Gosong pasor yang menghubungkan suatu pulau karang dengan pulau utama
c.    Pelapukan. Batuan yang telah terbentuk melalui berbagai proses akhirnya lama kelamaan akan mengalami proses penghancuran atau pelapukan. Batuan yang berukuran besar akan terpecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil, bahkan sampai menjadi debu. Pelapukan  dapat dibedakan menjadi pelapukan fisika, kimia dan biologik-mekanik.
Pelapukan fisika atau disebut pula desintegrasi adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah dekomposisi atau susunan kimiawinya. Proses ini bisa terjadi karena penyinaran matahari, perubahan suhu, dan pembekuan air pada celah-celah batuan.
Pelapukan Kimia atau disebut pula dekomposisi adalah proses penghancuran batuan dengan mengubah susunan kimiawi batuan yang terlapukan. Berlangsungnya proses tersebut memelukan. Pelapukan biologik-mekanik atau organik adalah pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang. Akar-akar yang masuk ke dalam tanah memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sehingga dapat menghancurkan batuan.
B.     Dampak Keragaman Muka Bumi Terhadap Kehidupan Manusia
Tenaga endogen umumnya bersifat membangun karena adanya material baru yang dikeluarkan dari dalam bumi.Material tersebut memperbaharui material lama di permukaan bumi yang telah mengalami pe- rubahan atau kerusakan oleh tenaga eksogen.Tenaga endogen juga membentuk permukaan bumi, sehingga terdapat bukit, pegunungan, lembah dan lain-lain.
Walaupun demikian, pada awal pembentukannya dirasakan sebagai sebuah bencana alam.Sebagai contoh, letusan gunung berapi pada awalnya menimbulkan kerusakan bagi lahan pertanian, hutan, permukiman dan menimbulkanpula korban jiwa yangbanyak.Namun, setelah letusan terjadi, material hasil letusan (abu, pasir dan material lainnya) mengganti lapisan tanah subur yang telah tipis karena erosi sehingga menjadi subur kembali.
Tenaga endogen dan eksogen memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari tenaga endogen adalah:
Dampak Positif dari endogen adalah:
  • Lapisan magma yang menembus kerak benua dan membeku di bawah permukaan tanah berpotensi mengandung mineral yang berharga seperti emas, perak, dan bahan tambang lainnya
  • Material letusan gunung berapi (efata) sangat kaya akan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Setelah mengalami proses pelapukan, material-material hasil letusan tersebut akan hancur dan menjadi tanah vulkanik yang subur, sehingga tidak heran jika banyak lahan pertanian yang subur berada di daerah ini.
  • Magma yang panas di bawah permukaan bumi juga akan memanaskan airtanah sehingga terbentuk uap yang berguna untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi. Magma juga memanaskan airtanah dan menjadi sumber air panas bagi keperluan wisata pemandian airpanas.
  • Endapan pasir dan batu juga terbentuk di sekitar gunungapi yang sangat berguna untuk bahan bangunan.
  • Terbentuknya gunung atau pegunungan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia pariwi- sata karena udaranya yang sejuk dan pemandan- gannya yang indah.
Disamping sejumlah dampak positif yang ditumbulkannya, tenaga endogen memiliki dampak negatif, yaitu di antaranya:
Dampak negatif dari endogen adalah
  • Lava dan lahar yang dikeluarkan oleh aktivitas gunungapi dapat merusak lahan pertanian, per- mukiman dan dapat menimbulkan korban jiwa.
  • Abu vulkanis yang dikeluarkan pada saat letusan dapat merusak tanaman, iritasi pada mata, tergang- gunya saluran pernapasan, menggangu aktivitas penduduk, terganggunya tansportasi, dan lain-lain.
  • Bom, lapili, pasir yang terhempas saat letusandapat merusak permukiman, dan pertanian. Agak berbeda dengan tenaga endogen, tenaga eksogen umumnya bersifat menghancurkan. Permukaan bumi yang telah dibentuk oleh tenaga endogen, kemudian lambat laun dihancurkan oleh tenaga eksogen. Walaupun memiliki sifat menghancurkan, tetapi tenaga eksogen memiliki dampak positif bagi kehidupan, di antaranya:
Dampak positif dari eksogen
  • Batuan dari hasil pembekuan magma akan bermanfaat bagi tumbuhan jika telah dihancurkan oleh tenaga eksogen menjadi partikel-partikel tanah.
  • Batuan beku terpecah-pecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil sehingga dapat dimanfaat- kan untuk berbagai keperluan terutama bahan bangunan.
  • Mineral-mineral berharga yang tadinya berada di bawah permukaan tanah lambat laun tersingkap oleh tenaga eksogen sehingga memberi manfaat bagi manusia.
Dampak negatif dari eksogen
  • Erosi mengakibatkan lapisan tanah yang subur berkurang atau hilang dan akibatnya tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
  • Erosi juga mengakibatkan sedimentasi di daerah yang lebih rendah dan terjadi pendangkalan di daerah danau atau waduk. Akibatnya kemampuan PLTA untuk menghasilkan listrik semakin berkurang.
  • Selain mengakibatkan pendangkalan, erosi juga menjadikan air sungai dan danau tidak lagi jernih. Akibatnya tidak lagi bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan minum atau mencuci. Makhluk hidup, khususnya ikan juga akan semakin berkurang jumlahnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keragaman bentuk muka bumi merupakan hasil kerja dari dua tenaga pembentuk muka bumi yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi berupa vulkanisme, diastropisme dan seisme, sedangkan tenaga eksogen yang mengubah bentuk muka bumi dipengaruhi oleh tiga proses yaitu pelapukan, erosi dan sedimentasi.
Saran
Dengan megetahui keragaman bentuk permukaan bumi serta bagaimana proses terbentuknya dan manfaatnya bagi kehidupan manusia, diharapkan kepada seluruh generasi muda untuk bisa membantu melestarikan bumi dan tidak merusaknya.
DAFTAR PUSTAKA 
Muh. Nurdin, S. W. warsito, Muh. Nursa’ban, 2008, Mari Belajar IPS Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs Kelas VII Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Smart Education

Demikianlah yang saya bagikan mengenai keragaman bentuk permukaan bumi semoga bermanfaat.