Makalah Wiraswasta dan Wirausaha

Kali ini admin postingkan makalah wirausaha dan wiraswasta silahkan simak di bawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif  yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
            Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.
B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
A.       Apakah pengertian kewirausahaan dan wiraswasta ?
B.        Apakah tujuan kewirausahaan ?
C.        Apakah manfaat kewirausahaan ?
D.       Bagaimanakah ruang lingkup kewirausahaan ?
E.        Apakah faktor penyebab keberhasilan kewirausahaan ?
F.         Apakah faktor penyebab kegagalan kewirausahaan ?
G.       Apakah tipe pokok wiraswasta ?
H.       Apakah kelebihan dan ciri-ciri wiraswasta ?
I.          Apakah perbedaan antara wirausaha dengan wiraswasta ?
C.  Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
A.  Apakah pengertian kewirausahaan dan wiraswasta ?
B.  Apakah tujuan kewirausahaan ?
C.  Apakah manfaat kewirausahaan ?
D.  Bagaimanakah ruang lingkup kewirausahaan ?
E.   Apakah factor penyebab keberhasilan kewirausahaan ?
F.   Apakah factor penyebab kegagalan kewirausahaan ?
G.  Apakah tipe pokok wiraswasta ?
H.  Apakah kelebihan dan ciri-ciri wiraswasta ?
 I.   Apakah perbedaan antara wirausaha dengan wiraswasta ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kewirausahaan
            Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuatsesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuatsesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut KamusBesar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atauberbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalanoperasinya serta memasarkannya.Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan PembinaanPengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
·   Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilakudan kemampuan kewirausahaan.
·   Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuanseseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarahpada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalamrangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperolehkeuntungan yang lebih besar.
   Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukanusaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya.Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimilikiseorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnyaadalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja,material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkannilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan padaorang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalahkewirausahaan merupakan sebuah proses mengkreasikan denganmenambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktuyang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resikosocial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasanserta kemandirian personal.
Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki olehseorang wirausahawan yakni:
  1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru denganmenambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui olehwirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakanhasil kreasi tersebut.
  2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yangdiberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalamkewirausahaan.
  3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yangmungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
            Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalahindependensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatubentukderajat kesuksesan usahanya.
Pengertian wiraswasta
            Wiraswasta dihubungkannya dengan istilah Saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa Sansekerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira, swa dan sta, masing-masing berarti; wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan watak; swa artinya sendiri; sta artinya berdiri. Sedangkan Saudagar terdiri dari dua suku kata. Sau berarti seribu, dan dagar artinya akal. Jadi, Saudagar berarti seribu akal. (Taufik Rashid)
Daoed Yoesoef menyatakan bahwa seorang wiraswasta adalah:
1.      Memimpin usaha, baik secara teknis dan/atau ekonomis, dengan berbagai aspek fungsionil seperti berikut :
a.       Memiliki, dipandang dari sudut permodalan, mungkin secara penuh (owner) atau secara bagian (co-owner)
b.      Mengurus dalam kapasitas sebagai penanggung jawab, sebagai manager
c.       Menerima tantangan ketidakpastian dan karenanya menanggung resiko ekonomi yang sulit diukur secara kuantitatif dan kualitatif
d.      Mempelopori usaha baru, menerapkan kombinasi-kombinasi baru, jadi disini wiraswasta sebagai pionir, tokoh yang dinamis, organisator, coordinator
e.       Penemu (inovator), peniru (imitator) dan yang berhubungan dengan ini, penyalur memindahkan teknologi.
1.      Memburu keuntungan dan manfaat secara maksimal.
2.      Membawa usaha ke arah kemajuan, perluasan, perkembangan, melalui jalan kepemimpinan ekonomi, demi :
a.       Kenaikan prestise
b.      Kebebasan (independence), kekuasaan dan kehormatan
c.       Kontinuitas usaha
            Yang terakhir ini merupakan perbuatan yang didorong tidak hanya oleh motif ekonomi tetapi juga oleh pertimbangan-pertimbangan psikologis, sosiologis, dan bahkan politis. Fungsi apa yang dilakukan oleh seorang wiraswasta serta bagaimana dia melakukan itu pada gilirannya memberikan kepadanya tipe kepribadian tertentu. Dipandang dari sudut ini kiranya dewasa ini dapat dibedakan lima tipe pokok wiraswasta.
B.     Tujuan Kewirausahaan
            Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkandi Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan diberbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para siswadiajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, dibawah ini diuraikan tujuan dari Kewirausahaan, sebagai berikut:
  1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
  2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
  3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuankewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,handal, dan unggul.
  4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan'orientasi Kewirausahaanyang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.
C.    Manfaat Kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial, yaitu:
  1. Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan pekerjaan barudalam ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagiwirausahawan misalnya : permintaan pelayanan sektor jasa meledak
  2. Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan lebihbanyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.
  3. Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: komputer digital,mesinfotokopi, laser, power steering.
  4. Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar internasionalmenyediakan peluang kewirausahaan.
D.    Ruang Lingkup Kewirausahaan
            Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum,ruang lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikansecara rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:
a.       Lapangan agraris
·         Pertanian
·         Perkebunan dan kehutanan
b.      Lapangan perikanan
·      Pemeliharaan ikan
·      Penetasan ikan
·      Makanan ikan
·      Pengangkutan ikan
c.       Lapangan peternakan
·      Bangsa burung atau unggas
·      Bangsa binatang menyusui
d.      Lapangan perindustrian dan kerajinan
·      Industri besar
·      Industri menengah
·      Industri kecil
·      Pengrajin
Ø  Pengolahan hasil pertanian
Ø  Pengolahan hasil perkebunan
Ø  Pengolahan hasil perikanan
Ø  Pengolahan hasil peternakan
Ø  Pengolahan hasil kehutanan
e.       Lapangan pertambangan dan energi
f.       Lapangan perdagangan
·        Sebagai pedagang besar
·        Sebagai pedagang menengah
·        Sebagai pedagang kecil
g.      Lapangan pemberi jasa
·         Sebagai pedagang perantara
·         Sebagai pemberi kredit atau perbankan
·         Sebagai pengusaha angkutan
·         Sebagai pengusaha hotel dan restoran
E.     Faktor Penyebab  Keberhasilan Kewirausahaan
a.       Kerja keras.
            Dalam menjalankan usaha kita perlu menyadari bahwa setiap orang yang menekuni bidang usaha, usaha apapun itu, dituntut untuk memiliki pemikiran untuk selalu bekerja keras dan tekun.
b.      Kerja sama dengan orang lain.
            Sebagai makhluk sosial, yang mau tidak mau kita musti bergantung kepada orang lain, maka dari itu semestinyalah kita belajar bergaul dan membawa diri pada orang lain.
c.       Penampilan yang baik.
            Penampilan adalah cerminan kebersihan hati dan perilaku seseorang, oleh karena itu, untuk menunjang usaha yang kita lakukan maka penampilan juga sangat berperan.
d.      Yakin, keyakinan.
      Segala sesuatu yang dilakukan wujudkan dalam diri kita bahwa kita bisa.
e.       Pandai membuat keputusan.
f.       Mau menambah pengetahuan.
            Seorang wirausahawan dituntut untuk selalu belajar dari sekelilingnya, lingkungan sekitarnya dan dari produk-produk yang dibuat.
g.      Pandai berkomunikasi.
Belajarlah mengeluarkan kalimat yang baik (sesuai).
F.     Faktor Penyebab Kegagalan Kewirausahaan
a.       Kurangnya dana untuk modal.
            Tidak semua kegagalan disebabkan karena modal yang tidak ada, akan tetapi sebagian besar kegagalan itu ada karena kurangnya dana.
b.      Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis.
            Berikan suatu jabatan kepada ahlinya, dengan kata lain tempatkan sesuatu pada tempatnya.
c.       Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang.
            Dalam berwirausaha, merencanakan sesuatu, atau menyusun sesuatu perlu disiapkan sebelumnya.
d.      Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluti (diteliti).
            Terkait dengan penjelasan point b diatas, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya, termasuk tempatkan minat dan bakat dimana orang itu berminat dan berbakat agar usaha atau pekerjaan yang dilakukan menjadi sahabat dan dapat ditekuni dengan baik.
e.       Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita harus dituntut untuk rajin, tekun, sabar, dan jangan putus asa.
f.       Kurang tekun dan teliti.
g.      Kurangnya pengawasan.
h.      Kemacetan yang sering terjadi.
i.        Pelayanan yang kurang baik.
j.        Tidak jujur dan kurang cekatan.
k.      Kurang inisiatif dan kurang kreatif.
l.        Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha.
m.    Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri-ciri kalau orang berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karena apabila perusahaan jadi kikir maka ia jelas irit.
n.      Banyak pemborosan dan penyimpangan.
o.      Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen.
p.      Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan.
q.      Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang.
r.        Memulai usaha tanpa pengalaman dan modal pinjaman.
s.       Banyaknya piutang ragu-ragu.
t.        Kekeliruan menghitung harga pokok. Dalam melakukan suatu usaha penjualan harus menghitung berapa banyak harga pokok.
G.    Lima tipe pokok wiraswasta
1.   Wiraswasta sebagai orang vak, “captain of industry”, di suatu bidang tertentu, dimana ia membaktikan prestasi teknik dan mengadakan penemuan ataupun peniruan. Yang menjadi perhatian utamanya adalah aspek teknik dari usaha yang dijalankannya, sedangkan langganan diperolehnya tidak secara disengaja tetapi melalui mutu barang dan/atau mutu prestasinya.
2.   Wiraswasta sebagai orang bisnis, yang terus menerus secara tekun menganalisa kebutuhan dan selera masyarakat, menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru melalui reklame. Yang menjadi perhatian dan keprihatinan utamanya adalah angka dan grafik penjualan dan karenanya juga barang (produksi) yang mempunyai masa depan yang cerah.
3.   Wiraswasta sebagai orang uang, yang mengumpulkan dan menyalurkan dana, mendirikan konsern-konsern, yang pada pokoknya bergerak di pasaran uang dan modal.
4.   Wiraswasta sebagai social engineer, pengusaha yang berusaha mengikat para pekerjanya melalui berbagai karya sosial (welfareworks), baik atas pertimbangan moral ataupun berdasarkan perhitungan zakelijk, yaitu mengelakkan kerugian yang diakibatkan pertukaran personil yang terlalu kerap dan cepat.
5.   Wiraswasta sebagai manajer, yang memajukan usahanya dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan bisnis modern dan memperhitungkan sepenuhnya azas efisiensi. Disini usaha meraih keuntungan tidak lagi sinonim dengan usaha mencapai pendapatan yang sebesar mungkin bagi si pengusaha, sebab alam pribadi pengusaha terpisah dari alam usaha itu sendiri.
      Kita mengharapkan secara nasional, kita memiliki bangsa yang kelak dapat berdiri penuh atas nilai-nilai kepribadian yang bermutu tinggi. Jadi kewiraswastaan terdiri dari 3 bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, yaitu:
1.      Sikap mental wiraswasta
2.      kewaspadaan mental wiraswasta
3.      Keahlian dan keterampilan wiraswasta
      Bagian ke-3 ini telah banyak didapatkan dari pendidikan sekolah-sekolah yang ada. Akan tetapi, bagian ke-1 dan ke-2 masih memerlukan banyak waktu dan pemikiran untuk mengembangkannya.
      Khususnya untuk masyarakat pedesaan, yang tingkat pendidikan formalnya hanya rata-rata sampai dengan Sekolah Dasar, maka pendidikan kewiraswastaan ini harus secara penuh diberikan untuk tiga unsur di atas. Dorongan untuk memajukan wiraswasta adalah seperti sebuah mobil yang tidak punya dinamo. Bila sang mobil didorong-dorong maka ia akan berjalan. Akan tetapi, begitu berhenti didorong, maka mobil pun berhenti. Bukankah yang kita perlukan dinamo? Dinamo yang dimaksudkan adalah daya penggerak diri.
      Jadi, setiap orang harus kita berikan dinamo itu agar dia dapat berjalan sendiri tanpa perlu didorong. Demikianlah peranan pendidikan kewiraswastaan dalam memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Dengan kata lain, bahwa untuk menjadikan jumlah penduduk yang besar menjadi modal pembangunan adalah melalui pendidikan kewiraswastaan. (Suparman Sumahamijaya).
      Moh. Said Reksohadiprodjo menulis, bilamana istilah wiraswasta diterima wira atau prawira berarti apa yang bersifat mulia atau luhur, dan swasta yang biasanya digunakan untuk menyatakan pihak bukan pemerintah, sebenarnya berarti kemampuan untuk berdiri (=sta) atas kekuatan sendiri (=swa), jadi kemampuan untuk berdikari, otonom, berdaulat atau merdeka lahir batin.
      Jadi seorang wiraswasta adalah seorang usahawan yang di samping mampu berusaha dalam bidang ekonomi umumnya dan niaga khususnya secara tepat guna (tepat dan berguna, efektif dan efisien), juga berwatak merdeka lahir batin serta berbudi luhur. Gambaran ideal manusia wiraswasta adalah orang yang dalam keadaan bagaimanapun daruratnya, tetap mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar dari kesulitan yang dihadapinya, termasuk mengatasi kemiskinan tanpa bantuan instansi pemerintah atau instansi sosial. Dan dalam keadaan yang biasa (tidak darurat) manusia-manusia wiraswasta bahkan akan mampu menjadikan dirinya maju, kaya, berhasil lahir dan batin, karena mereka mempunyai kelebihan sebagai berikut:
H.    Kelebihan seorang wiraswasta
1.      Tahu apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upayanya, dan menentukan program batas waktu untuk mencapainya.
2.      Berpikir teliti dan berpandangan kreatif dengan imajinasi konstruktif.
3.      Siap mental untuk menyerap dan menciptakan kesempatan serta siap mental dan kompetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran mengerjakan sesuatu yang positif.
4.      Membiasakan diri bersikap mental positif maju dan selalu bergairah dalam setiap pekerjaan.
5.      Mempunyai daya penggerak diri yang selalu menimbulkan inisiatif.
6.      Tahu mensyukuri dirinya, waktu dan mensyukuri lingkungannya.
7.      Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah.
8.      Memajukan lingkungan dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat menolong dirinya sendiri.
9.      Membiasakan membangun disiplin diri, bersedia menabung dan membuat anggaran waktu dan uang.
10.  Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan dan pengalaman pahit, serta berprihatin selalu.
11.  Menguasai salesmanship (kemampuan jual), memiliki kepemimpinan, dan kemampuan memperhitungkan resiko.
12.  Mereka berwatak maju dan cerdik, seta percaya pada diri sendiri.
13.  Mampu memusatkan perhatiannya terhadap setiap tujuannya.
14.  Berkepribadian yang menarik, memahami seni berbicara dan seni bergaul.
15.  Jujur, bertanggung jawab, ulet, tekun dan terarah.
16.  Memperhatikan kesehatan diri, tidak suka begadang, jangan menjadi perokok berat, tidak minum alkohol, dan narkotik.
17.  Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki, rakus, dendam, takut disaingi, khawatir dan ragu-ragu (hambatan yang dibuat sendiri).
18.  Tunduk dan bersyukur kepada Tuhan YME untuk mendapatkan ridhonya, beriman dan memperhatikan hukum Allah, peraturan dan hukum yang berlaku sebagai pedoman. (Suparman Sumahamijaya).
      Seorang wiraswasta ialah seseorang yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif, melaksanakan kegiatan perencanaan bermula dari ide sendiri, kemudian mengembangkan kegiatannya dengan menggunakan tenaga orang lain dan selalu berpegang pada nilai-nilai disiplin dan kejujuran yang tinggi.
      Jika ada orang melaksanakan usaha, mencapai kemajuan sebagian besar melalui KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) atau hanya sebagai calo, tukang catut, maka dia itu tak tergolong wiraswasta sejati, bisnis seperti ini akan mengalami kehancuran pada waktunya.
            Jadi ciri-ciri seorang wiraswasta ialah:
1.      perilaku orangnya terpuji, disiplin, jujur, tekun
2.      Berani menanggung resiko dengan penuh perhitungan yang matang
3.      Mempunyai daya kreasi, motivasi dan imajinasi
4.      Hidup efisien, tidak boros, tidak pamer kekayaan (demonstration effect).
5.      Mampu menarik orang lain, karyawan untuk bekerjasama
6.      Mampu menganalisa, melihat peluang-peluang
I.       Perbedaan antara wirausaha dengan wiraswasta
            Definisi wirausaha antaralain adalah seseorang yang dapat mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang yang berani menanggung resiko atas bisnis yang ia tekuni. Orang tersebut juga melihat bahwa terdapat suatu peluang luar biasa dalam suatu bidang. Seseorang yang mengorganisir dan menanggung resiko sebuah bisnis atau usaha.
            Sedangkan pengertian wiraswasta adalah orang yang berani bersikap, berfikir dan bertindak menurut kemampuan dan keberanian untuk menciptakan pekerjaan sendiri, mencari nafkah dan berkarir dengan sikap mandiri. Seseorang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan resiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut.
            Jadi perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta terletak pada sikap mental dan suatu bentuk gerak usaha dari perwujudan sikap itu sendiri. Jelas bahwa wirausaha merupakan suatu bentuk usaha sendiri. Artinya, orang yang berwirausaha pasti bekerja sendiri, bukan bekerja pada orang lain. Sedangkan wiraswata merupakan suatu sikap mental yang berani berdiri diatas kekuatan sendiri. Sikap ini bisa digunakan bagi seorang karyawan yang bekerja ‘ikut orang’ atau bagi yang punya usaha sendiri.
            Sebagian ahli mambedakan kedua istilah wirausaha dengan wiraswasta, tetapi perbedaan itu dinilai tidaklah terlalu signifikan. Sehingga dalam banyak literatur, antara istilah wiraswasta dan wirausaha sering berganti tempat alias artinya dianggap sama. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kedua istilah tersebut tidak dibedakan artinya atau dianggap sama. Perbedaan lain yang hampir mirip dengan contoh diatas adalah kewirausahaan, wirausahawan, pengusaha dan swasta. 
BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
            Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, berbudi luhur, berani dan berwatak agung. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia itu dikatakan bahwa kewirausahaan adalah:
a.       Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru.
b.      Menentukan cara produksi baru.
c.       Meyusun operasi untuk mengadakan produk baru. 
d.      Mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
e.       Usaha berarti perbutan amal, berupa sesuatu, bekerja atau berusaha. Jadi wira usaha secara etimologi berarti pejuang yang berbuat sesuatu.
             Instruksi Presiden No.4/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja tekhnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang baik dan keuntungan yang lebih besar.
            Kata inovasi pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter 1953, inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi atau biasa juga disebut sebagai koordinasi baru dalam inovasi itu juga dapat menciptakan nilai tambah, yang berkaitan dengan oraganisasi. Pemegang saham maupun masyarakat luas. Jadi inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Kombinasi baru itu dapat merujuk pada produk jasa, proses kerja pasar, kebijakan dan sistem baru.
DAFTAR PUSTAKA
google.com
wikipedia.org
Abdullah, Hobir. (1996). “wirausaha dan wiraswasta”. Jakarta : Erlangga.
Yusuf, Suhendra. (1994). Teori Terjemah.Bandung : Pustaka Jaya.

Demikianlah yang saya bagikan mengenai makalah wirausaha dan wiraswasta semoga bermanfaat.