Makalah Pasar Uang Internasional

Kali ini admin postingkan makalah pasar uang internasional silahkan simak di bawah ini.

BAB I

PENDAHULUAN



Latar Belakang

Di kebanyakan pasar keuangan domestik, kebutuhan akan dana pinjaman dan pembiayaan disediakan oleh kreditor atau investor dalam negara yang sama. Pada suatu titik ekstrem di mana transaksi internasional sama sekali dilarang, kreditor dan investor akan dipaksa untuk menyalurkan dananya di dalam negeri.

Pada titik ekstrem yang lain, keberadaan pasar sempurna tanpa hambatan (termasuk tiadanya biaya transaksi atau pajak) di pasar keuangan dan pasar kekayaan riil (properti) akan menyebabkan kreditor dan investor melakukan transaksi dalam suatu pasar tunggal dan terintegrasi. Dalam kondisi ekstrem semacam Ini, pasar keuangan akan berintegrasi secara internasional sampai suatu tingkat di mana tidak ada satu peluang pasar yang hanya khusus ada di suatu negara. Adanya pasar kekayaan riil yang terintegrasi sempurna akan menyebabkan siklus ekonomi di semua negara akan bergerak dalam arah yang sama.

Fakta menunjukkan bahwa konfigurasi dari pasar keuangan internasional berada di antara kedua titik ekstrem semacam itu. Beberapa rintangan menghambat pasar kekayaan riil dan finansial untuk menjadi terintegrasi secara penuh, seperti perbedaan pajak, bea masuk, kuota, ketidakleluasaan tenaga kerja untuk berpindah, perbedaan budaya, perbedaan laporan keuangan, dan biaya mentransfer informasi yang substansial antar negara. Meskipun demikian, rintangan-rintangan ini dapat pula menciptakan peluang yang unik bagi pasar tertentu sehingga menarik kreditor dan investor internasional. Sebagai contoh, rintangan seperti bea masuk, kuota, dan ketidakbebasan tenaga kerja untuk berpindah dapat mengakibatkan kondisi ekonomi suatu negara menjadi demikian berbeda dengan negara lain. Investor dan kreditor mungkin saja melakukan bisnis di negara tersebut untuk memanfaatkan kondisi unik tapi menguntungkan dari negara tersebut.



Rumusan Masalah

Dengan konfigurasi pasar keuangan yang tidak sempurna, sekarang mari kita simak beberapa motif umum bagi investor dan kreditor untuk memasuki pasar keuangan internasional. Motif ini terbukti telah mendorong internasionalisasi pasar keuangan.



Tujuan

investor biasanya mempunyai satu atau lebih motif-motif di bawah ini dalam melakukan investasi di pasar internasional :

Ø     Kondisi perekonomian: Perusahaan-perusahaan di negara tertentu biasanya mengharapkan kinerja lebih menguntungkan dengan beroperasi di negara lain. Misalnya, dilonggarkannya hambatan-hambatan di negara-negara Eropa pada akhir dasawarsa 1980-an terbukti menciptakan kondisi perekonomian yang menguntungkan bagi Jerman Barat, karena konsumen di Jerman Timur diperbolehkan membeli lebih banyak produk dari Jerman Barat. Kondisi semacam itu menarik minat investor asing dan kreditor untuk membeli surat berharga di Jerman Barat.

Ø     Harapan terhadap kurs valas: Kebanyakan investor membeli surat-surat berharga dalam mata uang yang nilainya diharapkan mengalami apresiasi terhadap mata uang negara si investor. Dari perspektif investor asing, kinerja investasi semacam itu amat tergantung dari pergerakan nilai mata uang.

Ø     Diversifikasi internasional: Investor besar kemungkinan memperoleh manfaat dari diversifikasi kekayaan portofolionya secara internasional. Bukti empiris menunjukkan bahwa pengurangan resiko dalam jumlah yang substansial dapat terjadi akibat diversifikasi internasional. Manfaat berupa pengurangan resiko dapat dijelaskan dengan perbedaan kondisi ekonomi antar negara, sehingga seluruh portofolio seorang investor tidak hanya semata-mata tergantung pada kondisi perekonomian suatu negara. Selain itu, akses terhadap pasar luar negeri juga memungkinkan investor untuk menanam modal pada lebih banyak kelompok industri yang mungkin tidak tersedia banyak di dalam negeri. Ini sering dialami oleh investor yang tinggal di negara yang perusahaan-perusahaannya relatif terkonsentrasi pada sejumlah kecil industri saja.

Alasan Pemilihan Judul



Bisnis internasional dipermudah oleh pasar keuangan internasional yang menyebabkan perdagangan valas dan aliran modal berjalan lancar antarnegara. Bab ini akan menguraikan dampak ketidaksempurnaan pasar, berbagai pasar keuangan internasional dan peranannya dalam memperlancar bisnis internasional. Transaksi yang berasal dari bisnis internasional menyebabkan uang mengalir dari satu negara ke negara lain.

 

BAB II

PEMBAHASAN



·         Motif Kreditor Menyediakan Kredit di Pasar Internasional

Kreditor biasanya mempunyai satu atau lebih motif-motif di bawah ini dalam menyalurkan kredit di pasar internasional:

Ø     Tingginya suku bunga internasional: Banyak negara mengalami kekurangan dana yang dapat dipinjamkan, yang pada gilirannya menyebabkan suku bunga domestik relatif tinggi. Kondisi semacam ini akan mendorong kreditor asing untuk berupaya memanfaatkannya dengan menawarkan modal ke pasar negara tersebut. Suku bunga domestik yang tinggi sering mencerminkan tingginya harapan inflasi di negara tersebut. Karena inflasi dapat mengakibatkan depresiasi mata uang lokal terhadap mata uang lain, tingginya suku bunga di negara tersebut mungkin saja ditutup dengan melemahnya mata uang lokal selama periode tertentu. Kendati hubungan antara inflasi yang diharapkan dan pergerakan mata uang domestik tidak selalu tepat (karena tentu ada faktor lain yang mempengaruhi pergerakan nilai mata uang), para kreditor yakin bahwa keuntungan suku bunga di suatu negara tidak akan hilang akibat depresiasi mata uang lokal selama periode tertentu.

Ø     Harapan terhadap kurs valas: Kreditor biasanya mempertimbangkan untuk mensuplai modal kepada negara-negara yang mata uangnya diharapkan mengalami apresiasi terhadap mata uang negara si kreditor. Apa pun bentuk transaksi yang dilakukan berupa obligasi atau pinjaman internasional, kreditor akan untung bila nilai mata uang yang mendenominasi transaksinya menguat dibanding mata uang negara si kreditor.

Ø     Diversifikasi internasional: Para kreditor dapat memperoleh keuntungan dari diversifikasi internasional, yang mengurangi kemungkinan bangkrutnya peminjam pada saat yang bersamaan. Efektifitas dari strategi semacam ini tergantung dari korelasi kegiatan ekonomi antar negara. Diversifikasi antar negara akan kurang efektif bila negara yang bersangkutan cenderung mengalami siklus bisnis yang kurang lebih sama.



·                     Motif Berburu Dana di Pasar Internasional

Sama seperti investor dan kreditor yang mempertimbangkan pasar keuangan internasional dalam mengalokasikan dananya, perusahaan dan pemerintah juga mempertimbangkan pasar keuangan Internasional sebagai salah satu sumber dananya.

Peminjam biasanya mempunyai satu atau lebih beberapa motif berikut ini ketika meminjam dari pasar internasional:

Ø     Suku bunga rendah: Beberapa negara mengalami kelebihan suplai dana dibanding permintaannya sehingga suku bunga relatif rendah. Rendahnya suku bunga di pasar internasional akan menarik para peminjam untuk berupaya meminjam dana dari para kreditor di negara tersebut. Namun, suatu negara dengan suku bung? relatif rendah sering mengalami laju inflasi yang rendah pula. Karena perbedaan inflasi semacam ini dapat menimbulkan dorongan ke atas terhadap nilai mata uang asing, setiap manfaat bagi peminjam dalam bentuk suku bunga yang rendah dapat dihilangkan dengan menguatnya suatu mata uang. Nilai mata uang asing yang dipinjam ketika dikonversi ke dalam mata uang lokal akan menjadi lebih rendah nilainya dibanding ketika digunakan untuk membeli kembali mata uang asing tersebut untuk membayar pinjaman. Kendati demikian, dalam praktik hubungan antara perbedaan inflasi yang diharapkan dan pergeseran mata uang tidak selamanya sesuai dengan “teori”. Akibatnya, banyak peminjam memilih meminjam dari pasar yang suku bunganya rendah karena mereka tidak mengharapkan pergerakan mata uang akan menuju arah yang tidak menguntungkan.

Ø    Harapan kurs valas: Peminjam, yang mengharapkan suatu kurs mata uang asing akan mengalami depresiasi, kebanyakan mempertimbangkan untuk meminjam valuta asing tersebut dan mengkonversinya ke dalam mata uang lokal. Tentunya para peminjam tersebut juga mengharapkan kurs valas ketika dikonversi ke dalam mata uang lokal melebihi kurs ketika membeli kembali valas tersebut untuk membayar pinjaman.

Di Indonesia, arus globalisasi dan gelombang deregulasi, secara simultan maupun terpisah, telah mempercepat integrasi sektor keuangan Indonesia dengan pasar uang dan modal internasional. Salah satu indikasi kuat mengenai hal Ini adalah meningkatnya kegiatan pinjaman offshore (“pinjaman lepas pantai” atau “pinjaman luar negeri”) yang dilakukan oleh badan-badan usaha Indonesia. Lonjakan tajam pinjaman offshore oleh badan usaha Indonesia terjadi pada tahun 1990, yang mencapai komitmen 5,6 miliar dolar AS. Boediono (1991) men-catat bahwa bank-bank pemerintah merupakan peminjam terbesar dibanding bank-bank swasta, LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank) dan perusahaan non keuangan selama 1989-1990.

Yang menarik, sejak krisis ekonomi merebak mulai Juli 1997, se-makin jelas bahwa konglomerat Indonesia bukan lagi merupakan aset nasional tetapi lebih menjadi utang nasional. Betapa tidak. Kajian Pusat data Bisnis Indonesia menunjukkan bahwa: (1) terdapat 10 debitur terbesar yang menyerap Rp. 51,9 triliun atau 39,7% total utang perbankan; (2) terdapat 100 grup di mana 80 grup di antaranya memiliki utang di alas Rp. 100 miliar, bahkan dari jumlah tersebut ada 31 grup konglomerat dengan utang di atas Rp 1 triliun (Sindhunata & Reni, 1998). Sebagai ilustrasi, Tabel 6.1. menyajikan rangkuman total pinjaman (loan) dan pinjaman dalam bentuk valas (loan in forex) dari 100 grup bisnis di Indonesia.



Transaksi internasional semakin diperlancar dengan tumbuhnya berbagai pasar keuangan internasional. Gambar 6.1 menyajikan ilustrasi yang merangkum berbagai jenis pasar keuangan internasional be-serta masing-masing jenis transaksinya. Masing-masing pasar ini mempunyai spesialisasi yang berbeda dalam fungsinya sebagai perantara unit ekonomi yang memiliki kelebihan dana (surplus units) dan unit ekonomi yang kekurangan dana (deficit units), Jenis-jenis pasar yang dikenal dalam pasar keuangan internasional adalah: (1) pasar Eurocurrency, (2) pasar Eurocredit, (3) pasar Eurobond, (4) pasar modal internasional, (5) pasar currency swap, futures, options, dan forward.



·         Pasar Eurocurrency

Pasar Eurocurrency memudahkan transfer dana internasional khususnya yang berjangka waktu pendek. Dalam pasar ini, bank-bank komersial menjadi perantara: menerima deposito berjangka pendek dalam berbagai mata uang, dan kemudian memanfaatkan dana ini untuk disalurkan dalam kredit yang berjangka pendek juga. Biasanya transaksi dilakukan dalam kategori “perdagangan besar”, dengan nilai transaksi $1 juta atau lebih. Deposan dan peminjam utama dalam pasar ini adalah perusahaan besar dan lembaga-lembaga pemerintah. Volume transaksi Eurocurrency dalam suatu area tertentu biasanya tergantung dan besar kecilnya tingkat bisnis internasional dalam area tersebut.

Sejarah pertumbuhan pasar Eurocurrency tidak dapat dilepaskan dengan munculnya pasar Eurodollar. Pasar Eurodollar, yang tumbuh sejak dasawarsa 1960-an, diciptakan karena banyak perusahaan AS mendepositokan dolar AS di bank-bank Eropa.

Bank yang berada di dataran Eropa ini tentu saja mau menerima deposito dalam dolar karena mereka, kemudian, dapat meminjamkan dolar tersebut kepada para langganannya di Eropa. Karena dolar AS secara luas digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional berarti selalu ada kebutuhan akan dolar di Eropa. Deposito dalam dolar AS yang disimpan di bank-bank yang berlokasi di Eropa dan benua lainnya menjadi terkenal dengan sebutan Eurodollars.

Pertumbuhan pasar Eurodollar dipercepat karena kejadian berikut:

Pertama, peraturan AS pada tahun 1968, yang membatasi bank-bank AS dalam menarik pinjaman luar negeri. Akibatnya, anak-anak cabang TNC yang berasal dari AS berupaya mendapatkan dolar AS dari bank-bank di Eropa. Kedua, pagu suku bunga yang dikenakan pada deposito dolar di AS telah mendorong dilakukannya transfer dolar ke pasar Eurodollar mana peraturan semacam itu tidak ada sama sekali. Ketiga, persyaratan cadangan wajib (reserve requirements) tidak dikenakan terhadap deposito Eurodollar. Akibatnya, bank-bank dapat menurunkan spread (selisih antara suku bunga pinjaman dan deposito) dan masih menikmati laba yang memadai. Yang terakhir ini membuat pasar Eurocurrency semakin populer, karena bank-bank tersebut dapat menawarkan suku bunga yang menarik kepada pemerintah dan perusahaan yang mempunyai kelebihan dana, dan pada saat bersamaan dapat menawarkan suku bunga pinjaman yang menarik bagi perusahaan dan pemerintah yang kekurangan dana. Keempat, pasar Eurodollar mendapat kucuran dana melimpah dari negara-negara pengekspor minyak yang baru menikmati windfall profit (rejeki nomplok) akibat naiknya harga minyak. Deposito dolar yang berasal dari pendapatan minyak negara-negara anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) sering disebut sebagai petrodollars. Pasar Eurocurrency yang mendaur ulang dana dari “emas hitam” ini dalam wujud penyaluran kredit kepada negara-negara lain yang membutuhkan. Bagaimana mekanisme daur ulang petrodollar ini dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Pasar Eurocurrency secara luas termasuk bank-bank di Asia yang menerima deposito dan menyalurkan pinjaman dalam mata uang asing (terutama dolar). Pasar Eurocurrency di Asia (sering disebut Asian market) terkonsentrasi khususnya di Hongkong dan Singapura. Perbedaan antara pasar Eurocurrency di Asia dan Eropa hanya masalah lokasi. Pasar dolar Asia tumbuh untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang menggunakan dolar AS (dan mata uang “keras” lainnya) sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional. Para pengusaha yang melakukan bisnis di Asia tidak dapat hanya mengandalkan bank-bank di Eropa karena jarak dan perbedaan zona waktu.

Apalagi pemerintah Singapura memberikan kemudahan-kemudahan pajak dalam wujud penghapusan 40% withholding tax atas bunga yang dibayar kepada orang asing pada tahun 1968 dan mengurangi pajak atas laba bank khususnya Asian dollar offshore loan dari 40% menjadi 10% pada tahun 1973. Keringanan dan penghapusan pajak semacam ini jelas amat berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar dolar Asia.



·         Pasar Eurocredit

Pasar Eurocredit melayani unit ekonomi yang kekurangan dana, terutama dalam kredit jangka menengah. Syarat pinjaman jangka menengah biasanya lebih dari satu tahun dan masa jatuh tempo umumnya lima tahun. Perbedaan utama antara kredit di pasar Eurocredit dan Eurocurrency adalah pada jangka waktu kreditnya. Bank-bank komersial yang berperan aktif dalam pasar Eurocurrency sebagai lembaga perantara juga dapat bermain di pasar Eurocredit. Perusahaan dan pemerintah umumnya meraup dana sebanyak-banyaknya dari pasar ini.

Eurobank menerima deposito jangka pendek dan kadang-kadang memberikan pinjaman dalam jangka waktu yang lebih panjang, akibat-nya sering terjadi mismatch antara kekayaan dan kewajibannya. Ini dapat memperburuk kinerja bank tersebut dalam periode suku bunga yang meningkat karena mereka mungkin telah meminjam Eurocredit padahal suku bunga deposito yang hams dibayar cenderung meningkat. Untuk menghindari hal ini, banyak Eurobank sekarang menggunakan suku bunga mengambang bila meminjam Eurocredit (floating-rate Eurocredit loans). Suku bunga mengambang ini sejalan dengan pergerakan suku bunga di beberapa pasar uang, seperti LIBOR (London Interbank Offer Rate), yaitu suku bunga yang umumnya dikenakan bagi pinjaman antarbank di Eropa. Sebagai contoh, suatu pinjaman Eurocredit bisa saja memiliki suku bunga yang disesuaikan setiap enam bulan sekali dan dipatok pada harga “LIBOR ditambah 1%”. Satu persen dalam contoh ini merupakan premi yang harus dibayar di atas LIBOR dan besar kecilnya tergantung dari resiko kredit si peminjam.

Dalam banyak kasus, jumlah kredit yang diminta oleh pemerintah atau perusahaan besar melebihi jumlah kredit dapat yang ditawarkan oleh suatu bank komersial. Akibatnya, kredit sindikasi, di mana beberapa bank berpartisipasi dengan bekerjasama memberikan dana kepada suatu peminjam, sering dilakukan. Inilah yang dikenal dengan nama syndicated Eurocredit loans. Dengan cara ini, resiko kredit macet tidak ditanggung oleh satu bank tetapi ditanggung bersama.

Gambar 6.3. menyajikan ilustrasi adanya keterkaitan antara pasar kredit domestik di inggris, Jepang dan AS. Pasar Eurocurrency menawarkan suku bunga deposito dan pinjaman dengan harga yang kompetitif di masing-masing negara dalam bentuk Eurodollars, Euroyen, dan Europounds. Pasar valas spot dan forward memungkinkan adanya per-dagangan valas pada harga yang juga kompetitif. Karena pasar valas dan Eurocurrency mempunyai hubungan yang erat, bank-bank inter-nasional biasanya melakukan perdagangan di pasar tersebut dalam ruangan yang sama.



·         Pasar Eurobond

Pasar Eurobond memudahkan transfer dana jangka panjang dan pihak yang kelebihan dana kepada yang kekurangan dana. Dengar kata lain, pasar Eurobond mengisi kekosongan penyediaan dana jangka panjang yang tidak dapat diberikan oleh pasar Eurocurrency dan Eurocredit. Beberapa bank komersial berpartisipasi dalam pasar ini dengan membeli Eurobond (obligasi) sebagai investasi. Tugas utama bank ini adalah melayani perusahaan besar dan pemerintah dalam memasarkan obligasi. Biasanya bank-bank ini menempatkan Eurobond bersama lembaga investor seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bond mutual funds.

Munculnya pasar Eurobond salah satunya diakibatkan oleh pajak persamaan bunga (Interest Equalization Tax) yang ditetapkan oleh pemerintah AS pada tahun 1963 untuk mencegah investor AS membeli surat berharga luar negeri. Akibatnya, peminjam-peminjam dari luar AS yang tadinya menjual surat berharga kepada investor AS mulai menoleh ke pasar selain AS. Inilah awal menjamurnya pasar Eurobond.



·         Pasar Modal Internasional

Pasar modal internasional melayani transfer dana jangka panjang dalam wujud investasi ekuiti (equity investment). Pertumbuhan yang mengesankan dalam transaksi saham internasional sebagian besar diakibatkan oleh adanya international mutual funds. Yang terakhir ini, selain memiliki lebih banyak informasi mengenai perusahaan-perusahaan asing, juga mempunyai akses yang lebih mudah ke pasar internasional dibanding investor individu. Dengan demikian, mereka dapat mengumpulkan dana dari investor individu untuk menciptakan suatu portofolio saham internasional.



·         Pasar Currency Swap, Futures, Options, dan Forward

Transfer dana internasional dalam pasar keuangan internasional seringkali menempatkan para pelaku ekonomi dalam kondisi mudah menderita resiko valas, resiko suku bunga, ataupun resiko pasar. Resiko ini, dalam praktik, dapat diminimisasi melalui pasar currency swap, futures, options, dan forward. Para pelaku ekonomi menggunakan pasar-pasar ini untuk melakukan spekulasi dan bukan berjaga-jaga (hedge). Bank-bank komersial dan perusahaan sekuritas merupakan perantara utama dalam pasar swap. Perusahaan sekuritas menangani transaksi future dan option.



·         Dampak Melonjaknya Transaksi Internasional

Melonjaknya volume transaksi internasional di pasar aset finansial dan riil telah mendongkrak transaksi di pasar valuta asing (valas) secara substansial. Laju perputaran (turnover) valas diperkirakan oleh Rybczynski (1988) melebihi $400 miliar, dengan perincian 2,5% untuk membeli barang dan jasa, dan 97,5% untuk membeli aset finansial. Bank-bank komersial yang melayani pasar ini menawarkan valas untuk keperluan mendesak (spot) dan masa mendatang (forward).

Fakta menunjukkan globalisasi pasar valas tumbuh lebih cepat dibanding investasi internasional, dengan laju perputaran bersih terpusat di tiga pasar keuangan internasional terbesar, yaitu London, New York dan Tokyo. Diperkirakan dalam enam tahun terakhir laju perputarannya telah meningkat tiga kali lipat. Sebuah survei pasar yang dilakukan Federal Reserve of New York, Bank of Japan, dan Bank of England menunjukkan bukti bahwa laju turn over (perputaran) saat ini di ketiga pasar tersebut mendekati nilai sebesar $1 triliun setiap hari; jauh lebih tinggi dari angka pada April 1989 yang “hanya” $640 miliar (Goldstein, etal, 1993). Tabel 6.2 secara rinci merangkum hasil survei itu.



Tabel 6.2. Laju Perputaran Bersih Pasar Valas
(Dalam Miliar Dolar AS Setiap Hari)



Negara
Maret 1986
April 1989
April 1992
Inggris USA
90 59
187 129
300 192
Jepang
48
115
128
Singapura
td
55
74
Swiss
td
57
68
Hongkong
td
49
61
Jerman
td
td
57
Perancis
td
26
35
Australia
td
30
30
Kanada
9
15
22

Catalan: td = tidak tersedia data.

Sumber: Goldstein, etal. (1993: h. 24).



Tabel 6.2 memperlihatkan bahwa total perputaran bersih di 9 pasar valas tumbuh hingga mencapai angka $910 miliar pada tahun 1992, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 37% dibanding tahun 1989. Tidak berlebihan bila laju perputaran bersih di seluruh pasar valas dunia menembus angka $1 triliun setiap hari. Sebagai perbandingan, cadangan non-emas seluruh negara industri mencapai hanya $555.6 miliar pada akhir April 1992. Tabel ini juga menunjukkan bahwa pasar valas Inggris masih memegang supremasi sebagai pasar valas paling aktif ($300 miliar), diikuti USA ($192 miliar), Jepang ($128 miliar), Singapura ($74 miliar), dan Swiss ($68 miliar).

Dari sisi mata uang yang digunakan, dolar AS masih memegang peranan yang dominan. Kendati demikian, penggunaan mata uang lain dewasa ini semakin meningkat. Menurunnya dolar AS sebagai alat tukar dalam transaksi valas diakibatkan oleh meningkatnya penggunaan Deutsche Mark (DM). Yang terakhir ini merupakan konsekuensi logis dari liberalisasi aliran modal dan Sistem Moneter Eropa yang menempatkan DM sebagai leading currency.

Sementara itu, kita dapat mengamati derasnya gelombang globalisasi dari perkembangan pasar modal yang menuju fully integrated markets, artinya para pemodal dapat melakukan diversifikasi investasi di mana saja tanpa hambatan. Namun apabila pemodal asing menghadapi hambatan yang substansial dalam melakukan investasi di pasar modal dan pemodal lokal sulit melakukan diversifikasi internasional sehingga pembentukan harga lebih dipengaruhi pasar lokal, maka pasar modal tersebut disebut condong pada segmented markets. Studi Pudjiastuti dan Husnan (1994), sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 6.3, mengindikasikan bahwa beberapa pasar modal di Asia Pasifik sudah mengarah ke integrated markets (bursa Tokyo, Hongkong, Singapura), bursa Kuala Lumpur dan New Zealand bisa dikatakan berada dalam bentuk “antara” (artinya pemodal asing diizinkan melakukan investasi di bursa tersebut kendati dengan batasan-batasan tertentu, dan pemodal domestik juga melakukan diversifikasi internasional meskipun masih terbatas), sedangkan bursa lainnya diklasifikasikan segmented markets.



BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di depan tentang tinjauan umum pasar keuangan internasional dapat disimpulkan bahwa bisnis internasional dipermudah oleh pasar keuangan internasional yang menyebabkan perdagangan valas dan aliran modal berjalan lancar antar negara.

Menurut saya, di jaman ini transaksi yang berasal dari bisnis internasional menyebabkan uang mengalir dari satu negara ke negara lain.


DAFTAR PUSTAKA



Kuncoro Mudrajad, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogya. 1996. BPFE Yogya. Manajemen Keuangan Internasional. (Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global) Edisi 2.

John McClenahen & Jill Jusco. JIT Inventory Systems Holds Appeal. 2001. 
Suliawan. Aplikasi Metode Just-In-Time pada PT. Tri Dharma Wisesa. Medan : Digital Library USU. 2005.


Demikianlah yang saya bagikan mengenai pasar uang internasional semoga bermanfaat.