Makalah Periode Menjelang Prokmalasi

Kali ini admin posting makalah periode atau peristiwa yang terjadi menjelang prokmalasi kemerdekaan republik Indonesia ini. silahkan dibaca berikut ini.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Warga Negara Indonesia seharusnya mengetahui peristiwa bagaimana Negara Indonesia itu merdeka, dengan peristiwa apa Indonesia bisa merdeka. Selain kita mengetahui sejarahnya kita harus juga tahu bagaimana para pahlawan terdahulu, mereka kerja keras melawan penjajah melakukan pertempuran diplomatik dengan penjajah. Semua yang dilakukan oleh para pahlawan itu hanya untuk satu tujuan yaitu kemerdekaan Indonesia. Berbagai peristiwa telah terjadi. Peristiwa itu telah menjadi sebuah warisan yang pada saat ini kita diharapkan dapat menggali, menganalisa, mengumpulkan, sehinga menjadi sebuah catatan yang berharga dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.
Dalam makalah ini menceritakan peristiwa sekitar proklamasi, bagaimana perjuangan para tokoh bangsa yang sangat bersemangat dalam memproklamirkan kemerdekaannya. Sehingga mencapai sebuah kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa ini merupakan peristiwa yang harus diingat sepanjang masa oleh rakyat Indonesia sendiri. Dimana kita akan selalu mengenang jasa-jasa para pahlawan dalam memerdekakakn Negara Indonesia. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami  merasa tertarik membahas Peristiwa Menjelang Proklamasi
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses pembentukan PPKI?
2.      Mengapa terjadi perbedaan pendapat Antara golongan muda dan golongan tua?
3.      Seperti apa perumusan teks proklamasi?
4.      Bagaimana detik-detik proklamasi?
5.      Bagaimana naskah proklamasi?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui proses pembentukan PPKI.
2.      Untuk mengetahui perbedaan pendapat golongan muda dan golongan tua.
3.      Untuk mengetahui peristiwa penting yang terjadi sekitar proklamasi.
4.      Untuk mengetahui perumusan teks proklamasi.
5.      Untuk mengetahui naskah proklamasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Pembentukan PPKI
     Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa indonesia. Menurut pengumuman Nanpoo Gun (pemerintah tentara jepang untuk seluruh daerah selatan), tanggal 7 Agustus 1945 (Kan Poo No.72/2605k.11), pada pertengahan bulan agustus 1945 akan dibentuk panitia persiapan kemedekaan indonesia atau “dokuritsu Zyunbi Iinkai”.
     Untuk keperluan membentuk panitia itu pada tanggal 8 agustus; insinyur soekarno, drs. Mohammad hatta, dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke saigon atas panggilan jenderal besar Terauchi, saiko sikikan untuk daerah selatan ( Nan Poo Gun ), jadi penguasa tersebut juga meliputi kekuasaan wilayah indonesia, menurut soekaro, jenderal terauchi pada tanggal 9 agustus memberikan kepadanya 3 cap yaitu:
1.      Soekarno diangkat sebagai ketua panitia kemerdekaan indonesia, moh. Hatta sebagai wakil ketua, dan dr. Radjiman sebagai anggota.
2.      Panitia persiapan boleh mulai bekerja padda tanggal 9 agustus itu.
3.      Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuh nya kepada panitia.
Panitia persiapan kemerdekaan atau dokurtsu zyunbi iinkai itu terdiri atas 21 orang termasuk ketua dan wakil ketua. Adapun susunan keanggotaan PPKI  adalah sebagai berikut:
1.      Ir. Soekarno ( Ketua)
2.      Drs. Moh Hatta (wakil ketua)
3.      Dr. Raziman widyodinigrat
4.      Ki bagus hadi koesoemo
5.      Otto iskandar dinata
6.      Pangeran purbojo
7.      Pangeran soerjohamidjojo
8.      Soetardjo kartohamidjojo
9.      Prof. Dr. Mr. Soepomo
10.  Abdul kadir
11.  Drs. Yap Tjwan Bing
12.  Dr. Mohammad amir (didatangkan dari sumatera)
13.  Mr. Abdul aba ( didatangkan dari sumatera)
14.  Dr. Ratulangi (didatangkan dari sulawesi)
15.  Andi pangeran ( didatangkan dari sulawesi)
16.  Mr. Latuharhary
17.  Mr. Pudja (didatangkan dari bali)
18.  Hamidan (didatangkan dari kalimantan)
19.  R.P Soeroso
20.  Abdul wachid hasyim
21.  Mr. Muhammad hasan ( didatangkan dari sumatera)
     Berbeda dengan badan penyelidik (Dokuritsu Zyunbi Tiosakai), dalam susunan kepanitiaan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokirutsi Zyunbi Iinkai) tidak duduk seorang pun bangsa Jepang, demikian pula dalam kantor tata usahanya.
     Sekebalinya dari Saigon pada tanggal 14 Agustus 1945 di Kemayoran Ir. Soekarno mengumumkan di muka orang banyak bahwa bangsa Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga (secepat mungkin), dan kemerdekaan bangsa Indonesia bukan merupakan hadiah dari Jepang melainkan merupakan hasil perjuagan bang Indonesia sendiri. Oleh karena itulah maka ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia kemudian menambahkan sejumlah anggota atas tanggung jawabnya sendiri. Agar dengan demikian sikap Pantia Persiapan Kemerdekaan itu berubah menjadi badan pendahuluan bagi Komite Nasional. Dalam batinnya sebagai Komite Nasional, Panitia Persiapan Kemerdekaan itu menyelenggarakan UUD Negara Republik Indonesa dan kemudian memilih Presiden dan Wakil Presiden. Dalam hal ini untuk tidak dilupakan bahwa anggota-anggotanya datang dari seuruh kepulauan Indonesia sebagai wakil-wakil daerah masing-masing, kemudian ditambah dengan 6 orang lagi sebagai wakil golongan yang terpenting dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu Panitia Periapan Kemerdekaan Indonesia yang pada hakikatnya juga sebagai Komite Nasional memiliki sifat representatif, sifat perwakilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
     Berdasarkan fakta sejarah tersebut ternyata bahwa Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang semula adalah merupakan badan bentukan pemerintan Tentara Jepang, kemudian sejak Jepng jatuh dan kemudian ditambahnya 6 anggota baru atas tanggungan sendiri maka berubahlah sifatnya dari Badan Jepang menjdai Badan Nasional sebagai Badan Pendahuluan bagi Komite Nasional. Ada pun 6 anggota baru tambahan tersebut adalah:
1.      Wiranata Kusuma
2.      Ki Hajar Dewantara
3.      Kasman Singodimejo
4.      Sayuti Melik
5.      Mr. Iwa Kusurna Sumantri
6.      Mr. Ahmad Soebardjo

2.2 Peristiwa Rengas Dengklok
     Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdakaan Bangsa Indonesia namun terdapat perbedaan pendapat dalam pelaksanaan serta waktu proklamasi. Perbedaan tu terjadi antara golongan Pemuda, antara lain:
1.      Sukarni
2.      Adam Malik
3.      Kusnaini
4.      Syahrir
5.      Soedarsono
6.      Soepono dkk
     Dalam masalah ini golongan pemuda lebih bersikap agresif yaitu untuk menghendaki kemerdekaan secepat mungkin. Perbedaan itu memuncak dengan diamankannya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang. Setelah diadakan pertemuan di Pejambon Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1945 dan diperoleh kepan bahwa Jepang telah menyerah maka Dwi Tunggal Soekarno-Hatta setuju untuk dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan, akan tetapi dilaksanakan di Jakarta.

2.3 Perumusan Teks Proklamasi
     Untuk mempersiapkan proklamasi tersebut maka pada tengah malam, Soekarno Hatta pergi ke rumah Laksama Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jln. Imam Bonjol No.01) dimana telah berkumpul di sana : B.M.Diah, Bakri, Sayuti Melik, Iwa Kusumah Sumantri, Chaerul Saleh dkk, untuk menegaskan bahwa Pemerintah Jepang tidak campur tangan tentang Proklamasi. Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan pada larut malam dengan Mr. Ahmad Subarjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M.Diah, Sayuti Melik, Dr.Buntaran, Mr. Iwa Kusumah Sumantri dan beberapa anggoka PPKI untuk merumuskan Redaksi Naskah Proklamasi. Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep Soekarnolah yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik.



2.4 Detik-Detik Proklamasi
     Pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta tepat pada hari Jum’at Legi, jam 10 pagi WIB (jam 11.30 waktu Jepang, Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmat dan diawali dnegan pidato, sebagai berikut;
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia hal-ha yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus
Atas nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta











BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa indonesia. Menurut pengumuman Nanpoo Gun (pemerintah tentara jepang untuk seluruh daerah selatan), tanggal 7 Agustus 1945 (Kan Poo No.72/2605k.11), pada pertengahan bulan agustus 1945 akan dibentuk panitia persiapan kemedekaan indonesia atau “dokuritsu Zyunbi Iinkai”.
Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdakaan Bangsa Indonesia namun terdapat perbedaan pendapat dalam pelaksanaan serta waktu proklamasi.
Untuk mempersiapkan proklamasi tersebut maka pada tengah malam, Soekarno Hatta pergi ke rumah Laksama Maeda di Oranye Nassau Boulevard. Kemudian pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta tepat pada hari Jum’at Legi, jam 10 pagi WIB (jam 11.30 waktu Jepang, Bung Karno dengandidampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmat
3.2  Saran
Pemahaman mengenai peristiwa menjelang proklamasi harus diperdalam lagi. Tugas kita sebagai penerus bangsa adalah mempertahankan kemerdekaan ini, tetap menjaga semangat perjuangan dan mempertahankan kebudayaan nenek moyang kita. Semestinya para pemuda generasi baru harus bisa melanjutkan perjuangan para pendahulu yang rela berkorban tanpa jasa dan berani memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi muda seharusnya dapat melanjutkan tonggak harapan ini untuk mengisi kemerdekaan dengan cara meningkatkan akhlak. Juga kita menjadikan peristiwa ini menjadi inspirasi dalam menegakkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.


Demikianlah makalah tentang peristiwa menjelang proklamasi sudah saya sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para pembaca.