Makalah Karangan Ilmiah
Table of Contents
Kali ini admin postingkan makalah karangan ilmiah silahkan simak di bawah ini.
PENDAHULUAN
Karangan ilmiah tidak begitu saja ditulis, tetapi memerlukan
kecermatan dan ketelitian dalam menyajikan fakta yang telah diuji
kebenrannya. Demikian pula penggunaan bahasa, harus mengikuti kaidah
bahasa formal (baku). Bentuk karangan harus disesuaikan dengan konfensi
yang telah disepakati dalam karang mengarang.
Karangan ilmiah populer berbeda dengan karangan ilmiah. Karangan ilmiah
populer disajuiakn dengan sasaran pembacanya adalah masyarakat umum
atau awam sedangkan karangan ilmiah sasaran pembacanya adalah masyarkat
ilmiah (akademik). Disamping itu, karangan ilmiah populer sangat
informative dengan bahasa yang sederhana, sedangkan karangan ilmiah
menggunakan analisis yang mendalam dan menggunakan bahasa ilmiah.
Karangan non ilmiah bahasanya bisa konkret dan bisa abstrak.
A. KARANGAN ILMIAH
Definisi Karya Ilmiah
Karya ilmiah lazim juga disebut karangan ilmiah. Lebih lanjut,
Brotowidjoyo menjelaskan karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan
yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan
tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian
yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada
dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan
penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya
ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5
langkah pokok proses ilmiah, yaitu (1) mengenali dan merumuskan masalah,
(2) menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis, (3)
merumuskan hipotesis atau dugaan hasil sementara, (4) menguji hipotesis,
dan (5) menarik kesimpulan.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan
skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan
pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya
ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang dipelajari.
Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana
untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam
beberapa hal, ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang
melakukan verifikasi terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan
ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih
keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Fakta dan penilaian
Karangan sebenarnya berisi pernyataan- pernyataan (statement). Dalam
menyusun pernyataan harus dibedakan antara fakta dan penilaian. Fakta
adalah apa yang ada, yang dapat dilihat, disaksikan atau dirasakan.
Sesuatu perbuatan yang dilakukan atau sesuatu peristiwa yang terjadi
adalah fakta. Fakta selalu benar dan menyatakan apa adanya tanpa
memperhitunghkan pendapat orang tentangnya. Adapun penilaian menyatakan
kesimpulan, pertimbangan, pendapat, atau keyakianan seseorang tentang
fakta itu, dengan demikian penilaian bersifat menghakimi/ memvonis.
Untuk lebih jelasnya fakta dan penilaian ini dpat dilihat pada contoh
berikut.
Seorang anak bercerita kepada ibunya setelah selesai nonton konser
Indonesian Idol, bahwa ia menyaksikan penampilan para peserta. Cerita
ini merupakan fakta bila anak tersebut melanjutkan pembicaraannya bahwa
para peserta tampil dengan sangat memukau. Kelanjutan cerita tersebut
termasuk penilaian.
Ciri Karya Ilmiah
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Objektif.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap
pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang
bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas
dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun
kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak,
membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila
mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa
mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola
nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta
atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus
faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau
ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye,
perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang
mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar)
hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat.
Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju
sasaran).
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
Syarat Karya Ilmiah
Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :
• Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
• Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
• Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
• Karya tulis ilmiah terdiri dari unsurunsur: kata, angka, tabel, dan
gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
• Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas asas yang
terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah
kebahasaan.
• Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan),
eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Jenis Karangan Ilmiah
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan
ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan
serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut . Secara garis
besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah
pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
1. Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaranserta
sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah
pendidikan terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah
berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau
ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswa.Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk
mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh
dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab
antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III
Pembahasan atauAnalisis dan Bab IV Penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang diguna -kan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda.Karya
ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau
setingkat diploma 3( D-3).Format tulisannya terdiri dari Bab I
Pendahuluan (latar belakang pemikiran,permasalahan, tujuan penelitian
atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum
(menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan
permasalahan penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang
diperoleh dari lokasi penelitian).Bab IV analisis (pembahasan data
untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup (kesimpulan
penelitian dan saran)
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat
penulisberdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus
didukung oleh data dan fakta – fakta empiris objektif baik
berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan ) maupun
penelitian tidak langsung(study kepustakaan) skripsi ditulis sebagai
syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus
dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada
skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister
(S-2). Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yang diperoleh
dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan
dari bangku kuliah master, khazanah ini ter –utama berupa
temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam
tentang suatu hal yang menjadi tema thesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemuka- kan suatu
dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta
akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya
dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru
besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi, desertasi berisi
tentang hasil penemuan_penemuan penulis dengan menggunakan penelitian
yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari
desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis
sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
2. Karya ilmiah Penelitian.
Makalah Seminar
a. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar.
Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari
penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan
topik atau dibicarakan dalam seminar.
b. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah,
bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga
mempunyaijudul atau title dengan pokok bahasan (topik) yangsama, hanya
penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada
saat pengumpulandata penelitian dalam waktu yang berbeda.
Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisan
nya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan
sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan
penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdir dari asal
penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur
continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN
(internasional standard serial number).
Struktur Karangan Ilmiah
Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan
ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus di perinci dan di
kembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan
teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan
utama dari gagasan gagasan tambahan. Sebuah kerangka karangan tidak
boleh diperlakukan sebagai suatu pedoman yang kaku, tetapi selalu dapat
mengalami perubahan dan perbaikan untuk mencapai suatu bentuk yang
semakin lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan
catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetil, dan di garap
dengan sangat cermat .
Secara singkat dapat di katakan kerangka karangan adalah suatu rencana
kerja yang memuat garis garis besar dari suatu karangan yang akan di
garap .
Manfaat Kerangka Karangan
Metode ini sangat di anjurkan kepada para penulis, terutama kepada
mereka yang baru mulai menulis ? Karena metode ini akan membantu setiap
penulis untuk menghindari kesalahan- kesalahan yang tidak perlu
dilakukan atau secara terperinci dapat dikatakan bahwa outline atau
kerangka karangan dapat membantu penulis dalam hal – hal berikut :
1. Untuk menyusun karangan secara teratur .
2. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda.
3. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih .
4. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu .
Kerangka karangan merupakan miniatur atau dari sebuah karangan. Dalam
bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, di analisis, dan
dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas – lepas. Dengan
demikian : tesis / pengungkapan maksud = kerangka karangan = karangan =
ringkasan .
Penyusunan Kerangka Karangan
Langkah – langkah sebagai tuntunan yang harus di ikuti adalah sebagai berikut :
1. Rumuskan tema
2. Mengadakan inventarisasi topik – topik bawahan yang dianggap
merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi .
3. Penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua di atas .
4. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat terperinci
maka langkah kedua dan ketiga di kerjakan berulang – ulang untuk
menyusun topik – topik yang lebih rendah tingkatannya .
5. Menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan
semua perincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah
di peroleh dengan mempergunakan semua langkah di atas.
Pola Susunan Kerangka Karangan
Pola susunan yang paling utama adalah pola alamiah dan pola logis .
Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit – unit kerangka
karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan
alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan
berdasarkan waktu ( urutan kronologis ), urutan berdasarkan ruang (
urutan spasial ), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada .
a. Urutan Waktu ( kronologis )
Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang di dasarkan pada
runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian . Yang paling mudah dalam
urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut kejadiannya atau
berdasarkan kronologinya.
Suatu corak lain dari urutan kronologis yang sering di pergunakan dalam
roman, novel, cerpen, dan dalam bentuk karangan naratif lainnya, adalah
suatu variasi yang mulai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian
mengadakan sorot balik sejak awal mula perkembangan hingga titik yang
menegangkan tadi . Urutan kronologis adalah urutan yang paling umum,
tetapi juga merupakan satu – satunya cara yang kurang menarik dan paling
lemah .
b. Urutan Ruang ( Spasial )
Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang paling penting,
bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan
ruang atau tempat . Urutan ini terutama di gunakan dalam tulisan –
tulisan yang bersifat deskriptif .
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah
urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu barang, hal, atau peristiwa
suadh di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal
tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di
jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian
mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian –
bagiannya itu .
Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi
setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis .
Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang
inheren dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis .
Macam – macam urutan logis yang dikenal :
• Urutan Klimaks dan Anti Klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa
posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi
kedudukannya atau yang paling menonjol . Bila posisi yang paling
penting itu berada pada akhir rangkaian maka urutan ini di sebut klimaks
. Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian – bagian dari topik
itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya, dari yang
paling rendah kepentingannya, bertingkat – tingkat naik hingga mencapai
ledakan pada akhir rangkaian .
Urutan yang merupakan kebalikan dari klimaks adalah anti klimaks.
Penulis mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan
berangsur – angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah
kedudukan atau kepentingannya .
• Urutan Kausal
Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan
urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap
sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian
yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat
efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan –
persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .
Sebaliknya, bila suatu masalah di anggap sebagai akibat, yang di
landaskan dengan perincian – perincian yang berusaha mencari sebab –
sebab yang menimbulkan masalah tadi, maka urutannya merupakan akibat
sebab .
• Urutan Pemecahan Masalah
Urutan pemecahan masalah di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian
bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut .
Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan
masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai
peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternative – alternative
untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut .
Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut secara tuntas, penulis
harus benar – benar menemukan semua sebab baik yang langsung maupun
yang tidak langsung bertalian dengan masalah tadi . Setiap masalah
tersebut tidak bisa hanya terbatas pada penemuan sebab – sebab, tetapi
juga harus menemukan semua akibat baik yang langsung maupun yang tidak
langsung, yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kelak .
• Urutan Umum – Khusus
Urutan umum – khusus terdiri dari dua corak yaitu dari umum ke khusus, atau dari khusus ke umum .
Urutan yang bergerak dari umum ke khusus pertama – tama memperkenalkan
kelompok – kelompok yang paling besar atau yang paling umum, kemudian
menelusuri kelompok – kelompok khusus atau kecil .
Urutan khusus – umum merupakan kebalikan dari urutan di atas. Penulis
mulai uraiannya mengenai hal – hal yang khusus kemudian meningkat kepada
hal – hal yang umum yang mencakup hal – hal yang khusus tadi, atau
mulai membicarakan individu – individu kemudian kelompok – kelompok .
Urutan ini merupakan salah satu urutan yang paling lazim dalam corak
berpikir manusia .
Urutan umum – khusus dapat mengandunug implikasi bahwa hal yang umum
sudah di ketahui penulis, sedangkan tugasnya adalah mengadakan
identifikasi sejauh mana hal – hal yang khusus mengikuti pola umum tadi .
Sebaliknya urutan khusus – umum dapat mengandung implikasi bahwa hal
khusus maupun umum sama sekali belum di ketahui . Urutan umum – khusus
ini sebenarnya dapat mencakup pula urutan sebab – akibat, klimaks,
pemecahan masalah . Atau dapat pula mengambil bentuk klasifikasi, atau
ilustrasi . Dalam ilustrasi mula – mula di kemukakan suatu pernyataan
yang umum, kemudian di ajukan penjelasan – penjelasan dan bila perlu di
kemukakan ilustrasi – ilustrasi yang dapat berbentuk contoh, atau
perbandingan dan pertentangan.
• Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di
kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang
di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini
misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
• Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah di kenal
atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah
suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu
pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.
Suatu hal yang perlu di tegaskan di sini sebelum melangkah kepada
persoalan yang lain, adalah bahwa tidak ada keharusan untuk
mempergunakan pola kerangka karangan yang sama dalam seluruh karangan.
Konsistensi harus terletak dalam tingkatan serta satuan yang sama.
Misalnya bila pada topik – topik utama telah di pergunakan urutan waktu (
kronologis ), maka pengarang harus menjaga agar hanya topik – topik
yang mengandung urutan waktu saja yang dapat di sajikan dalam topik
utamanya. Satuan – satuan topik bawahan dapat mempergunakan urutan lain
sesuai dengan kebutuhannya.
B. KARANGAN ILMIAH POPULER
Definisi Karangan Ilmiah Populer
Karangan ilmiah popular atau semiilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang benar. Karangan jenis semiilmiah biasa dinamai ilmiah popular.
Ciri Karya Ilmiah Populer
• ditulis berdasarkan fakta pribadi,
• fakta yang disimpulkan subyektif,
• gaya bahasa formal dan popular,
• mementingkan diri penulis,
• melebihkan-lebihkan sesuatu,
• usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
• bersifat persuasif.
Jenis Karangan Ilmiah populer
Bentuk karangan semiilmiah atau ilmiah popular yaitu artikel, editorial,
opini, tips, dan resensi buku. Berikut adalah resensi buku berupa
apresiasi berupa apresiasi terhadap sebuah karya sastra. Resensi buku
adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif
terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu
ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga. Klasifikasi
pembuatan resensi buku nonilmiah seperti puisi dan novel yaitu
ringkasan, deskripsi, kritik, dan apresiasi.
C. KARANGAN NON-ILMIAH
Definisi Karangan Non-Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat
subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri Karangan Non-Ilmiah
• ditulis berdasarkan fakta pribadi,
• fakta yang disimpulkan subyektif,
• gaya bahasa konotatif dan populer,
• tidak memuat hipotesis,
• penyajian dibarengi dengan sejarah,
• bersifat imajinatif,
• situasi didramatisir,
• bersifat persuasif.
• tanpa dukungan bukti
Jenis Karangan Non-Ilmiah
• Dongeng
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan
kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang
mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.
Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran
seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi
ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut
ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut
dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat
menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu
dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang sampai saat
ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam dengan tokohnya
bernama Abunawas. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya
diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan
ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya,
kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.Sedangkan cerita yang berisi
tokoh para hewan disebut dengan fabel.
• Cerpen (Cerita Pendek)
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti
novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya,
cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam
berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada
tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita
pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam
cerita-cerita karya E.T.A.Hoffmann dan Anton Chekhov.
• Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif;
biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel
berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong
berita”.
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari
cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal
sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh
dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik
beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur
ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih
banyak.
Drama
Drama (Yunani Kuno: δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki
bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa
Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”.
Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan
atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan
tarian, sebagaimana sebuah opera (lihat melodrama).
Roman
Roman adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang
isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa
masing-masing. Bisa juga roman artinya adalah “kisah percintaan”
D. PERBEDAAN ANTAR KARANGAN ILMIAH
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat
lazim diketahui orang dalam dunia tulis_menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang
sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun
nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud
dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus
merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang
diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan peng -amatan atau
empiri. Kedua,karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya,
dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah_langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga,dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan
kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya
ilmiah. Perbedaan_perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli
bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas,
terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer.
Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan
semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:
193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan
semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa,
struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah
digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam
karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat
mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah_istilah umum daripada istilah -istilah
khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan
ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat
dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun
tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan
(preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan
nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan
ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik,
esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah
anekdot,dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan
naskah drama. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat
subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih
menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit
informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujuk -an untuk
meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan
cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagianimajinatif
dan subjektif,dan (4) jika kritik adakalanya tanpadukungan bukti.
E. BAHASA KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NON-ILMIAH
“Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir”
adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis.
Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan.
Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi.
Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang
Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan
paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku,
kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular,
menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian
unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan
ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu
bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian
akhir karangan (reference matter). Berbeda dengan karangan ilmiah,
bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah
melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna
konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau
popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang
kurang efektif seperti pada karya sastra
Demikianlah yang saya bagikan mengenai karangan ilmiah semoga bermanfaat.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai karangan ilmiah semoga bermanfaat.