Makalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Kali ini admin postingkan pembelajaran ips di sekolah dasar silahkan simak di bawah ini.
Oleh : Muhammad
Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36
Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 bahwa kurikulun Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan
serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran
2006/2007 hingga tahun ajaran 2009/2010 sudah merata di semua kelas pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah . Gaung nya sudah menggema ke seluruh
pelosok persada tanah air tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
khususnya di kalangan pendidikan. Dalam Struktur Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SD memuat 8 mata pelajaran ditambah muatan lokal, yang diantaranya
terdapat mata pelajaran IPS.
Tulisan ini mencoba memberikan deskripsi tentang hal-hal
apa saja yang perlu diketahui, dipahami, dan diimplementasikan dari KTSP SD
khususnya mata pelajaran IPS; diantaranya pelajaran IPS untuk sekolah dasar,
pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas, pelajaran IPS dalam struktur
KTSP SD, tema-tema IPS SD yang perlu mendapat perhatian, metode pembelajaran
IPS SD, penlaian,dan penutup.
1. Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus
memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963)
berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan
kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan
menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan
adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami
(abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat
abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity),
arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai,
peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam
program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Berbagai
cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak
itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey
untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic
melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambing,
keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa.
Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan
mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment
approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang
sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan
seterusnya : dunia-negara
tetangga-negara-propinsi-kota/kabupaten-kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-Aku.
2. Pola Pendekatan Lingkungan yang Semakin Meluas
Pembelajaran
IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga,
lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi,
negara-negara tetangga, kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang
menunggu untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang
dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah
entitas yang unik, yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan
memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya.
Mereka yang memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi
berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan
mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam
dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan
membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak
(Farris and Cooper, 1994 : 46).
3. Pelajaran IPS dalam Struktur KTSP SD
Pendidikan
IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini
terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep,
generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan
setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun
diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan
keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara
sistematik. Agar diterima, hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui
secara public (Welton and Mallan, 1988 : 66-67).
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di
SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial . Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan
ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta amai.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki
kemampuan sbb:
a. Mengenal konsep-konsep
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah,
dan keteramplan dalam kehidupan sosial
c. Memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d. Memiliki kemampuan
berkomonikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang mejemuk,
ditingkat lokal,nasional, dan global
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek
sbb:
a. Manusia, tempat, dan
lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan,
dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan
4. Tema-tema IPS SD yang Perlu Mendapat Perhatian
Secara gradual, di bawah ini akan diungkapkan beberapa
tema IPS SD yang perlu mendapat perhatian kita bersama, antara lain :
a. IPS SD sebagai
Pendidikan Nilai (value education), yakni : Mendidikkan nilai-nilai yang baik
yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat;
Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa; Nilai-nilai
inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan,
etos kerja, dan martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya
membangun kelas yang demokratis.
b. IPS SD sebagai
Pendidikan Multikultural (multicultural _ocial_on), yakni Mendidik siswa bahwa
perbedaan itu wajar; Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang
menjadikan kekayaan budaya bangsa;· Persamaan dan keadilan dalam perlakuan
terhadap kelompok etnik atau minoritas.
c. IPS SD sebagai
Pendidikan Global (global education), yakni : Mendidik siswa akan kebhinekaan
bangsa, budaya, dan peradaban di dunia;
Menanamkan
kesadaran ketergantungan antar bangsa; Menanamkan kesadaran semakin terbukanya
komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; Mengurangi kemiskinan,
kebodohan dan perusakan lingkungan.
5. Metode Pembelajaran IPS SD
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewsaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan anak akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.
Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode
ekspositori akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS
menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Guru
yang bersikap memonopoli peran sebagai sumber informasi, selayaknya
meningkatkan kinerjanya dengan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti
menyajikan cooperative learning model; role playing, jigsaw, membaca sajak,
buku (novel), atau surat kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam
aktivitas akademik. Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM) yang memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam
untuk mengembangakan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan belajar
sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sember dan alat Bantu
belajar termasuk pemnfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan dan efektif. Tentu saja guru harus menimba ilmunya dan melatih
keterampilannya, agar ia mampu menyajikan pembelajaran IPS SD dengan menarik.
6.
Penilaian
Penilaian
dilakukan melalui penilaian berbasis kelas. Penilaian diarahkan untuk
mengukur pencapai indikator hasil belajar siswa, dengan menerapakan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, adanya bukti-bukti
otentik, akurat dan konsisten. Penilaian pencapaian kompetensi sebgai hasil
belajar siswa diperoleh melalui serangkaian penilaian selama dan setelah proses
belajar mengajar, yang meliputi ranah kognitif,efektif dan psikomotor. Ketiga
ranah tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai macam bentuk alat
penilaian. Selain penilaian tertulis , dapat juga menggunakan model penilaian
perbuatan, penugasan,produk atau portofolio.
Penutup
Dengan diberlakukannya KTSP di Sekolah Dasar hendaknya guru dalam memberikan
pelajaran IPS memperhatikan berbagai keragaman, kebutuhan anak yang berusia
diantara 6 sapai 12 tahun , di mana anak memandang,melihat segala sesuatu itu
sebagai satu keutuhan, konkrit bukan sebaliknya sebagai sesuatu yang abstrak .
Landasan
permasalahan yang menyangkut kondisi kemasyarakatan membebani IPS SD dengan
tekanan-tekanan dalam bentuk tuntutan keinginan dan harapan yang tidak sesuai
dengan tingkat kematangan fisik, mental, dan intelektual siswa SD, dan berada
di luar jangkauan peraihannya.
Bagi
guru, tekanan dan tuntutan melaksanakan program baru ini juga tidak kecil.
Mereka harus dipersiapkan agar mampu menyajikan ilmu untuk jenjang Sekolah
Dasar dengan metode-metode pembelajaran yang beragam, bervarisi,aktif, efektif
dan menyenankan agar lebih menarik.
DAFTAR
PUSTAKA
Bruner,
J. (1978). The Process of Educational Technology (terjemahan). Cambridge :
Harvard University.
Depdiknas,Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD,2007,
Pedoman penyuunan KTSP SD.Jakarta : Badan Standar Nsional Pendidikan
Depdiknas
Dirjen PMPTK , 2007, Landasan Konsep Prinsip dan Strategi PAKEM,
Jakarta,Direktorat Pembinaan Diklat.
Farris,
P.J. and Cooper, S.M. (1994). Elementary Social Studies. Dubuque (terjemahan),
USA : Brown Communications, Inc.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
Weton, D. A and Mallan, J.T. (1988). Children and Their World (terjemahan).
Boston : Houghton Mifflin Co.
*Widyaiswara LPMP Kalsel
Demikianlah yang saya bagikan mengenai pembelajaran ips di SD semoga bermanfaat.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai pembelajaran ips di SD semoga bermanfaat.