Makalah Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan dan Konsep Realitas Sosial Budaya
Table of Contents
Kali ini admin postingkan makalah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan konsep realitas sosial budaya silahkan simak dibawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah
Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapidalam catatan
Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’ tersebutdan
menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal darigabungan 2
kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logosyang artinya
ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajarimasyarakat.
Masyarakat
sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yangsaling berhubungan,
berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.Sosiologi bertujuan untuk
mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati danmenarik kesimpulan dari perilaku
masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.
Sosiologi
tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat darisifatnya yang tersusun
dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kakunamun bisa dikritik oleh
publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisitentang pengetahuan
kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapatdiubah-ubah sesuai dan
seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objekpenelitiannya
(masyarakat).
Sosiologi
sendiri muncul akibat tekanan/ancaman yang dirasakan olehmasyarakat terhadap
hal-hal dan nilai-nilai yang selama ini sudah dianggapbenar dan nyaman dalam
tatanan kehidupan mereka, khususnya dalam bidang sosial.Renungan sosiologis
dimulai ketika masyarakat mulai mengalami goncangan/krisisterhadap nilai-nilai
dan prinsip hidup yang mereka pegang, atau “threats to the taken-for-granted
world”,
–
Berger dan Berger.
Menurut
Max Weber, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tindakansosial. Namun,
hal ini tidak berarti semua tindakan yang dilakukan manusiatergolong tindakan
sosial. Tindakan sosial adalah sebuah tindakan yangdilakukan atas dasar
perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku oranglain. Dengan kata lain,
tindakan sosial adalah tindakan yang diambil menyangkutDAN mengarah pada orang
lain.
Peta
dunia tentang kemakmuran dan kemajuan umat manusia berkembang dan bergeser dari
yang diwarnai penguasaan/kekayaan akan Sumber Daya Alam (SDA) kepada pemilikan
Sumber Daya Alam (SDA) yang bermutu. Tidak diragukan lagi bahwa mutu SDM merupakan
fungsi pendidikan, dalam arti bahwa bangsa yang memiliki sistem pendidikan
bermutu akan menjadi bangsa yang maju dan makmur, dan sebaliknya. Ada korelasi
positif antara struktur penduduk berdasarkan pendidikan dengan tingkat
pendidikan yang dicapai. Selanjutnya bisa dilihat bahwa antara mutu pendidikan
dengan tingkat kemakmuran terdapat hubungan yang saling menguatkan.
Pada
level individu, pendidikan merupakan proses sosialisasi dan pembudayaan melalui
interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan pribadi-pribadi utuh yang
menempati status tertentu dalam struktur sosialnya. Pendidikan merupakan proses
pelestarian dan perubahan budaya. Melalui pendidikan, berlangsung pewarisan
komponen-komponen budaya yang telah dibina dan dipelihara secara turun temurun,
namun sejalan dengan itu melalui pendidikan orang diharapkan akan mampu
membentuk hari esok yang lebih baik daripada hari ini dan hari kemarin yang
dilewatinya.
Meskipun
secara teknis setiap masyarakat mengembangkan sistem pendidikan sendiri-sendiri
sesuai dengan latar belakang sosio-budaya yang berlaku dan karakteristik
masyarakatnya, tujuan akhirnya adalah sama yaitu mengembangkan pribadi-pribadi
yang utuh, sehat jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, beriman dan
bertakwa, bermental kuat, produktif, kreatif, dan mandiri, bermakna bagi
dirinya dan turut bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat dan manusia
pada umumnya.
Interaksi
sosial merupakan kata kunci dalam proses pendidikan. Keberhasilan pendidikan
ditentukan oleh mutu interaksi itu. Dengan siapa ia berinteraksi, pesan-pesan
apa yang disampaikan, bagaimana interaksi itu berlangsung, media dan
sarana-prasarana apa yang digunakan, serta bagaimana dampak interaksi itu pada
pihak-pihak yang terlibat.
Pada
kesempatan ini kami sebagai siswa yang baru saja menginjakan kaki di bangku SMA
yang telah diberikan tugas oleh guru sosiologi untuk menyusun sebuah makalah
tentang ‘Sosiologi sebagai ilmu penghetauan’, sebagaimana yang telah guru kami
sampaikan bahwa ilmu sosiologi pertama kali digunakan oleh seorang filosof
perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, berkat jasanya itu
Auguste Comte di juluki sebagai bapak sosiologi.
B.
Rumusan Masalah
v
Apa itu sosiologi ?
v
Mengapa Soiologi Sebagai Ilmu pengetahuan ?
v
Bagaimana Landasan Sosiologi?
v
Bagaiman Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi?
v
Bagaiman Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan
Nasional?
v
Bagaiman Sosiologi sebagai Ilmu Sosial?
v
Bagaiman Kegunaan Ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional?
C.
Tujuan penulisan
v
Agar mengetahui pengertian sosiologi
v
Agar lebih faham tentang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
v
Agar mengetahui Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem
Pendidikan Nasional
v
Agar mengetahui Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sosiologi
Istilah
sosiologi berasal dari kata “socious” (bahasa latin) yang artinya teman atau
kawan, dan “logos” (bahasa Yunani) yang artinya ilmu pengetahuan. Secara
harfiah sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar
teman. Yang dimaksud hubungan antar teman meliputi antara orang yang satu
dengan orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman atau sahabat maupun
lawan atau musuh. Pengertian ini diperluas sedikit menjadi “Sosiologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat.”
Istilah
sosiologi digunakan pertama kali oleh seorang filosof dari Perancis yang
bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, ini terkenal dengan sebutan Auguste
Comte pada tahun (1798-1857), dalam bukunya “Course de Philosophie Positive”.
Karena jasanya maka Auguste Compte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Berikut ini
definisi sosiologi menurut para ahli :
Allan
Jhonson
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya
dengan satu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan
bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem itu.
Anthony
Giddens
Sosiologi
merupakan studi tentang kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat.
Herbert
Spencer dari Inggris
Sosiologi
adalah penelitian tentang susunan-susunan dan proses-proses dari kehidupan
sosial sebagai suatu keseluruhan.
Hassan
Shadily
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki
ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti
sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya
perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan dan keyakinan, memberi sifat
tersendiri kepada cara hidup bersama dalam tiap persekutuan hidup manusia.
Pitirim
A. Sorokin
Sosiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari :
a)
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya
gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak
masyarakat dan politik, dan sebagainya.
b)
Hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan gejala-gejala non
sosial, misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya, serta,
c)
Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
Mayor
Polak
Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni
hubungan diantara manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok,
baik kelompok formal maupun kelompok material atau kelompok statis maupun
kelompok dinamis.
Roucek
dan Warren
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dengan kelompok.
Lahirnya
Sosiologi
Sosiologi
lahir berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial masyarakat di Eropa Barat
pada masa Revolusi Industri (di Inggris) dan Revolusi Sosial ( di Perancis).
1.
Beberapa tokoh sosiologi antara lain sebagai berikut :
v
Auguste Comte (1798 – 1857)
Istilah
sosiologi pertama kali dikemukakan oleh Auguste Comte seorang ahli filsafat
Perancis pada tahun 1839, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.
Sumbangannya
terhadap sosiologi antara lain sebagai berikut :
1)
Sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan
metode historis secara sistematik. Objek yang dikaji harus berupa fakta,
onjektif, bermanfaat, serta mengarah pada kepastian dan kecermatan.
2)
Auguste Comte menjelaskan bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala
sosial, manusia akan melewtai tiga jenjang yang dikenal dengan hukum tiga
jenjang yaitu :
jenjang
teologi,jenjang metafisika danjenjang positif
3)
Auguste Comte mengatakan bahwa sosiologi merupakan ratu ilmu-ilmu sosial dan
menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu-ilmu sosial.
Auguste
Comte membagi sosiologi ke dalam dua bagian, yaitu statistika sosial (sosial
statics) dan dinamika sosial (sosial dinamics).
Sosiologi
sebagai ilmu (sifat hakekat)
Menurut
Soerjono Soekanto, ilmu dapat didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika).
Pengetahuan harus bersifat objektif, artinya selalu dapat diperiksa dan diuji
secara kritis oleh orang lain. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu.
Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya yang
dapat disebut sebagai ilmu. Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu karena sudah
memenuhi syarat-syarat tersebut. Sosiologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri
yang objeknya adalah masyarakat.
Sosiologi
dapat disebut memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki
sifat-sifat :
Sosiologi
bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi (pengamatan)
terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif
melainkan objektif;Sosiologi bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun
abstraksi dari hasil-hasil observasi, merupakan unsure-unsur yang tersusun
secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan sebab akibat
sehingga menjadi teori;Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori
sosiologi terbentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada;Sosiologi bersifat
nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan
baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan
menjelaskan fakta-fakta tersebut.Ciri-ciri sosiologi sebagai berikut :Sosiologi
merupakan ilmu sosial (bukan ilmu alam atau kerohanian)Sosiologi bersifat
kategoris (bukan normatif)Sosiologi merupakan ilmu murni (bukan
terapan)Sosiologi bersifat abstrak (bukan konkret)Sosiologi bertujuan untuk
mendapatkan pola-pola umum terinteraksi.Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
empiris-rasional.Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum (bukan
khusus)Objek SosiologiObjek material sosiologi adalah kehidupan sosial,
gejala-gejala dan proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan
hidup manusia itu sendiri.Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia
sebagai mahkluk sosial atau masyarakat yaitu hubungan antar manusia serta
proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
2.
Cabang-cabang sosiologi terdiri atas :Sosiologi Politik => Sosiologi politik
adalah suatu cabang sosiologi yang mengkaji hubungan antara gejala-gejala
kemasyarakatn dengan politik.Sosiologi Hukum => Sosiologi hukum adalah
cabang sosiologi yang mempelajari hubungan antara gejala-gejala kemasyarakatan
dengan hukum.Sosiologi Pendidikan => Sosiologi pendidikan adalah cabang
sosiologi yang mengkaji hubungan gejala-gejala kemasyarakatan dengan
pendidikan.Sosiologi Agama => Sosiologi agama adalah bagian dari ilmu sosiologi
yang mempelajari hubungan gejala kemasyarakatan dengan agama.Sosiologi
Kekeluargaan => Sosiologi kekeluargaan adalah cabang sosiologi yang membahas
hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan keluarga.Sosiologi Kesenian
=> Sosiologi kesenian adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala
– gejala kemasyarakatan dengan seni.Sosiologi Kedokteran => Sosiologi
kedokteran adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala
kemasyarakatan dengan kedokteran.Sosiologi Ilmu Pengetahuan => Sosiologi
ilmu pengetahuan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala
kemasyarakatan dengan ilmu pengetahuan.Sosiologi Ekonomi => Sosiologi
ekonomi adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala-gejala
kemasyarakatan dengan ekonomi.Sosiologi Persengketaan => Sosiologi
persengketaan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala-gejala
kemasyarakatan dengan persengketaan.
B.
Sosiologi Sebagai Ilmu
1.
Manfaat sosiologi antara lain sebagai berikut :
Sosiologi
dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan
perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.Sosiologi mampu mengkaji status dan
peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai ‘dunia’ atau
‘budaya’ lain yang belum kita ketahui.Dengan bantuan sosiologi kita akan makin
memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain,
serta memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada tanpa menyebabkan timbulnya
konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda.Bagi kita sebagai generasi
penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional
dalam menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa
ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap
setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.
v
Metode – metode Sosiologi
Sebagai
suatu metode sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari
gejala-gejala alamiah khususnya gejala kemasyarakatan. Teknik dasar dalam
metode ilmiah adalah observasi ilmiah atau disebut juga penalaran.
Menurut
Paul B. Horton, teknik riset dalam sosiologi, antara lain sebagai berikut :
Study
Cross – sectional dan longitudinal, yakni suatu pengamatan yang meliputi suatu
daerah yang luas dan dalam suatu jangka waktu tertentu. Sedangkan studi
longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan
suatu kecenderungan atau serangkaian pengamatan sebelum dan
sesudahnya.Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Dalam eksperimen laboratorium,
subjek orang dikumpulkan dalam suatu tempat “laboratorium” kemudian diberi
pengalaman sesuai dengan yang diinginkan peneliti, kemudian dicatat dan ditarik
kesimpulan.Penelitian pengamatan, hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam
penelitian ini peneliti tidak mempengaruhi terjadinya suatu kejadian.
2
. Jenis-jenis Metode Yang Digunakan Dalam Sosiologi Metode Kualitatif :
ð
Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur
dengan angka. Metode ini meliputi :
1)
Metode historis, yaitu menganalisis peristiwa-peristiwa masa lalu untuk
merumuskan prinsip – prinsip umum;
2)
Metode komparatif, yaitu membandingkan antara bermacam-macam masyarakat;
3)
Metode studi kasus, alat-alat yang diperlukan :
a)
wawancara
b)
daftar pertanyaan
c)
pengamatan partisipasi
=>
Metode Kuantitatif
Metode
kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka atau gejala-gejala
yang diteliti dapat diukur dengan skala, indeks, tabel, dan formula. Termasuk
dalam metode ini adalah metode statistik, dimana gejala-gejala masyarakat
sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu.
C.
Landasan Sosiologi
Landasan
sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan
bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola hubungan
antar pribadi dan antar kelompok dalam masyrakat tersebut. Untuk terciptanya
kehidupan masyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang
dalam perkembangannya menjadi norma-norma social yang mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Dalam
kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh
pengikutnya, yaitu: (1) paham individualisme, (2) paham kolektivisme, (3) paham
integralistik. Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahir
merdeka dan hidup merdeka. Masing-masing boleh berbuat apa saja menurut
keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak individualisme
menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan individu di atas
kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai
pengembangan diri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling
berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat.
Paham
kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dan
kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah sebagai alat bagi
masyarakatnya. Sedangkan paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masing
anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis
merupakan masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak secara
individualis melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan
juga merupakan relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan
tanpa merugikan kepentingan pribadi.
Landasan
sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber
dari norma kehidupan masyarakat: (1) kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan,
musyawarah untuk mufakat, (2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup
bermasyarakat, (3) negara melindungi warga negaranya, dan (4) selaras serasi
seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia
tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang per orang melainkan juga
kualitas struktur masyarakatnya.
D.
Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi
Para
ahli Sosiologi dan ahli Pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan namanya,
Sosiologi Pendidikan atau Sociology of Education (juga Educational Sociology)
adalah cabang ilmu Sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh professional
dibidang pendidikan (calon guru, para guru, dan pemikir pendidikan) dan para
mahasisiwa serta professional sosiologi.
Mengenai
ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover mengemukakan adanya empat pokok
bahasan berikut: (1) Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain, (2)
Hubungan sekolah dengan komunitas sekitar, (3) Hubungan antar manusia dalam
sistem pendidikan, (4) Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik (Rochman
Natawidjaja, et. Al., 2007: 81). Sosiologi Pendidikan diharapkan mampu
memberikan rekomendasi mengenai bagaimana harapan dan tuntutan masyarakat
mengenai isi dan proses pendidikan itu, atau bagaimana sebaiknya pendidikan itu
berlangsung menurut kacamata kepentingan masyarakat, baik pada level nasional
maupun lokal.
Sosiologi
Pendidikan secara operasional dapat defenisi sebagai cabang sosiologi yang
memusatkan perhatian pada mempelajari hubungan antara pranata pendidikan dengan
pranata kehidupan lain, antara unit pendidikan dengan komunitas sekitar,
interaksi social antara orang-orang dalam satu unit pendidikan, dan dampak
pendidikan pada kehidupan peserta didik (Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007:
82). Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut
melakukan tiga fungsi pokok.
Pertama,
fungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena
yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan konsep-konsep,
proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik sampai dalil
dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasil penelitian
lapangan yang actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan lain,
serta informasi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi
yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan wawasan yang
baik dan akan dapat menafsirkan fenomena-fenomena yang dihadapi secara akurat.
Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media komunikasi.
Kedua,
fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang
diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu,
tuntutan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor
internal dan eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media
komunikasi. Fungsi prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan
pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
Ketiga,
fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik
sosial, kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan
pendidikan, dan masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.
Jadi,
secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya
selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui
pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam
rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan
masyarakat. Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data
dan informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat
dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan
antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara
pendidikan dengan pranata kehidupan lain.
E.
Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Masyarakat
selalu mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling
tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, pada umumnya
bertempat tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya mereka memiliki hubungan darah
atau memiliki kepentingan bersama. Masyarakat dapat merupakan suatu kesatuan
hidup dalam arti luas ataupun dalam arti sempit. Masyarakat dalam arti luas
pada umumnya lebih abstrak misalnya masyarakat bangsa, sedang dalam arti sempit
lebih konkrit misalnya marga atau suku. Masyarakat sebagai kesatuan hidup
memiliki ciri utama, antara lain: (1) ada interaksi antara warga-warganya, (2)
pola tingkah laku warganya diatur oleh adapt istiadat, norma-norma, hukum, dan
aturan-aturan khas, (3) ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya.
Kesatuan wilayah, kesatuan adat- istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas
terhadap kelompoknya merupakan pangkal dari perasaan bangga sebagai
patriotisme, nasionalisme, jiwa korps, dan kesetiakawanan sosial (Umar Tirtarahardja
dan La Sulo, 1994: 100).
Masyarakat
Indonesia mempnyai perjalanan sejarah yang panjang. Dari dulu hingga kini, ciri
yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai masyarakat majemuk yang
tersebar di ribuan pulau di nusantara. Melalui perjalanan panjang, masyarakat
yang bhineka tersebut akhirnya mencapai satu kesatuan politik untuk mendirikan
satu negara serta berusaha mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagaiu
masyarakat yang bhinneka tunggal ika. Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih
ditandai oleh dua ciri yang unik, yakni (1) secara horizontal ditandai oleh
adanya kesatuan-kesatuan social atau komunitas berdasarkan perbedaan suku,
agama, adat istiadat, dan kedaerahan, dan (2) secara vertical ditandai oleh
adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas, menengah, dan lapisan
bawah.
Pada
zaman penjajahan, sifat dasar masyarakat Indonesia yang menonjol adalah (1)
terjadi segmentasi ke dalam bentuk kelompok social atau golongan social jajahan
yang seringkali memiliki sub-kebudayaan sendiri, (2) memiliki struktur social
yang terbagi-bagi, (3) seringkali anggota masyarakat atau kelompok tidak
mengembangkan consensus di antara mereka terhadap nilai-nilai yang bersifat
mendasar, (4) diantara kelompok relative seringkali mengalami konflik, (5)
terdapat saling ketergantungan di bidang ekonomi, (6) adanya dominasi politiuk
oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok social yang lain, dan (7) secara
relative integrasi social sukar dapat tumbuh (Wayan Ardhana, 1986: Modul 1/70).
Masyarakat
Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman pemerintahan Orde Baru,
telah banyak mengalami perubahan. Sebagai masyarakat majemuk, maka komunitas
dengan ciri-ciri unik, baik secara horizontal maupun secara vertical, masih
dapat ditemukan, demikian pula halnya dengan sifat-sifat dasar dari zaman
penjajahan belum terhapus seluruhnya. Namun niat politik yang kuat menjadi
suatu masyarakat bangsa Indonesia serta kemajuan dalam berbagai bidang
pembangunan, maka sisi ketunggalan dari “bhinneka tunggal ika” makin mencuat.
Berbagai upaya dilakukan, baik melalui kegiatan jalur sekolah maupun jalur luar
sekolah, telah menumbuhkan benih-benih persatuan dan kesatuan yang semakin
kokoh.
Berbagai
upaya telah dilakukan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan
masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat perhatian yang
semestinya dengan antara lain dimasukkannya muatan lokal (mulok) di dalam
kurikulum sekolah. Perlu ditegaskan bahwa muatan local di dalam kurikulum tidak
dimaksudkan sebagai upaya membentuk “manusia lokal”, akan tetapi haruslah
dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan “manusia Indonesia” di suatu
lokal tertentu. Dengan demikian akan dapat diwujudkan manusia Indonesia dengan
wawasan nusantara dan berjiwa nasional akan tetapi yang memahami dan menyatu
dengan lingkungan (alam, sosial, dan budaya) de sekitarnya.
F.
Sosiologi sebagai Ilmu Sosial
Sosiologi
digolongkan sebagai ilmu sosial karena Sosiologi menggunakan masyarakat sebagai
obyek pembelajarannya. Lebih jelasnya, ilmu Sosiologi membahas tentang
masyarakat dari berbagai sisi dan sudut pandang yang beragam serta hubungan dan
interaksi antar individu dalam masyarakat tersebut.
Sosiologi
dapat juga dikatakan sebagai:
1)
suku-suku atau rumpun-rumpun sosial
2)
ilmu yang mengkaji ‘kekuasaan’ secara lebih khusus dan mendalam
3)
ilmu sosial yang lain
4)
ilmu yang mengkaji tentang masyarakat.
Sosiologi
dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan karena telah memenuhi unsur-unsur
atau syarat-syarat ilmu yaitu:
Bersifat
empiris; bisa di nalar, tidak tentatif.Bersifat teoritis; menyusun kesimpulan
daribpengamatan terlebih dahulu. Kesimpulan tersusun dari kerangka-kerangka
pikiran yang logis sehingga menjadi sebuah teori.Bersifat kumulatif; dapat
diperluas, diperbaiki, dan diperhalus.Bersifat non-etis; tidak menghakimi tapi
memperjelas fakta.
G.
Kegunaan Ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional
Hubungan
Internasional adalah ilmu yang menggabungkan ilmu politik,antropologi, dan
berbagai macam ilmu sosial lainnya dalam satu wadah ilmu. Halini sangat penting
karena mahasiswa dan alumni jurusan HubunganInternasional akan terlibat dalam
masyarakat secara langsung setelah lulus nanti; terutama masyarakat kelas atas
dan orang-orang yang berpengaruh dalam dunia diplomasi.
Untuk
itu diperlukan keahlian khusus untuk memahami masyarakat secara
general,mengamati tingkah laku masyarakat dan menarik kesimpulan serta
melakukananalisis cara-cara terbaik untuk mendekati suatu golongan masyarakat,
tidakhanya masyarakat kalangan atas namun juga masyarakat kalangan bawah.
Seorang lulusan Hubungan Internasional haruslah bisa melakukan pendekatan pada
dua kelompok masyarakat agar visi dan misinya sebagai seseorang yang dapat
menjembatani komunikasi antar negara dapat tercapai.
Kegunaan
ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional terbagi 3:
1.Kegunaan
bagi masyarakat di negara sendiri
Untuk
dapat menjembatani hubungan negara sendiri dengan negara lain, langkah pertama
yang harus diambil adalah memahami perilaku masyarakat negara sendiri. Hal
inipenting karena dengan memahami perilaku masyarakat negara sendiri,
seorangalumni Hubungan Internasional akan mampu menganalisis situasi dan
kondisi sertamungkin SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) dari
negara sendiriuntuk kemudian diolah lagi menjadi sesuatu yang bisa menjadi
solusi atas hubungannegaranya sendiri dengan negara lain. Pertumbuhan
sosialyang meningkat tajam juga menjadi salah satu alasan bagi para mahasiswa
dan alumni Hubungan Internasional untuk mempelajari Sosiologi, karena dengan
Sosiologi dapat dilakukan metode-metode pendekatan untuk meneliti masyarakat
yang kerap bertumbuh.
2.
Kegunaan bagi masyarakat di negara lain
Insights
atau pengetahuan yang dipunyai seorang sarjana atau alumnus Hubungan
Internasional akan sangat berperan dalam membangun komunikasi antara negaranya
sendiri dengan negara lain, karena dengan begitu masyarakat di negara
lain-khususnya masyarakatyang berhubungan secara diplomatis-akan mempunyai
gambaran ataskarakterisitik negara tersebut.
Dari
insights atau hasil analisis sosiologis seorang mahasiswa atau alumnus Hubungan
Internasional juga dapat dibentuk opini publik negara lain terhadap negara
sendiri. Baik atau buruknya opini publik tersebut tergantung pada keahlian
seorang mahasiswa atau alumnus Hubungan Internasional dalam memberikan
pengarahan tentang citra masyarakat negaranya sendiri kepada negara lain. Jika
mereka berhasil menyampaikan keadaanmasyarakat di negara mereka sendiri dengan
baik, tentu kesan yang didapat akanbaik juga. Semakin baik kesan yang dibuat
oleh si mahasiswa atau alumnusHubungan Internasional tersebut kepada masyarakat
negara lain, semakin baikpula kesan yang akan ditangkap oleh masyarakat negara
lain tersebut.
3.
Kegunaan bagi diri sendiri
Poin
ini adalah poin terakhirsekaligus poin yang paling penting. Kegunaan belajar
Sosiologi terhadap seorang individu adalah kemampuan orang tersebut dalam
menilai seseorang dan menemukan cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan
orang lain akan terasah dengan baik dan tentu saja skill semacam ini sangat
berguna, baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan dalam melakukan
pekerjaan. Poin dari pentingnya belajar Sosiologi dalam jurusan Hubungan
Internasional adalah karena Sosiologi membantu kita memahami masyarakat secara
bertahap serta mengasah kemampuan analisis kita. Dalam Sosiologi, terkadang
dibutuhkan quick analysis terhadap suatu perilaku masyarakat dan hal itu
menuntut solusi yang cepat pula, jadi otak kita terlatih untuk melakukan quick
analysis terhadap masyarakat – yang tentu saja akan mempercepat dan menambah
efisiensi terhadap pekerjaan atau riset yang sedang kita kerjakan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesuai
yang dikatakan oleh auguste comte sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat berguna dalam kehidupan
masyarakat karna sosiologi dapat membantu masyarakat dalam menyelesaiankan
berbagai persoalan dalam kehidupan. Dan Secara harfiah sosiologi berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Yang dimaksud hubungan antar
teman meliputi antara orang yang satu dengan orang yang lain, baik yang
bersungguh-sungguh teman atau sahabat maupun lawan atau musuh. Pengertian ini
diperluas sedikit menjadi “Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
interaksi manusia di dalam masyarakat.”
B.
Saran-Saran
Di
dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi sebuah konkrit yang harus di
selesaikan dengan baik dengan demikian ilmu sosiologi dapat membantu menangani
dan menyelesaikan konkrit itu secara baik. Memang tidak mudah untuk dapat
menyelesaikan konkrit itu tapi dengan bermodalkan ilmu sosiologi yang di dapat
sedikit demi sedikit jika di laksanakan dengan baik maka perlahan-lahan sebuah
konkrit itu dapat terselesaikan.
Daftar Pustaka
William
D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo
Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
Kamanto
Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5
James.
M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth
Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10
Pitirim
Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25
Randall
Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York:
Academic Press. Hlm. 19
George
Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28
Sosiologi:
KBBI. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Andrey
Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina, Introduction to Social
Macrodynamics, Moscow: URSS, 2006.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai makalah sosiologi semoga bermanfaat.