Prinsip dan Macam-Macam Manajemen

Kali ini admin postingkan prinsip dan macam macam manajemen silahkan simak di bawah ini.

A. PRINSIP MANAJEMEN
Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, manajemen sangat dibutuhkan. Kata manajemen seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manajemen di kehidupan sehari-hari biasa diartikan sebagai cara mengatur, contohnya manajemen hidup sehari-hari, manajemen kerja, manajemen perkantoran dan lain sebagainya.
Manajemen merupakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan agar segala hal dapat berjalan efektif dan efisien. Suatu sistem agar dapat berjalan dengan baik diperlukan manajemen yang baik pula. Sistem tersebut misalnya suatu organisasi, perusahaan, daerah maupun negara. Apabila manajemennya kurang bagus, maka berjalannya sistem juga akan kurang berhasil.
Suatu dalil umum yang dapat disimpulkan dari proses menggerakkan orang-orang dan menggerakkan fasilitas-fasilitas yang berlaku sebagai dasar petunjuk bagi seseorang dalam melakukan perbuatan-perbuatan atau menjalankan tindakannya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki disebut dengan prinsip manajemen. Satu-satunya tokoh yang membahas mengenai prinsip - prinsip manajemen adalah Henry Fayol. Adapun 14 prinsip manajemen menurut Henry Fayol adalah sebagai berikut.
1. Pembagian Kerja (Division of Labor)
Pembagian kerja harus dipikirkan agar mengarah pada spesialisasi. Semakin seseorang terspesialisasi, semakin efisien dan efektif orang tersebut melaksanakan pekerjaan
2. Otoritas/Wewenang (Authority)
Dalam pelaksanaan tugas, manajer harus memberi perintah kepada bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan. Meskipun manajer memiliki otoritas untuk memerintah, ia tidak akan selalu selalu mendapat respons yang positif dari bawahan. Hal ini dapat terjadi jika ia tidak memiliki otoritas pribadi, misalnya keahlian yang sesuai.
3. Disiplin (Discipline)
Anggota organisasi harus patuh pada aturan dan kesepakatan yang menjadi rambu-rambu organisasi. Menurut Henry Fayol, disiplin merupakan hasil kepemimpinan yang baik disetiap jenjang organisasi. Misalnya, tiap tahun diberikan penghargaan pada pegawai yang selalu hadir tepat waktu dan memberi teguran kepada pegawai yang bermalas-malasan.
4. Kesatuan Perintah(Unity of Command)
Setiap karyawan hanya mendapat satu perintah untuk suatu pekerjaan. Henry Fayol mengatakan kalau seorang karyawan harus bertanggung jawab kepada beberapa atasan akan dapat mengakibatkan petunjuk yang bertentangan dan otoritas yang membingungkan.
5. Kesatuan Arah(Unity of Direction)
Kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama sebaiknya ditangani seorang manajer dengan menggunakan satu perencanaan saja. Sebaiknya, pada suatu perusahaan jangan sampai satu pekerjaan ditangani oleh dua orang karena bisa menyebabkan kesimpangsiuran.
6. Mengutamakan Kepentingan Bersama di atas Kepentingan Pribadi (Subordinate of Individual Interest to The Common Good)
Pada setiap organisasi, kepentingan organisasi secara keseluruhan harus lebih penting dibanding kepentingan perorangan.
7. Pemberian Upah (Renumeration)
Pemberian balas jasa harus adil, baik untuk karyawan maupun untuk perusahaan. Adil dalam arti pemberian gaji disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab yang dilakukan dalam pekerjaannya.
8. Pemusatan (Centralization)
Pengambilan keputusan yang banyak menggunakan pertimbangan atasan disebut sentralisasi. Sebaliknya, pengambilan keputusan dengan menampung aspirasi bawahan disebut desentralisasi. Henry Fayol percaya bahwa manajer harus memikul tanggung jawab terakhir, tetapi ia memberi otoritas yang cukup agar bawahan dapat mengembangkan diri. Namun, yang terpenting adalah menentukan jenjang sentralisasi atau desentralisasi yang terbaik.
9. Jenjang Jabatan (The Hierarchy)
Jenjang jabatan dalam suatu organisasi sering digambarkan dengan garis-garis yang rapi dalam bagan organisasi. Bagan ini menunjukkan kedudukan manajer dari puncak sampai ke jenjang bawah.
10. Tata Tertib (Order)
Sarana dan manusia harus berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat. Khususnya manusia. Manusia harus berada pada pekerjaan yang cocok baginya.
11. Kesamaan (Equity)
Para manajer harus bersahabat dan adil terhadap semua bawahannya.
12. Kestabilan Staff (Stability of Staff)
Perputaran karyawan yang terlalu sering tidak baik bagi kelancaran kegiatan perusahaan.
13. Inisiatif (Initiative)
Bawahan harus diberi kebebasan untuk membuat dan menjalankan rencananya, walaupun bias saja ada kesalahan.
14. Semangat Korps (Esprit de Corps)
Menggalakkan kerja sama kelompok dapat menimbulkan rasa bersatu. Menurut Henry Fayol, faktor sekecil apapun dapat membantu menumbuhkan semangat. Ia menyarankan untuk lebih menggunakan komunikasi lisan daripada tertulis atau komunikasi formal sepanjang hal itu memungkinkan.

B. MACAM – MACAM MANAJEMEN
Ada beberapa tinjauan manajemen dari berbagai segi. Berikut adalah macam - macam manajemen.
Dari segi tingkatan, manajemen dibagi menjadi tiga :
1. Top Management
Manajer bertanggung jawab atas pengaruh yang ditimbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tingkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkat manajer dibawahnya.
2. Middle Management
Manajemen menengah harus memiliki keahlian interpersional / manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
3. Lower Management
Manajer bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian teknis, artinya keahlian yang mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misalnya supervisor/pengawas produksi, mandor
Dilihat dari segi sifat, manajemen terdiri atas :
1. Patrimonial Management
Patrimonial management ini menunjukkan proses pemillihan pimpinan perusahaan berdasarkan hubungan kekerabatan, dalam artian posisi penting dalam organisasi atau perusahaan ini diberikan oleh pimpinan kepada seseorang berdasarkan hubungan kekeluargaan atas sistem famili (keluarga).
2. Political Management
Political management ini menunjukkan adanya posisi pada ketua atau pimpinan dalam pemerintah itu dipegang oleh pejabat pemerintah. Mereka ada yang menjabat sebagai menteri, gubernur, atau pejabat TNI dan lainnya. Jadi, political management ini artinya, organisasi-organisasi tersebut menjalankan manajemen yang memilih seorang pimpinan berdasarkan hubungan politik.
3. Professional Management
Jenis manajemen ini tidak lagi mempertimbangkan unsur hubungan keluarga dan politik. Tetapi, posisi manajer ini benar-benar diberikan kepada orang-orang yang mempunyai kemampuan dan kejujuran. Orang-orang seperti inilah yang dipercaya dan dipilih untuk memimpin perusahaan atau organisasi karena mereka mengakui kemampuannya dalam memimpin. Jadi, professional management itu artinya, posisi penting diberikan oleh pimpinan kepada seseorang berdasarkan keahlian, kecakapan, dan kejujuran.
Dari segi sistem, manajemen dibagi sebagai berikut :
1. Manajemen Ilmiah
Manajemen ini merupakan manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan, metode-metode ilmiah didalam menghadapi masalah-masalah, kasus-kasus dan tindakan-tindakan yang perlu diambil. Mempergunakan metode ilmiah dalam menghadapi masalah atau kasus berarti pada waktu menghadapi masalah atau kasus dan berusaha mencari jawaban atau jalan pemecahan si manajer bersikap obyektif, sistematis, rasional, factual, analitis, dan kritis. Namun dalam pelaksanaan dari keputusan-keputusan nanti barulah ia bersikap sesuai dengan iklim social, psikologis, dan sebagainya.
2. Manajemen Tradisional
Manajemen tradisional yaitu manajemen yang berjalan karena tradisi, berdasarkan kebiasaan yang dipupuk secara bertahun-tahun dan sering kali secara sistematis
3. Manajemen Bapakisme
Adalah manajemen yang berjalan karena pandangan dan ketaatan bawahan terhadap manajernya. Sebagai bapak sudah sepatutnya atau sepantasnya ditaati dan dituruti kemauannya sebaik-baiknya.
4. Manajemen Sistematis
Manajemen sistematis merupakan jenis manajemen yang digemari oleh para insinyur dan teknisi pada umumnya yang berjiwa eksakta. Penyelenggaraan pekerjaan dalam rangka manajemen sistematis ini, termasuk orang-orangnya dan alat-alatnya dipola sebelumnya menurut dari tindakan-tindakan serta gerak dari jumlah- jumlah atau kualitas kerjanya.
5. Manajemen Demokratis
Pelaksanaan manajemen demokrasi hampir sama dengan manajemen terbuka .Perbedaan antara lain terletak pada manajemen demokrasi hanya dapat dilakukan dalam suatu organisasi jika setiap anggotanya mempunyai hak suara yang sama, seperti MPR, DPR, koperasi dan lain lain. Kebaikan manajemen demokrasi yaitu keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena di pikirkan dan diputuskan oleh orang banyak. Keburukan dari manajemen ini adalah biaya, waktu untuk mengambil keputusan cukup lama, bahkan bertele - tele sebab pemikiran pemikiran para anggota tidak sama dan sering beradu argumentasi. Dilanjutkan dengan tulisan asas manajemen.
6. Manajemen Terbuka
Seorang manajer sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu memberikan kesempatan pada para bawahan untuk mengemukakan saran - saran dan pendapatnya. Manajer mengajak para bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah - masalah yang di hadapi. Kebaikan pada manajemen terbuka adalah para bawahan ikut serta memikirkan kesulitan - kesulitan yang di hadapi organisasi dan ikut memikirkan cara - cara pemecahan masalah yang dihadapi dan mengembangkan usaha - usaha perusahaan. Keburukan dari manajemen ini adalah mengambil keputusan lama, bertele - tele dan biaya.
7. Manajemen Tertutup
Dalam manajemen tertutup , manajer tidak memberitahukan atau menginformasikan kadaan perusahaan kepada para bawahan walaupun dalam batas batas tertentu. Keputusan di ambil tanpa melibatkan partisipasi para bawahannya dalam proses mengambil keputusan tersebut.Kebaikan dari manajemen ini adalah mengambil keputusan cepat,karena tidak melibatatkan partisipasi bawahan dalam mengambil keputusan tersebut.Keburukan dari manajemen ini adalah problem dan pemecahan masalah yang di hadapi perusahaan hanya di hadapi manager.
8. Manajemen Diktator
Berdasarkan keputusan mutlak pemimpin dan dijalankan berdasarkan kekerasan.
Dilihat dari segi luasnya atau ruang lingkupnya, manajemen dapat dibagi mejadi :
1. Makro manajemen
Makro manajemen adalah manajemen dengan ruang lingkup yang besar, pada umumnya terdapat dalam bidang kenegaraan dan perusahaan-perusahaan besar.
2. Mikro manajemen
Mikro manajemen adalah manajemen dengan ruang lingkup yang kecil/sempit/khusus (misalnya manajemen personalia, pergudangan, financial, dan lain sebagainya).
Dari sifat kerja, manajmen dapat digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Manajemen Administratif (MA)
Manajemen administratif yaitu manajemen atau pejabat/pimpinan yang kerjanya menitikberatkan pada pemikiran kerja (suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai ke tingkat paling bawah serta para pekerjanya). Dipelopori oleh Henry Fayol.
2. Manajemen Operatif (MO)
Adalah manajemen atau pejabat/pimpinan yang langsung memimpin kerj ke arah tercapainya kerja yang nyata. Maksudnya adalah suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai ke tingkat paling bawah yang titik beratnya pada efisiensi dan produktivitas. Dipelopori oleh F.W. Taylor.
3. Manajemen Administratif dan Manajemen Operatif (MA/MO)
Adalah manajemen atau pejabat atau pimpinan/pejabat yang dapat bertindak sebagai manajemen administratif dan manajemen operatif (pejabat interpretor), yakni dapat menterjemahkan mnajemen administratif ke manajemen operatif dan sebaliknya.
Peran pejabat ini sangat penting karena hasil karya manajemen administratif yang bersifat garis-garis besar (umum) dan berbentuk kebijakan (policy=bahasa pikir). Untuk memudahkan dalam pelaksanaan oleh pejabat pelaksana dalam tugas interpretor diberikan dalam bentuk kerja praktis (operasional).

C. PENGELOLAAN MANAJEMEN KOORDINASI
Menurut Henry Fayol mengoordinasikan berarti mengikat bersama, menyatukan, serta menyelaraskan semua kegiatan dan usaha. Menurut M. Fais Satrianegara dan Sitti Saleha, koordinasi merupakan suatu proses kegiatan untuk menyatukan tujuan-tujuan atau kegiatan-kegiatan dari berbagai unit organisasi kerah pencapaian tujuan utama atau tujuan bersama agara efisien dan efektif.
Koordinasi merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menyatukan tujuan-tujuan atau kegiatan-kegiatan dari berbagai unit organisasi kearah pencapaian tujuan utama atau tujuan bersama agar efisien dan efektif. Dengan adanya koordinasi diharapkan akan lebih menghemat pembiayaan, mencegah pemborosan, menghemat waktu, tenaga dan material.
Koordinasi merupakan salah-satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi sehingga tujuan koordinasi adalah pencapaian tujuan organisasi yaitu ntuk mengarahkan, menyesuaikan, menyinkronisasikan, dan menyelaraskan semua kegiatan(dan tujuan) masing-masing unit kerja/ instansi/ pejabat sehingga tercapai tujuan bersama atau tujuan organisasi secara keseluruhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam koordinasi antara lain sebagai berikut:
1. Menentukan secara jelas siapa atau institusi mana yang secara fungsional berwenang dan bertanggung jawab atas suatu masalah.
2. Pejabat atau instansi yang berwenang dan bertanggung jawab mengenai sutau masalah berkewajiban memprakarsai dan mengoordinasikan.
3. Perlu dirumuskan secara jelas wewenang tanggung jawab dan tugas-tugas satuan kerja.
4. Perlu dirumuskan program kerja organisasi yang jelas memperlihatkan keserasian kegiatan kerja diantara satuan-satuan kerja
5. Perlu dikembangkan komunikasi timbale balik untuk menciptakan kesatuan bahasa dan kerjasama antara lain melalui rapat-rapat berkala, briefing rapat kerja, rapat tim dan sebagainya.
Agar sebuah koordinasi dapat dilaksanaka dengan mudah perlu syarat-syarat sebagi berikut:
1. Adanya keinginan atu perasaan bekerja sama (sense of cooperation)
2. Adanya rasa persaingan (rivalary)
3. Semangat tim (team spirit)
4. Semangat korps, perasaan menghargai kesatuan, korps atau organisasi (esprit de corps)
Koordinasi mempunya sifat :
1. Dinamis, bukan statis
2. Merupakan pandangan menyeluruh terhadap organisasi guna mencapai tujuan
3. Koordinasi meninjau pekerjaan secara keseluruhan yang merupakan pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai tujuan umum sama.

D. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses timbal balik dan suatu pengalaman dimana pengirim dan penerima pesan berpartisipasi secara simultan (Lu Verne Wolff, Marlene H.W., Elinor V.F., 1984)
Komunikasi dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka
Keterampilan utama yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Manajer yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik tidak akan berhasil menyuruh bawahannya untuk mengerjakan sesuatu. Sebaliknya, apabila bawahan tidak dapat berkomunikasi maka informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan secara sukses itu tidak akan ada.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan bukan hanya sekedar kata-kata yang digunakan tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal, dan sebagainya. Perpindahan yang efektif tidak hanya memerlukan transmisi data tetapi juga dibutuhkan keterampilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran informasi, seperti membaca dan menulis.
Komunikasi sangat diperlukan dalam hubungan antar individu dikehidupan sehari-hari. Kerjasam dan koordinasi yang baik akan tercapai saat komunikasi yang dibang baik dan hubungan yang harmonis akan tercapai saat komunikasi yang dibangun baik pula. Setiap komunikasi memiliki tujuan masing-masing baik antara penyampai informasi dan yang mencari informasi. Komunikasi mepunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Mengerti
Komunikator hendaknya menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan (penerima) dengan cara yang baik dan jelas, sehingga informasi tersebut dapat dimengerti maksudnya.
2. Memahami
Memahami mengandung arti bahwa informasi yang disampaikan komunikator harus disesuaikan dengan keinginan dan kemauan komunikan atau penerima informasi, sehingga segala sesuatu yang disampaikan benar-benar berasal dari aspirasi penerima informasi atau masyarakat pada umumnya.
3. Diterima
Komunikator dalam menyampaikan informasinya harus menggunakan cara yang asertif sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik.
4. Termotivasi
Setelah informasi disampaikan maka komunikan tergerak untuk melakukan suatu kegiatan yang diinginkan oleh komunikator dan ini merupakan sutau yang diharapkan oleh pemberi pesan.
Komunikasi memiliki unsur-unsur tertentu agar maksud yang disampaikan tercapai dengan baik. Unsur-unsur tersebut :
1. Sumber (source )
Sumber merupakan dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan berfungsi sebagai rangka yang memperkuat pesan itu sendiri, sehingga pesan yang diterima mempunyai tingkat validitas tinggi. Su,ber dapat berupa lembaga atau instansi, orang (dokter, perawat, bidan), buku, dokumen, dll.
2. Pesan
Pesan adalah serangkaian informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator. Pesan yang disampaikan mempunyai isi yaitu inti pesan yang memengaruhi perilaku komunikan sesuai dengan tujuan yag diharapkan komunikator.
3. Perumusan pesan
Pesan yang akan disampaikan harus disusun dengan baik, tepat dan jelas sehingga sesuatu yang diharapkan dapat tercapai. Semua hal yang akan disampaikan ditekankan dengan bahasa yang baik dan jelas agar dpat dimengerti oleh klien.
4. Komunikator
Komunikator adalah seseorang ataupun kelompok yang menyampaikan pesan pada komunikan. Seorang komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya komunikan dapat berperan sebagai komunikator. Keberhasilan komunikator dipengaruhi oleh penampilan, penguasaan pesan atu informasi, dan penguasaan bahasa pesan.
5. Media
Media adalah sarana dalam penyampaian pesan. Media dapat berbentuk buku, brosur, pamflet, radio, televisi, OHP, laptop, lembar catatan klien, rekam medik dll.

6. Hasil
Hasil yang baik akan tercapai apabila pesan yang disampaikan komunikator dapat dimengerti atau diterima oleh komunikan dan sesuai dengan harapan komunikator.
Komunikasi berdasar sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah.
1. Komunikasi satu arah
Komunikasi satua arah adalah komunikasi yang bersifat koersif dapat berbentuk perintah, instruksi, dan sifatnya memaksa dan menggunakan sanksi-sanksi (A. Wijaya, 1998:100).
Contoh: direktur rumah sakit memerintahkan agar semua dokter dan perawat yang dinas pagi mengikuti apele bila tidak mengikuti apel, uang insentifnya akan dipotong.
2. Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah lebih bersifat informatif, kooperatif, responsif, persuasif, dan memerlukan hasil seperti timbal balik atau feed back.
Contoh: pada tim dalam ruang kamar operasi yang melakukan pembedahan, tim tersebut yaitu dokter, dan asistennya (perawat) harus kooperatif. Perawat melakukan pemasangan infus setelah berkomunikasi dahulu dengan dokter untuk lokasi pemasangan infus tersebut, dengan demikian, tujuan yang diinginkan akan mudah tercapai berkat adanya komunikasi yang baik, dan sikap kooperatif dari masing-masing pihak.

Komunikasi merupakan cara untuk memudahkan manajemen. Gambaran tentang komunikasi ialah mempercayai bahwa saling pengertian terjadi karena satu orang membicarakan orang lain atau karena hal-hal yang telah ditulis oleh seseorang dibaca oleh orang lain. Sesuatu yang diungkapkan itu tidak selalu dapat dimengerti sehingga dapat menyebabkan kegagalan berkomunikasi. Menurut sudut pandang manajement ada 3 hal yang menjadi penyebab dari kegagalan komunikasi:
a) Komunikasi mengandung unsur-unsur yang tidak langsung karena tidak mengungkapkan permasalahan yang sebenarnya
b) Penerimanya mengadakan interpretasi terhadap komunikasi dalam hubungannya dengan latar belakang pribadi serta pengalaman
c) Penerimanya harus membaca disposisi ke dalam komunikasi tentang hal-hal yang ingin dihindari atau yang memang diharapkannya
Komunikasi harus bersifat khusus dan sederhana. Suatu pedomn yang baik ialah “satu berita-satu subjek”. Komunikasi bersifat dinamis, mengatakan sesuatu yang tepat ditempat yang tepat pula, bernilai sangat tinggi. Komunikasi dilakukan berdasarkan pengaruh perilaku.
Komunikasi yang tidak lancar disebabkan karena beberapa hambatan. Adapun hambatan yang tersebut adalah kebisingan, keadaan psikologis komunikan, kekurangan komunikator atau komunikan, kesalahan penilaian oleh komunikator, kurangnya pengetahuan komunikator atau komunikan, bahasa, isi pesan berlebihan, bersifat satu arah, faktor teknis, kepentingan atau interes, prasangka, cara penyajian yang verbalistis, dan sebagainya.
Potter dan Perry menyatakan bahwa proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
a. Perkembangan
Perawat dapat berkomunikasi dengan efektif bila mengetahui tentang pengaruh perkembangan usia seseorang baik dari segi bahasa maupun proses berpikir dri orang tersebut. Adalah berbeda cara berkomunikasi anka usia remaja dengan anak usia balita.
b. Nilai
Nilai adalah standar mempengaruhi perilaku seseorang. Perbedaan nilai dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus sebagai tindakan yang tidak dilarang sementara perawat memandang bahwa abortus merupakan tindakan terlarang. Perbedaan nilai ini dapat menyebabkan konflik antara perawat dan klien.
c. Persepsi
Persepsi adalh pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian suatu peristiwa. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata-kata virus dapat menimbulkan perepsi antara seorang ahli komputer dengan seorang dokter
d. Latar Belakang
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga yang akan membatasi seseorang dalam bertindak dan berkomunikasi.
e. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda. Disebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan gaya dalm berkomunikasi.
f. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal degan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.
g. Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antara orang yang komunikasi.
h. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
i. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komuikasi. Jarak tertentu dapat menimbulkan rasa aman.
Ciri-ciri komunikasi yang efektif :
1. Istilah
Penggunaan istilah-istilah yang diartikan sama antara pengirim dan penerima pesan merupakan aturan dasar untuk mencapai komunikasi yang efektif. Kata-kata yang samar artinya mempunyai lebih dari satu makna dapat menimbulkan kebingungan dan salah pengertian
2. Spesifik
Pesan yang dipertukarkan harus spesifik. Misalnya, seorang klien membutuhkan butuhan, maka pesan yang disampaikan harus menegaskan jenis bantuan yang dibutuhkan dan digambarkan secara cukup jelas agar penerima dapat mengulangi dengan benar.
3. Tersusun baik
Pesan harus berkembang secara logis dan tidak boleh tersusun dari pesan yang terpotong-potong sehingga penerima terpaksa menyusun lgi sebelum memahami
4. Objektif, Akurat,dan Aktual
Pengirin informasi atau pesan harus berusaha menyampaikan seobjektif mungkin.
5. Efisien
Pesan yang disampaikan seringkas dan seoriginal mungkin serta harus berusaha untuk menghilangka kata-kata yang tidak relevan sehingga penerima pesan tidak lagi mencari artinya.


DAFTAR PUSTAKA


Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Terry, George R. 1991. Prinsip – Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
World Health Organization. 1995. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://wiwinhartanto.staff.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/manajemen.ppt. diunduh 20 Maret 2013 pukul 10.45

Demikianlah yang saya bagikan mengenai prinsip dan macam macam manajemen semoga bermanfaat.