Contoh Pidato Indahnya Ilmu
Table of Contents
Kali ini admin postingkan contoh pidato indahnya ilmu silahkan simak di bawah ini.
Bismillahirrahmanirrahim,
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum wr.wb.,
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ
الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين،
وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين،
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas berkat
rahmat, taufik, hidayah, dan kesehatan-Nyalah, kita dapat berkumpul di
tempat yang sederhana namun sangatlah bermanfaat ini.
Tak henti-hentinya pula kita kirimkan shalawat dan salam terhangat
bagi Rasulullah Saw. Karena ianya pula kita semua dapat keluar dari alam
yang gelap, kelam, hitam, dan pekat, menuju alam yang indah, terang
benderang, nan menawan.
Teman-temanku saya banggakan, tahukah kamu apa senjata yang paling
ampuh untuk manaklukkan dunia? Dan apa pula kendaraan yang menawan tuk
bertamasyah ke akhirat? Ya, ilmulah itu.
Dalam KBBI, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode
ilmiah. Dengan serangkain percobaan maka pengetahuan pun dipatenkan
menjadi ilmu pengetahuan.
Contohnya begini, kita semua tahu bahwa air jika mendidih pastilah
panas. Ini yang disebut pengetahuan. Namun, untuk mengetahui seberapa
panas suhu air ketika mendidih, kita melakukan penelitian, maka
didapatilah air mendidih pada suhu 100° C. inilah yang disebut ilmu
pengetahuan.
Ilmu senantiasa tumbuh dan berkembang, ilmu itu haruslah berguna dan
dapat dipraktekkan untuk kehidupan sehari-hari, serta ilmu tersebut
untuk kesejahteraan umat manusia.
Dalam islam, Al quran dan sunnah, merupakan sandaran paling hakiki
dari semua ilmu pengetahuan. Tidak saja menjadi sandaran dan sumber,
tapi sekaligus menjadi perintah dan orientasi kehidupan.
Teman-teman, Imam syafi’I suatu ketika menggubah syair. Sebuah syair
tentang para pencari ilmu dan syarat-syarat memperoleh ilmu. Kata Iman
Syafi’I, tidaklah mungkin ilmu didapat, kecuali dengan enam syarat. Enam
syarat itu ialah dzaka, hirsh, ishtibar, bulghah, irsyadu ustadzin, dan zaman.
Bagaimanapun, seorang pencari ilmu, kata Iman Syafi’I, harus memiliki kecerdasan, dzaka. Dzaka adalah syarat yang tak bisa ditawar. Begitu pula hirz,
seorang pencari ilmu harus pula memiliki semangat yang tinggi untuk
belajar. Tanpa semangat, seorang pencari ilmu hanya akan tenggelam dalam
cita-cita palsunya yang tak pernah selesai dibangun. Kecerdasan dan
semangat saja, tak cukup untuk mendapatkan ilmu yang sempurna. Para
pencari ilmu harus membekali diri mereka dengan ishtibarin,
kesabaran yang luas layaknya samudera. Karena semangat tanpa kesabaran
hanya akan membuat pencari ilmu muda terjerembab pada keputusasaan.
Selanjutnya, Imam Syafi’i juga mensyaratkan bhulghatin, modal. Jer bersuki mawa bea,
setiap kesuksesan selalu meminta biaya, kata orang Jawa demikian.
kemajuan ilmu pengetahuan pengetahuan, memang bukan tiba-tiba jatuh dari
langit. Semua usaha dikerahkan, termasuk dana dalam pencarian,
penelitian, dan sekian banyak percobaan. Dan, unsur paling penting dalam
syarat Imam Syafi’I adalah irsyadul ustadzin, guru yang
membimbing. Ilmu memang bisa dicari tanpa guru. Ilmu pun bisa didapat
tanpa ustadz. Tapi guru dan pembimbing, tak akan pernah bisa tersingkir.
Sebab, ilmu bukan hanya soal matematika atau bahasa Indonesia, tapi
juga soal transfer akhlak, moral, dan akidah. Dan terakhir kata Imam
Syafi’I, dalam ilmu pengetahuan, tak satu hal pun bersifat instan. Ilmu
selalu membutuhkan thulu zaman, perjalanan waktu. Tak ada ilmu
untuk orang-orang yang berpikir instan dan menghendaki hasil seperti
mata yang dikedipkan. Tak ada ruang untuk orang-orang yang ingin hasil
secepat kilat.
Cukuplah enam syarat seperti yang dicatat oleh Imam Syafi’i.
Janganlah berkurang, meski satu saja darinya. Sebab semuanya mempunyai
kaitan yang sangat erat.
Teman-teman sekalian yang saya cintai, tujuan ilmu sama sekali bukan
hanya tentang kenikmatan intelektual. Tujuan ilmu, bukan pula mencari
puncak pencapaian. Tapi, untuk memperbaiki kualitas hidup, amal, dan
menjernihkan pandangan, serta arah kehidupan.
Ilmu pun, bukan pula kebenaran yang bersifat mutlak, tak berubah,
apalagi kekal. Kebenaran ilmu pengetahuan jauh di bawah kenenaran
hakikat, kalamullah, firman Allah.
Dan Ibrahim a.s. telah membuktikannya. Secara ilmu, tentu api terasa
panas, tidak dingin. Tapi ketika Allah azza wa jalla menghendaki, apapun
bisa terjadi.
Orang-orang yang mengejar ilmu untuk ilmu, ilmu untuk kepuasan
berpikir, dan ilmu untuk menjadi gagah dan bangga, seperti berjalan
dalam labirin pekat yang membuat sesak. Sikap kita pada ilmu, tentu akan
menentukan segalanya. Dan sebaik-baiknya sikap, tentu saja sikap yang
mampu mengubah ilmu menjadi kekuatan yang menyelamatkan.
Dan akhir dari semua usaha, tentu dengan tengadah tangan dan
berlapang dada, memanjat doa. Semoga Allah, dengan ilmu yang kita dapat,
memberikan kesempatan seluas-luasnya, sehingga kita bermanfaat bagi
umat. Dan memetik kemenangan, di dunia pun di akhirat. Semoga Allah
meringankan langkah para pencari ilmu dan meridhainya dengan cahaya di
jalan yang benderang.
Dan semoga apa yang saya bawakan ini, sangatlah bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi saya pribadi. Akhir kata, subehanaka allahumma
wabiahamdik ashaduallailaha anta astagfiruka waatub ilaik,
wassalamualaikum wr.wb.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai contoh pidato indahnya ilmu semoga bermanfaat.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai contoh pidato indahnya ilmu semoga bermanfaat.