MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN DAN HEWAN

Kali ini admin postingkan makalah fisiologi tumbuhan dan hewan silahkan simak di bawah ini.

BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang
Tumbuhan dan hewan memiliki peranan yang penting dalam menjaga kelangsungan dan keseimbangn kehidupan di dunia. Tumbuhan hijau, misalnya memiliki peranan sangat sentral didalam menyediakan makan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis. Tidak hanya fotosintesis, tumbuhan juga melakukan pernapasan atau respirasi, osmosis, difusi, reproduksi. Dan perlu diketahui tumbuhan juga melakukan suatu gerakan, namun gerakan pada tumbuhan bersifat pasif berbeda dengan hewan dan manusia yang bergerak aktif. Mungkin dalam kehidupan sehari – hari kita melihat tumbuhan dari bentuk luarnya saja dan banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana sebenarnya cara kerja organ – organ dalam tumbuhan sehingga tumbuhan bisa tumbuh besar dan menghasilkan bunga dan buah. Maka dari itu sangat perlu kita mengulas fisiologi tentang tumbuhan.
Begitu juga dengan hewan, banyak hewan – hewan yang kita lihat bentuk luarnya saja, seperti hewan vertebrata dan invertebrata. Namun sama halnya dengan tumbuhan seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa tidak banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana sebenarnya organ – organ dalam yang bekerja pada tubuh hewan sehingga hewan tersebut bisa bertumbuh, berkembang, bisa bergerak aktif, dan juga mengalami reproduksi sehingga bisa meneruskan keturunan. Dan banyak lagi kegiatan yang dilakukan dalam tubuh hewan melalui organ – organ yang ada didalam faal tubuh hewan yang membentuk banyak sistem – sistem untuk memudahkan hewan  melakukan aktivitas sehari – hari.
Maka dari itu, kita sebagai makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya daripada hewan dan tumbuhan, sangat perlu kita mengetahui bagaiman proses – proses yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan dan hewan. Agar kita bisa secara tepat untuk melestarikan hewan maupun tumbuhan, menjaga keseimbangan kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Karena bagaimanapun, setiap makhluk hidup di dunia ini saling bergantungan satu dengan yang lainnya.

1.2       Rumusan Masalah
            Dari paparan latar belakang di atas, maka dtemukan beberapa permasalahan mengenai fisiologi hewan dan tumbuhan diantaranya :
1.2.1        Bagaimana fisiologi pada tumbuhan ?
·         Bagaimana sistem gerak pada tumbuhan ?
·         Bagaimana proses pertumbuhan pada tumbuhan ?
·         Bagaimana proses proses respirasi pada tumbuhan ?
·         Bagaimana proses reproduksi pada tumbuhan ?
·         Bagaimana proses ekskresi pada tumbuhan ?
1.2.2        Bagaimana fisiologi pada hewan ?
·         Bagaimana sistem gerak pada hewan ?
·         Bagaimana proses pertumbuhan pada hewan ?
·         Bagaimana proses proses respirasi pada hewan ?
·         Bagaimana proses reproduksi pada hewan ?
·         Bagaimana proses ekskresi pada hewan ?

1.3                          Tujuan Penulisan
1.3.1        Agar kita mengetahui fisiologi pada tumbuhan
·         Agar kita mengetahui sistem gerak pada tumbuhan.
·         Agar kita mengetahui proses pertumbuhan pada tumbuhan.
·         Agar kita mengetahui proses proses respirasi pada tumbuhan.
·         Agar kita mengetahui proses reproduksi pada tumbuhan.
·         Agar kita mengetahui proses ekskresi pada tumbuhan.
1.3.2        Agar kita mengetahui fisiologi pada hewan.
·         Agar kita mengetahui sistem gerak pada hewan.
·         Agar kita mengetahui proses pertumbuhan pada hewan.
·         Agar kita mengetahui proses proses respirasi pada hewan.
·         Agar kita mengetahui proses reproduksi pada hewan.
·         Agar kita mengetahui proses ekskresi pada hewan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Fisiologi pada tumbuhan
2.1.1                    Gerak pada tumbuhan
Perlu kita ketahui tumbuhan itu sebenarnya bergerak, namun gerak pada tumbuhan itu bersifat pasif tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif. Karena reaksi rangsangan yang diberikan pada hewan lebih cepat dibandingkan reaksi pada tumbuhan. Berdasarkan penyebabnya gerak pada tumbuhan, digolongkan menjadi gerak hidroskopis, gerak esionom, dan gerak endonom. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas secara rinci masing – masing jenis gerakan pada tumbuhan.
·         Gerak hidroskopis atau otonom
Gerak hidroskopis adalah gerak yang disebabkan oleh pengaruh atau perubahan kadar air. Contohnya adalah pecahnya buah polong – polongngan atau petai cina dan gerak membuka dan menutupnya sporangium pada tumbuhan lumut oleh peristom.
·         Gerak esionom
Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi rangsangan dari luar. Gerak esionom dibagi lagi menjadi tropisme, Nasti, dan Taksis
a.       Tropisme
Gerakan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar dan gerakannya dilakukan oleh sebagian dari tubuhnya. Tropisme ada dua macam yaitu tropisme positif dan tropisme negatif. Tropisme positif apabila arah gerakannya menuju kearah sumber rangsangan. Sebaliknya, apabila arah gerakannya berlawanan dengan datangnya rangsang disebut tropisme negatif.

Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu
1.      fototropisme, rangsangan berupa cahaya. Fototropisme positif  diperlihatkan oleh pertumbuhan tunas – tunas daun atau batang. Fototropisme negatif diperlihatkan oleh gerak tumbuh akar.
2.      geotropisme, bila rangsangan berupa gaya tarik bumi. Geotropisme positif contohnya gerak tumbuh akar. Geotropisme negatif contohnya gerak tumbuh batang.
3.      kemotropisme, bila rangsangan berupa zat kimia. Kemotropisme positif contohnya gerak akar tumbuhan menuju zat makanan di dalam tanah. Kemotropisme negatif contohnya gerak akar menjauhi racun.
4.      tigmotropisme, bila rangsangan berupa sentuhan pada bagian tumbuhan. Contohnya adalah gerakan sulur yang melilit pada benda atau dahan yang mengenai sulur tersebut.
b.      Nasti
Nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arah gerakannya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Nasti dibagi lagi menjadi lima berdasarkan jenis rangsangannya,
1.      Niktinasti adalah gerak menutupnya daun majemuk (gerak tidur) pada malam hari, seperti daun petai cina. Rangsangannya yaitu gelap.
2.      Seismonasti adalah gerak menutupnya daun majemuk (seperti menutupnya daun putri malu) karena adanya sentuhan
3.      Kompleknasti adalah gerak nasti yang banyak penyebabnya. Contohnya gerak membuka dan menutupnya stomata yang disebadkan oleh cahaya, zat kimia, panas dan air.
4.      Termonasti adalah gerak membukanya bunga tulip karena pengaruh temperatur.
5.      Fotonasti adalah gerak yang dipengaruhi oleh cahaya seperti membukanya bunga pukul empat pada sore hari.
c.       Taksis
Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arah gerakannya ditentukan oleh sumber rangsangan. Gerak taksis dibagi menjadi taksis positif dan taksis negatif, taksis positif apabila gerak menuju sumber rangsangan, dan taksis negatif bila gerak menjauhi sumber rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis dibedakan menjadi :
1.      Fototaksis, bila rangsangan berupa cahaya. Contoh gerakan kloroplas kesisi sel yang mendapat cahaya matahari(taksis positif)
2.      Kemotaksis, bila rangsangan berupa zat kimia. Contoh gerak spermatozoit menuju ke ovum di dalam arkegonium lumut.
3.      Galfanotaksis, bila rangsangan berupa listrik. Contoh gerak bakteri yang berkumpul disuper listrik (taksis positif).
·         Gerak Endonom
Gerak endonom adalah gerak pada tumbuhan yang belum diketahui penyebabnya. Gerak endonom disebut pula gerak otonom (gerak sendiri). Hal tersebut terjadi karena diduga penyebabnya adalah rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contoh gerakan sitoplasma pada sel hidrila dan bawang merah.

2.1.2        Pertumbuhan pada tumbuhan
            Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan volume tubuh yang bersifat tidak dapat kembali kebentuk asal. Pertumbuhan terjadi dikarenakan jumlah sel bertambah banyak dan ukuran sel bertambah besar. Proses pertumbuhan terjadi pada bagian tubuh tertentu yang disebut dengan titik tumbuh. Misalnya pada ujung batang dan ujung akar. Proses pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh
a. Suhu
      terdapat tiga macam suhu pertumbuhan, yaitu suhu optimun yang merupakan suhu terbaik untuk pertumbuhan, suhu minimum yang merupakan suhu terendah untuk pertumbuhan, dan suhu maksimum merupakan suhu tertinggi untuk pertumbuhan
b. Hormon pertumbuhan yang disebut auksin
      Auksin terletak pada ujung batang atau akar yang berfungsi untuk mengembangkan sel sehingga menjadi bertambah panjang, menggiatkan kambium untuk membentuk sel – sel baru, dan merangsang pembentukan bunga dan buah. Auksin dapat bekerja maksimum ditempat yang tidak kena cahaya. Proses pertumbuhan yang cepat di tempat yang gelap disebut etiolasi.
c. Cahaya
      Cahaya sangat penting untuk pertumbuhan, tetapi cahaya dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan.

2.1.3        Proses mendapatkan makanan dan Respirasi pada tumbuhan
Berdasarkan cara memperoleh makanan, tumbuhan ada yang bersifat autotrof melalui fotosintesis dan kemosintesis. Ada pula yang bersifat heterotrof yang menggunakan zat makanan yang sudah jadi. Tumbuhan heterotrof dapat bersifat saprofit yaitu mengambil makanan dari makhluk hidup yang sudah mati seperti jamur, dapat pula bersifat parasit yang mengambil makanan dari makhluk hidup yang masih hidup seperti putri malu dan paku picisan.
1. Fotosintesis
Merupakan proses penyusunan zat organik, karbhohidrat yang berasal dari zat anorganik karbhohidrat yang berasal dari zat anorganik, karbondioksida dan air yang berlangsung pada bagian tubuh tumbuhan yang berklorofil dengan bantuan energi cahaya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi fotosintesis diantaranya adalah
a.         CO2, yang diambil dalam bentuk gas dari udara, masuk melalui stomata. CO2diangkut ke kloroplas dalam bentuk H2CO3. dalam keadaan terik, kadar CO2rendah, sehingga proses fotosintesis akan terhambat.
b.      H2O diperoleh dari dalam tanah melalui rambut akar. Air merupakan penyumbang hidrogen pada proses fotosintesis.
c.          Cahaya matahari yang kita lihat terdiri dari tujuh spektrum yaitu, sinar merah, jingga, kuning, biru, nila,unggu, ditambah dua sinar yaitu inframerah dan ultra ungu. Sinar merah, biru serta ungu lebih banyak digunakan dalam proses fotosintesis.
d.      Klorofil merupakan zat hijau daun. Klorofil pada tumbuhan tinggi ada dua macam yaitu klorofil A dan klorofil B. Ada dua macam sistem pigmen dalam proses fotosintesis yaitu sistem pigmen I dan sistem pigmen II. Para ahli kemuadian menulis persamaan reaksi kimia proses fotosintesis sebagai berikut

6CO2 + 6H2O                                   C6H12O6 + 6O2

2. Rerpirasi
                Respirasi pada tumbuhan juga menyangkut proses pembebasan energi kimiawi menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun.
C6H12O6 + 6 O2                                     6 CO2 + 6 H2O

2.1.4        Reproduksi pada tumbuhan
Ada beberapa cara yang dilakukan tumbuhan untuk memperbanyak diri :
a. Reproduksi vegetatif aseksual melalui reproduksi vegetatif, individu baru yang terjadi berasal dari satu sel induk, atau individu baru terjadi tanpa melalui proses perkawinan. Ada dua macam reproduksi secara vegetatif yaitu :
1)      Reproduksi alami yang terjadi tanpa campur tangan manusia seperti :      pembelahan diri contohnya pada alga. Fragmentasi yaitu cara berreproduksi dengan cara memutuskan bagian tubuh sehingga menjadi individu baru. Tunas contohnya pada jamur, tanaman pisang, dan cocor bebek. Spora terdapat pada jamur, lumut, dan tumbuhan paku. Rhizoma merupakan batang yang terdapat di dalam tanah dan digunakan untuk menyimpan cadangan makanan, contohnya jahe, lengkuas, kencur, dan kunyit. Stolon atau geragih merupakan batang yang merambat seperti yang terdapat pada tanaman arbei dan tumbuhan artanam. Umbi batang adalah batang yang digunakan untuk menyimpan cadangan makanan, terdapat pada tanah contohnya kentang dan umbi jalar. Umbi lapis adalah batang yang terdapat di dalam tanah yang dapat menumbuhkan tunas yang disebut siung, misalnya pada tanaman bawang merah dan bawang bombay. Tunas adventif adalah tunas yang keluar dari akar pada permukaan tanah, misalnya pada pohon kersen dan pohon kesemek.
2)      Reproduksi vegetatif buatan, adalah reproduksi yang dialakukan oleh manusia terhadap tanaman. Tujuannya antara lain untuk memperbanyak tanaman dalam waktu yang singkat, karena tidak harus menunggu sampai tanaman tersebut berkembang menjadi berbuah dan berbiji. Cara – cara reproduksi buatan antara lain dengan setek batang, cangkok, runduk, okulasi, dan disambung.
b. Reproduksi generatif aseksual adalah cara reproduksi yang didahului dengan peleburan dua sel. Beberapa reproduksi generatif, antara lain :
1)      Konyugasi, yaitu sel yang melebur belum dapat dibedakan jenis kelaminnya, sering juga disebut peleburan inti. Hasil peleburan disebut zygospora, Seperti yang terjadi pada alga dan protozoa.
2)      Jika dua sel yang melebur sudah terspesialisasi, hasil peleburannya disebut zygote.
3)      Jika dua sel kelamin yang melebur berukuran sama disebut isogami, jika tidak sama disebut anisogami.
c. Reproduksi pada tumbuhan lumut dan paku
            Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku pada reproduksinya mengalami metagenesis, yaitu antara keturunan kawin (gamettofit) dan keturunan tidak kawin (sporofit ).
d. Reproduksi pada tumbuhan biji/tumbuhan bunga
            Reproduksi generatif pada tumbuhan biji terjadi melalui dua tahap, yaitu penyerbukan/persarian yaitu proses jatuhnya serbuk sari pada kepala putik, yang diikuti oleh proses pembuhaan/fertilisasi, yaitu proses peleburan kepala serbuk sari yang berisi sel jantan pada ovum terdapat pada bakal biji.
1)      Reproduksi pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
Bunga pada gymnospermae umumnya belum mempunyai perhiasan bunga, ada bunga jantan (hanya memiliki benang sari saja) dan ada bunga betina (hanya memiliki putik) yang terpisah membentuk srtobilus. Pembuahannya disebut pembuahan tunggal, karena seluruh inti sperma akan membuahi sel telur membentuk lembaga/embrio.
2)      Reproduksi pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
Bunga umumnya sudah merupakan bunga sempurna. Pembuahannya disebut pembuahan beganda karena terjadi dua macam pembuahan yaitu:
a. inti sel sperma + sel telur                             lembaga/embrio
b. inti sel sperma + endosperm                        keping biji


2.1.5    Ekskresi pada tumbuhan
                        Tumbuhan mengambil zat-zat dari lingkungannya dan juga memberikan zat pada lingkungannya. Pengeluaran zat tersebut dinamakan eliminasi.Selain zat sisa metabolisme, tumbuhan juga mengeluarkan zat lainnya yang dapat di bedakan menjadi tiga golongan :
            a.Air pada peritiwa penguapan dan penetesan air atau gutasi.
            b.Zat yang dikeluarkan berupa hasil asimilasi, misalnya keluarnya madu dari            kelenjar madu.
            c.Zat yang dikeluarkan merupakan hasil dari peristiwa pembongkaran , seperti
               karbondioksida dan air yang dikeluarkan pada proses pernapasan.
1. Transpirasi (penguapan)
            Macam-macam transpirasi, yaitu transpirasi stomata dan kutikula 
      a.Transpirasi stomata adalah penguapan yang dilakukan melalui mulut daun atau
         stomata. Keluarnya uap air melalui stomata merupakan porsi pengeluaran air yang
         jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengeluaran air melalui kutikula.
      b.Transpirasi kutikula adalah penguapan air dengan menembus dinding sel dan
         kutikula pada tumbuhan dibagian yang berbatasan dengan udara luar. Dengan
         kata lain transpirasi ini dilakukuan oleh seluruh bagian tumbuhan kecuali melalui
         stomata.
      c.Faktor yang mempengaruhi transpirasi
         1.Faktor dalam
            a.Keadaan kutikula
               Pada beberapa jenis tumbuhan terdapat lapisan kutikula, lapisan lilin,atau
               Lapisan zat kitin yang melindungi permukaan daun, batang muda, atau
               buah.Lapisan ini mengurangi proses transpirasi. Tumbuhan yang hidup
               di daerah kering atau agak kering biasanya memiliki lapisan kutikula yang
               lebih tebal dibandingkan dengan tumbuhan yang hidup di daerah yang lebih
               basah.
            b.”Kelakuan” Stomata
               Stomata akan membuka bila sel penjaga membesar dan akan menutup bila sel
               Penjaga memipih. Waluupun cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi
               membuka dan menutupnya  stomata,pada beberapa jenis tumbuhan , stomatanya tetap menutup pada siang hari. Namun ada juga jenis tumbuhan sekulen stomatanya tetap terbuka pada malam hari.
            c.Posisi stomata pada daun
               Letak stomata yang lazim adalah sejajar dengan permukaan bawah daun. Akan
               tetapi, pada beberapa jenis tumbuhan stomatanya terbenam jauh ke dalam.Stomata ini menyebabkan penguapan air berkurang.
            d.Distribusi Stomata
               Umumnya stomata berada di bawah permukaan daun. Namun ada juga jenis tumbuhan yang mempunyai stomata, baik di permukaan bawah maupun di permukaan atas daun.
            e.Struktur Rambut / Bulu pada Epidermis
               Pada jenis tumbuhan tertentu, terdapat rambut/ bulu-bulu pada permukaan daun atau batangnya. Dengan adanya rambut-rambut ini, penguapan akan lebih sedikit.
         2.Faktor luar (Faktor lingkungan)
            a.Kelembaban udara
               Makin kering udara luar makin tinggi transpirasi yang dilakukan oleh tumbuhan. Sebaliknya makin lembab keadaan udara, makin rendah transpirasinya.
            b.Keadaan angin
            Transpirasi akan berjalan lebih cepat bila udara di sekelilingnya berangin. Bila udara tenang maka transpirasi lebih sedikit.
         c.Suhu udara
            Suhu udara yang tinggi menyebabkan transpirasi yang lebih tinggi. Sebaliknya , suhu yang rendah menyebabkan transpirasi juga rendah.
         d.Intensitas cahaya
            Makin tinggi intensitas cahaya, makin tinggi transpirasi tumbuhan.
         e.Kondisi tanah
            Bila suhu tanah rendah maka penyerapan air pun berkurang. Akibatnya, transpirasi juga berkurang. Konsentrasi air tanah yang tinggi menyebabkan absorpsi air jadi berkurang. Dengan demikian, transpirasi juga menurun. Aerasi tanah yang jelek juga mempengaruhi absorpsi air.
2.  Gutasi
                     Tetes-tetes air yang keluar dari tumbuhan disebut gutasi.Gutasi dilakukan terutama oleh tumbuhan herba. Gutasi terjadi pda waktu udara jenuh oleh uap air dan pada waktu itu penyerapan air berjalan dengan sangat cepat. Pada peristiwa itu air dikeluarkan sebagai tetes-tetes air melalui celah yang terdapat pada ujung berkas pembuluh pengangkutan pada tepi-tepi daun. Celah itu disebut hidatoda atau gutatoda atau emisarium. Gutasi dapat diamati misalnya pada tumbuhan tomat atau padi-padian yang sedang aktif tumbuh.

2.2       Fisiologi pada hewan

2.2.1 Sistem gerak pada hewan
Secara umum hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.Hewan dapat melakukan gerakan karena memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya. Selain itu rangka juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk pergerakan tubuh. Sistem rangka bukanlah merupakan system yang mutlak harus dimiliki oleh setiap jenis hewan. Beberapa jenis hewan Invertebrata yang hidup di perairan atau di daratan , banyak yang tidak mempunyai rangka.
Rangka tubuh hewan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Rangka luar pada Invertebrata
·         Protozoa, mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur atau kitin
·         Porifera, memiliki rangka tubuh yang terbuat dari bahan kristal spikula
·         Coelenterata dan Echinodermata, rangkanya terbuat dari zat kapur
·         Molusca, memiliki cangkang tubuh dari bahan CaCO3, yang berguna untuk melindungi dari musuh.
·         Arthropoda, memiliki kulit keras terbuat dari zat kitin.


2. Rangka dalam pada Vertebrata
Rangka dalam bagi hewan vertebrata merupakan alat gerak pasif karena hewan baru dapat bergerak apabila otot yang menempel pada rangka tersebut bekerja (berkontraksi dan relaksasi). Untuk memudahkan pergerakan maka tulang yang membentuk rangka bersambungan dengan suatu bentuk yang disebut sendi. Ular yang tidak mempunyai anggota gerak, dapat bergerak dengan luwes karena mempunyai beratus-ratus otot yang menempel pada tulang-tulang rusuknya. Rangka ular yang dominan adalah tulang rusuk yang meliputi kepala sampai ekor.
Secara umum, rangka hewan bertulang belakang terbagi menjadi :
a.                Tengkorak
b.                  Leher (pada ikan dan katak tidak ada)
c.                   Badan (ruas tulang belakang,rusuk,dan panggul)
d.                  Anggota gerak (pada ular tidak ada)
Ikan dan katak memiliki leher. Sebaliknya pada burung, ruas tulang laher berkembang dengan baik. Tulang-tulang anggota gerak pada vertebrata mempunyai susunan yang sama, walaupun besar / panjangnya berbeda-beda , yaitu :
a.                   Tulang-tulang yang membentuk paha,
b.                  Tulang-tulang dalam membentuk betis,
c.                   Tulang-tulang yang membentuk telapak kaki,
d.                  Tulang-tulang yamg membentuk jari-jari.
Beberapa hewan vertebrata ada pula yang memiliki rangka luar selain rangka dalam. Contohnya ikan memiliki sisik, kura-kura memiliki karapaks dan plastron dan buaya memiliki penebalan kulit dari zat tanduk.
 Pada organisme yang lebih kompleks diantara kedua lapisan terbentuk lapisan ketiga yang disebut mesodermis. Mesodermis ini terbentuk dari hasil pembelahan ektodermis dan endodermis. Organisme yang pada fase gastrula ini memiliki tiga lapis lembaga merupakan organisme triploblastik.
Pada tahap diferensiasi ketiga lapisan lembaga tersebut berkembang menjadi jaringan-jaringan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan lembaga dan rongga tubuhnya, kelompok invertebrata dibagi kedalam filum-filum

2.2.2 Pertumbuhan pada hewan
         Hewan vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada vertebrata dapat diamati melalui bentuk morfologinya. Jika dilihat dari faal tubuhnya pertumbuhan pada vertebrata yaitu dengan bertambah tinggi dan besarnya organ – organ yang ada di dalam tubuh hewan vertebrata, secara jelas terjadinya perubahan ukuran pada rangka hewan vertebrata tersebut. Sedangkan perkembangan pada hewan bersel banyak umumnya dimulai dari fertilisasi. Perkembangan hewan melalui tiga tingkat yaitu :
·   Cleavage adalah pembelahan zigot menjadi anak – anak sel. Hasil pembelahan ini berupa anak sel yang memiliki ukuran yang hampir sama. Pembelahan ini dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Selanjutnya pembelahan sel menghasilkan formasi sel – sel yang berbentuk bola padat yang disebut morula. Kemudian di dalam morula terbentuk rongga berisi cairan yang disebut blastosol. Bentuk semacam bola berongga ini disebut blastula.
·   Gastrulasi adalah proses penyusunan dan pengaturan sel ke dalam lapisan yang berbeda. Gastrulasi juga berarti pembentukan rongga saluran. Pembentukan rongga ini menyebabkan terjadinya gerakan. Permulaan proses ini terjadi diakhir blastula, yaitu dimulai dengan membentuk lekukan kedalam atau invaginasi.
·   Seperti sebuah bola yang ditekan pada satu sisi, akhirnya tercipta bentuk seperti mangkuk yang terdiri atas dua lapisan, yaitu ektodermis dan endodermis. Ektodermis atau lapisa luar akan menjadi kulit, sedangkan lapisan dalam atau endodermis akan menjadi dinding saluran yang dalam perkembangannya menjadi bermacam – macam fungsi.

Perkembangan hewan invertebrata melalui tiga tahapan, yaitu cleavage, morfogenesis, dan diferensiasi. Perkembangan ini diawali dengan fertilisasi.
Pada tahap cleavage atau tahap pembelahan sel, zigot (sel telur yang telah dibuahi) akan membelah dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Sel-sel hasil pembelahan ini tetap berkumpul dan membentuk morula.
Pada tahap morfogenesis pembelahan sel berlangsung terus-menerus dan sel-sel itu menggeser, sehingga seluruhnya berbentuk seperti bola karet yang mempunyai rongga didalamnya.Fese ini disebut blastula.Rongga blastula yang disebut blastocoel memiliki dinding yang terduri atas satu lapis sel yang disebut blastodermis. Selanjutnya salah satu bagian dari blastodermis mengalami pelekukan (Invaginasi) sehingga terbentuk rongga baru yang disebut gasrocoel. Embrio pada fase ini disebut gastrula. Pada fase ini, embrio mempunyai dua lapis dinding, yaitu endodermis yang melapisi gastrocoel dan lapisan luar yang disebut ektodermis.
Kedua lapisan dinding pada gastrula ini disebut lapisan lembaga. Hewan yang mempunyai dua lapisan lembaga disebut diploblastik, seperti coelenterata. Pada organisme yang lebih kompleks diantara kedua lapisan terbentuk lapisan ketiga yang disebut mesodermis. Mesodermis ini terbentuk dari hasil pembelahan ektodermis dan endodermis. Organisme yang pada fase gastrula ini memiliki tiga lapis lembaga merupakan organisme triploblastik.
Pada tahap diferensiasi ketiga lapisan lembaga tersebut berkembang menjadi jaringan-jaringan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan lembaga dan rongga tubuhnya, kelompok invertebrata dibagi kedalam filum-filum.
     
      2.2.3    Respirasi pada hewan
                     Sistem respirasi pada hewan vertebrata bermacam – macam ada yang menggunakan ingsang seperti ikan. Contohnya pada ikan emas pada fase inspirasi yaitu fase pada waktu pengambilan O2dari air, air dimasukkan kedalam rongga mulut. Rongga mulut membesar karena gerakan tutup insang kearah samping, tetapi celah belakang masih tertutup selaput. Akibatnya, tekanan udara pada rongga mulut lebih kecil dari luarnya kemudian celah mulut terbuka sehingga air masuk ke dalam rongga mulut. Berikutnya fase ekspirasi yaitu fase pelepasan CO2 ke air. Setelah air masuk kerongga mulut, celah mulut tertutup sehingga celah insang terbuka dan air segera keluar. Pada hewan ampibi melakukan respirasi yaitu menghisap oksigen melalui kulitnya itu sebabnya ampibi harus menjaga kelembapan kulitnya. Reptil dan mamalia bernafas dengan paru – paru dimana udara dihirup melalui hidung kemudian diproses dalam paru – paru dan kembali dibuang dari hidung juga. Sedangkan pada aves / burung memiliki kantung udara yang berhubungan dengan paru – paru di dalam tubuh burung. Dan tulang – tulang burung berongga sehingga tubuh burung ringan.
               Beberapa hewan invertebrata seperti amoeba, paramaecium, dan cacing tanah, memperoleh semua oksigen yang di butuhkannya melalui seluruh permukaan tubuhnya. Untuk dapat mekakukan ini, permukaan tubuh harus tetap basah. Selain itu, selaput atau kulit tipis yang basah itu harus terlindung dari luka, yang biasanya tertutup dengan suatu lapisan yang berlendir yang membuat selaput atau kulit tubuh sangat licin terhadap kerusakan akibat benda-benda tajam.
               Kelompok hewan darat yang termasuk arthropoda, misalnya serangga, memiliki system pernafasan yang berupa sistem pembuluh trakea. Trakea merupakan pembuluh udara yang bercabang-cabang dan bercabang lebih halus lagi ke seluruh bagian tubuh. Sistem trakea tidak mengandalkan pada peredaran darah untuk mentransfer oksigen dari permukaan tubuh ke sel-sel tubuh, sehingga oksigen tidak diedarkan melalui darah. Pada sepanjang kedua sisi tubuh serangga terdapat lubang-lubang kecil disebut stigma, yang merupakan muara pembuluh-pembuluh trakea yang selalu terbuka. Jadi udara keluar masuk melalui stigma sebagai lubang pernafasan.
               Zat-zat kimia yang di keluarkan oleh sel-sel yang kekurangan oksigen menyebabkan trakea tumbuh bercabang-cabang di daerah tersebut. Pada serangga besar atau aktif, pengeluaran udara ke dalam trakea dilakukan oleh otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.


2.2.4        Reproduksi pada hewan
Reproduksi pada vertebrata sebagian besar dilakukan secara generatif. Reproduksi generatif dapat berupa :
1.      Reproduksi seksual dengan sel telur yang tidak dibuahi, yang biasa disebut partenogenesis.
2.      Pseudoseks, yang sebenarnya adalah suatu partenogenesis pula, hanya saja terjadi proses ” mengawini”, misalnya kadal betina pada kadal betina lainnya yang berperan sebagai kadal jantan (tetapi tidak menghasikan sperma).
3.      Hemaproditisme, pembuahan dilakukan oleh sesama jenis yang kemudian mengalami perubahan jenis kelamin, seperti yang terjadi pada belut yang semula berjenis kelamin betina kemudian berubah menjadi jenis kelamin jantan yang sebenarnya (menghasilkan sperma).
Sedangkan pada mamalia reproduksi seksual diawali dengan pembentukan gamet atau gametosis, pembentukan sperma atau disebut spermatogenesis dan pembentukan sel telur atau oogenesis. Apabila sel telur bertemu dengan sperma yang masuk melalui vagina, maka sel telur akan dibuahi atau terjadi fertilisasi sehingga membentuk zigot. Zigot akan mengalami beberapa kali pembelahan sehingga menjadi embrio.
   Reproduksi atau perkembangbiakan pada invertebrate dapat berlangsung baik secara generatif dan vegetatif. Pada reproduksi vegetatif, generasi anak memiliki sosok gen yang sama dengan induknya. Ada beberapa bentuk reproduksi vegetatif, misalnya peristiwa fragmentasi atau pemisahan sebagian tubuh, seperti yang terjadi pada bintang laut, atau pelepasan sekelompok sel yang  dilakukan di lingkungannya. Reproduksi vegetatif lebih cepat dibandingkan dengan reproduksi generatif.


2.2.4        Sistem ekskresi pada hewan
Sistem ekskresi pada hewan vertebrata berbeda – beda misalnya pada ikan mempunyai sistem ekskresi berupa sepasang ginjal yang berbentuk memanjang dan berwarna kemerah – merahan beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, saluran ginjal dan saluran kelenjar kelaminnya bersatu disebut saluran urogenial yang terletak di belakang anus. Ikan – ikan lain memiliki kloaka. Ikan dan vertebrata lain yang hidup di air laut harus menjaga jangan sampai kehilangan tekanan osmotofnya terhadap lingkungan hipertoniknya dan mencegah pengambilan terlalu banyak garam melalui difusi. Tetapi ikan dan vertebrata yang hidup di air tawar mempunyai masalah yang sebaliknya, mereka harus mencegah kehilangan garam dengan difusi dan pengambilan air melalui osmosis. Ikan melakukan hal ini dengan cara mengekskresikan sejumlah besar urine, tetapi ikan harus juga menghemat garam selain membersihkan tubuhnya dari zat – zat sisa seyawa nitrogen. Pada ampibi misalnya katak, alat ekskresi utama ialah sepasang ginjal yang terletak dikanan dan kiri tulang belakang, berwarna merah kecoklat – coklatan yang memanjang dari muka kebelakang. Ginjal merupakan alat penyaring yang mengeluarkan zat – zat sisa yang dapat larut terutama urine, garam – garam mineral yang kelebihan dari air yang terkumpul dari sel – sel tubuh, serta cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang saluran halus, masing – masing bermuara di kloaka. Kandungan kencingnya merupakan gelembung tipis sebagai tonjolan dinding kloaka. Kandungan kencing ini berguna untuk menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dari dalam ginjal dan kemudian dikeluarkan melalui kandungan kencing ke kloaka.
Pada reptil, alat ekskresinya juga berupa ginjal. Zat – zat sisa diekskresikan dari ginjal dan bermuara pada kloaka. Kelenjar kulit menghasilkan asam urine dan berguna untuk mengusir musuh.
Pada burung, alat ekskresinya terdiri atas ginjal, paru – paru dan kulit. Burung mempunyai sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usus atau kloaka. Kloaka ini merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tapi mempunyai kelenjar minyak yang terdapat di tunggingnya, yang berguna untuk meminyaki bulunya.
Pada mamalia, alat ekskresinya terdiri dari ginjal, hati, paru – paru, dan kulit seperti pada manusia. Ginjal mengeluarka urine, kulit mengeluarkan keringat, paru – paru mengeluarkan karbondioksida, hati mengeluarkan empedu, dan saluran pencernaan mengeluarkan sisa pencernaan.
Alat ekskresi pada  hewan invertebrata seperti cacing pipih, misalnya planaria, berupa sel-sel yang mempunyai rambut-rambut getar. Zat-zat sisa diserap melalui alat ekskresi ini. Karena rambut-rambut getar ini tampak seperti nyala api, maka sel-sel tersebut dinamakan sel api. Cairan tubuh disaring di dalam sel-sel api dan zat-zat sisa diserap, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.
            Pada cacing tanah dan juga pada sebagian besar invertebrata lain, alat ekskresinya dinamakan nefridia, berupa corong yang mempunyai saluran berliku-liku.
         Pada tiap-tiap segmen tubuh terdapat sepasang  nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan segmen terakhir. Setiap nefridium mempunyai corong yang disebut nefrostom dan terdapat pada sekat pemisah segmen-segmen tubuh cacing. Corong tersebut melalui sekat menjadi pembuluh panjang yang mempunyai saluran berliku-liku di dalam segmen berikutnya.
            Nefrosom yang merupakan corong terbuka dan berambut getar, menarik dan mengambil cairan tubuh masuk ke dalam tubuh yang panjang dan tipis, Pada waktu cairan tubuh mengalir melalui nefridia, zat-zat yang  diperlukan tubuh  dimanfaatkan  atau diambil dan diedarkan ke sekeliling kapiler sistem peredaran. Cairan tubuh yang berupa zat-zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen dan garam-garam yang tidak diperlukan lagi dikeluarkan dari tubuh.
            Seperti pada cacing, umumnya invertebrate lain mempunyai nefridia, tetapi pada insekta alat ekskresinya telah mengalami perkembangan lebih sempurna yang disebut tubula malpigi atau pembuluh malpigi. Pembuluh malpigi melekat pada satu atau kedua ujung akhir usus.
            Zat-zat sisa yang berupa senyawa nitrogen yang berasal dari cairan tubuh di dalam darah diubah menjadi asam urat yang kemudian di pindahkan ke pembuluh malpigi masuk ke usus di belakang lambung untuk di keluarkannya. Sel-sel pada rectum mengabsorbsi air dari zat-zat sisa sebelum dikeluarkan  dari  tubuh sebagai butir-butir feses.


                                                                 BAB III     
PENUTUP


3.1              Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai fisiologi tumbuhan dan hewan seperti yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa tumbuhan dan hewan sama – sama melakukan proses fisiologi didalam tubuh seperti melakukan proses bergerak, mengalami pertumbuhan, melakukan respirasi, reproduksi, dan ekskresi. Namun cara kerja system didalam tubuh tumbuhan dan hewan berbeda karena organ – organ yang ada di dalam tubuh tumbuhan dan hewan berbeda. Seperti contohnya, baik tumbuhan maupun hewan sama – sama melakukan gerakan namun pada tumbuhan gerakan tersebut bersifat pasif sedangkan pada hewan bergerak secara aktif. Kemudian dalam respirasi tumbuhan memerlukan CO2 dan menghasilkan O2, sedangkan pada hewan berbanding terbalik. Dan pada proses reproduksi tumbuhan memilki alat reproduksi berupa putik dan benang sari, berbeda dengan hewan memilki alat reproduksi berupa kelamin jantan dan kelamin betina pada hewan vertebrata sedangkan invertebrata tidak memiliki alat reproduksi. Begitu juga dengan proses ekskresi. Pada hewan vertebrata ekskresi melalui saluran – saluran ekskresi secara khusus seperti melalui anus, paru – paru, kulit, dan pada hewan invertebrata organ ekskresi berupa sel api, permukaan sel, pori – pori dan lain sebagainya. Sedangkan tumbuhan melakukan ekskresi yang sangat berbeda dengan hewan yaitu berupa transpirasi (penguapan) dan gutasi. Jadi hewan dan tumbuhan memiliki proses fisiologi yang berbeda satu sama lainnya.
Disisi lain kita sangat perlu mengetahui proses fisiologi di dalam tubuh tumbuhan dan hewan, untuk memudahkan kita melestarikan jenisnya.


3.2              Kritik dan Saran
Dalam penyelesaian makalah ini kami sangat banyak memiliki kekurangan – kekurangan, maka dari itu sangat diperlukan kritik dan saran dari berbagai pihak guna penyempurnaan makalah selanjutnya. Kami berharap agar pembaca mampu memahami isi dari makalah ini, dapat mengkaitkan dan mengaplikasikannya sebagai bahan perkuliahan dengan lingkungan dalam kehidupan sehari – hari.
 Kami mengucapkan banyak terima kasih untuk berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Demikianlah yang saya bagikan mengenai makalah fisiologi tumbuhan dan hewan semoga bermanfaat.