MAKALAH PERMASALAHAN GLOBAL
Table of Contents
Kali ini admin postingkan makalah pemanasan global silahkan simak di bawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan
yang sangat cepat yang dialami masyarakat seiring dengan berkembangnya
jaman yang dibarengi bertambahnya tingkat pemahaman dan juga pengetahuan
manusia di bidang Sains dan Teknologi telah membawa banyak dampak bagi
kehidupan manusia secara umum baik positif maupun negatif. Untuk
mengiringi kemajuan yang berjalan sangat cepat samapai saat ini kita
masih menggantungkan harapan pada pendidikan untuk tetap mengawal dan
menjaga kehidupan sosial masyarakat yang terus berubah. Namun dunia
pendidikan kita yang masih belum bisa mengejar cepatnya arus perubahan
itu perlu disesuaikan dan jga dijaga sehingga tetap mampu menjawab
tantangan dari perubahan dan kemajuan yang terus terjadi.
Dalam
bidang pendidikan, Pendidikan Ilmu Sosial juga tidak lepas dari
tantangan yang sangat keras yang berupa tuntutan akan adanya perbaikan
kualitas pendidikan dan juga tenaga kependidikan. Melihat kondisi yang
dihadapi dan memang harus dilewati tersebut maka sudah sepantasnya
Pendidikan Ilmu Sosial mulai membenahi diri baik dari bergeser dari
tatanan epistomologi kea rah pengembangan inovasi dan juga solusi bagi
perkembangan pendidikan IPS ke depannya. Dimana hal ini sangatlah
sesuia dengan tujuam utama pendidikan IPS yaitu mempersiapkan warga
negara yang dapt membuat keputusan reflektif dan berpartisipasi dengan
sukses dalam kehidupan kewarganegaraandi lingkungan masyarakat, bangsa,
dan negara.
Dalam
pembelajaran IPS, peserta didik diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan, pengalaman-pengalaman dan menggunakan pengetahuan tersebut
dalam kehidupan demokratis, termasuk memperaktekkan berpikir dan
pemecahan masalah (Aziz, 2002).
Pembelajaran
IPS di sekolah juga belum berupaya melaksanakan dan membiasakan
pengalaman nilai-nilai kehidupan demokratis, sosial kemasyarakatan
dengan melibatkan siswa dan komunitas sekolah dalam berbagai aktifitas
kelas dan sekolah. Selain itu dalam pembelajran IPS lebih menekankan
pada aspek pengetahuan, fakta dan konsep-konsep yang besifat hapalan
belaka. Inilah yang dituding sebagai kelemahan yang menyebabkan
“kegagalan” pembelajaran IPS di sekolah-sekolah di Indonesia.
Jika
pembelajaran IPS selama ini tetap diteruskan, terutama hanya menekankan
pada informasi, fakta, dan hafalan, lebih mementingkan isi dari proses,
kurang diarahkan pada proses berfikir dan kurang diarahkan pada
pemeblajaran bermakna dan berfungsi bagi kehidupannya, maka pembelajaran
IPS tidak akan mampu membantu peserta didiknya untuk dapat hidup secara
efektif dan produktif dalam kehidupas masa yang akan datang. Oleh
karena itu sudah semestinya pembelajaran IPS masa kini dan ke depan
mengikuti berbagai perkembangan yang tejadi di dunia secara global.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan penduduk dan keluarga berencana.
2. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan pembangunan.
3. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan Hak Asasi Manusia (HAM)
4. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan migrasi.
5. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan kepemilikan bersama secara global.
6. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan lingkungan hidup dan sumber daya alam.
7. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan kelaparan dan bahan pangan.
8. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan perdamaian dan keamanan.
9. Apa saja permasalahan yang berkaitang dengan prasangka dan diskriminasi.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan penduduk dan keluarga berencana.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan pembangunan.
3. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan Hak Asasi Manusia (HAM).
4. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan migrasi
5. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan kepemilikan bersama secara global.
6. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan lingkungan hidup dan sumber daya alam
7. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan kelaparan dan bahan pangan.
8. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan perdamaian dan keamanan.
9. Untuk mengetahui permasalahan yang berkaitang dengan prasangka dan diskriminasi.
BAB II
Masalah-masalah Global dalam Pembelajaran IPS SD
Berkenaan dengan masalah-masalah global, Merry M.Merryfield (1997: g) antara lain mengemukakan penduduk dan keluarga berencana (population and family planning), pembangunan (development), hak asasi manusia (human right), imigrasi (emigration, immigration, refugees), kepemilikan bersama global (the global commons), kelaparan dan bahan pangan (hunger and food), perdamaian dan keamanan (peace security), prasangka diskriminasi (prejudice and discrimination).
Masalah-masalah tersebut langsung ataupun tidak langsung, beberapa di
antaranya telah kita bahas. Namun demikian, sambil jalan pada diskusi
ini, akan kita singgung lagi. Bobot dan lingkupnya tentu saja
disesuaikan dengan kemampuan kita , dan kemampuan peserta didik yang
anda hadapi.
A. Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah
penduduk da pelaksanaan keluarga berencana sebagai upaya mengatasi
masalahnya, bukan lagi hanya dialami oleh kelompok masyarakat tertentu
dan negara-negara tertentu, melainkan terlah menjadi masalah yang
dirasakan, disadari serta dialami oleh negara-negara diseluruh dunia.
Masalah penduduk terletak pada tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang
rendah sebagai akibat adanya kesenjangan yang besar antara pertumbuyhan
serta jumlah penduduk yang terus meningkat dengan pertumbuhan segala
kebutuhan yang terbatas. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan untuk
meyeimbangkan dan menaggulanginya termasuk program keluarga berencana
masih belum berhasil. Program dan bahkan gerakan keluarga berencana
sebagai usaha membatasi tingginya pertumbuhan penduduk masih mengalami
hambatan, baik psikologi, sosial, budaya, maupun ekonomi. Pelaksanaan KB
secara berlanjut dan bersinambungan, mendapat kendala dari berbagai
pihak, baik pihak penduduk sendiri maupun pihak lembaga yang mengelola
dan membiayainya. Belum lagi kita berbicara tentang kesempatan dan
lapangan kerja, kesediaan dan persediaan pangan, layanan kesehatan dan
pendidikan, serta layanan lain yang terkait dengan kebutuhan dan
kesejahteraan penduduk. Cobalah anda selaku guru IPS amati, hayati dan
analisis kondisi kependudukan dalam keluarga serta keadaan dimasyarakat
sekitar anda sendiri. Kemudian lebih jauh lagi, coba anda serap
informasi dari berbagai media keadaan kependudukan dinegara lain di
dunia ini.
B. Pembangunan
Sebagai
suatu konsep, pembanguanan itu merupakan upaya berencana meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya untuk kebanyakan
negara-negara yang miskin didunia, menjadi masalah. Masyarakat dan
negara-negara yang miskin yang seharusnya melakukan pembangunan untuk
mengetaskan diri dari kemiskinan, justru tidak mampu melaksanakannya.
Pembangunan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan- pengkajian – uji
kelayakan – pengelolaa – pelaksanaan – evaluasi, memerlukan SDM yang
handal, dana yang mendukung, dan suasana yang kondusif. Untuk memenuhi
tuntutan perangkat yang demikaian, bagi kebanyakan negara-negara
didunia, menjadi masalah, apalagi untuk “pembangunannya sendiri”.
Apabila tidak ada upaya tingkat global melalui lembaga-lembaga dunia,
bagi negara-bangsa miskin dan terbelakang, masalah pembangunan ini
menjadi “lingkaran setan”yang tidak akan berhenti. Dengan demikian
pembangunan yang seharusnya menjadi upaya pemecahan masalah, untuk
negara-negara terbelakang dan miskin, justru menjadi masalah. Dan hal
ini, SDM dengan kualitas kemampuannya, menjadi kunci utama.
C. Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM
merupakan hal yang melekat pada setiap diri manusia, baik sebagai
individu, anggota masyarakat, maupun sebagi warga negara-negara dan
warga dunia. Mengenai HAM ini telah kita diskusikan pada modul nomer
4yang lalu. Namun disini kita perlu mempertanyakan kembali, mengapa HAM
yang melekat pada diri tiap orang itu menjadi maasalah, bahakan menjadi
masalah global? Persoalannya terletak pada pelanggaran yang terjadi dan
dialami oleh orang-orang tertentu baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan atau yang
berkuasa. Pelanggran ini telah terjadi secara lokal di kawasan-kawasan
tertentu, di negara-negara tertentu, bahkan juga tingkat dunia. Cobalah
anda amat, dengarkan dan perhatikan disekeliling kita semua, bahkan
mungkin dialami oleh kita sendiri. Oleh karena itu, kita masing-masing
harus menyadari hak dan kewajiban, dan memahami serta menghormati hak
dan kewajiban orang lain. Lebih jauh lagi kita harus berupaya memberikan
pengertian dan kesadaran kepada peserta didik atas hak dan
kewajiabannya. Proses yang demikian itu juga ditunjukkan kepada
masyarakat awam yang biasanya menyadari kewajibannya, seshingga mereka
menjadi sasaran pihak-pihak yang berupaya memanfaatkan. Upaya penegakkan
HAM ini harus dilakukan oleh tiap warga untuk menjegah dan memecahkan
masalah atas pelanggarannya.
D. Migrasi
Migrasi
sebagai suatu gerak pindah penduduk yang menjadi masalah global, paling
tidak, meliputi emigrasi (perpindahan penduduk menuju negara lain yang
akan menetap di negara baru tersebut), imigrasi (perpindahan penduduk
dari suatu negara ke dalam negeri tertentu yang diperkirakan akan menetap di negeri terakhir), dan pengungsian (perpindahan negara lain karena faktor tertentu yang mendesak). Orang-orang
yang berpindah akan membawa masalah ekonomi (lapangan kerja, kekurangan
bahan pangan), masalah politik (perang saudara, perbedaan ideologi.
Bagi kawasan atau negara yang didatangi akan menjadi masalah karena
berkaitan dengan pemenuhan segala kebutuhan para pendatang, mulai dari
tempat tinggal, pekerjaan, bahan pangan dan sebagainya. Belum lagi dari
keyakinan politik yang dianut, kriminalitas, dan kemungkinan wabah
penyakit yang mereka bawa. Masalah tersebut berdampak luas dalam
berbagai aspek kehidupan diantara dua belah pihak.
E. Kepemilikan Bersama Secara Global
Tiap
kawasan dengan kawasan lain terdapat apa yang ditetapkan sebagai batas
wilayah (darat, perairan, udara). Namun dalam konteks dunia global,
khususnya yang berkenaan dengan samudra dan udara terbuka merupakan
milik seluruh umat manusia yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja.
Kenyataannya samudra dan udara terbuka itu menjadi sengketa yang dapat
menimbulkan masalah besar. Oleh karena itu, hal yang sesungguhnya
menjadi milik bersama umat manusia, yang tidak dapat diklaim oleh pihak
manapun dan harus diatur bersama secara global oleh hukum Internasional.
F. Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
Lingkungan
hidup dengan sumber daya alam merupakan dua hal atau dua pihak yang
terkait satu sama lain, bahkan tidak dapat dipisahkan satu dari yang
lainnya. Lingkungan hidup bagi kita manusia adalah “kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya
manusia dan perilakunya yang memperngaruhi kelangsungan perkehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UURI No.4/1982:3).Lingkungan
hidup itu meliputi hal-hal yang sangat luas mencakup segala apa yang
ada disekeliling kita manusia, bahkan termasuk manusia yang ada diluar
diri kita masing-masing. Oleh karena itu, lingkungan hidup ini dapat
dikelompokkan menjadi lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan
budaya dan lingkungan psikologi. Sumber daya menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 adalah “unsur lingkungan hidup
yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alami hayati, sumber
saya alami non hayati dan sumber daya buatan. Dengan demikian, sumber
daya itu, tidak lain adalah unsur lingkungan yang terdiri atas berbagai
benda, baik hidup (manusia, tumbuhan, hewan), dan yang tidak hidup
(mineral, udara, gas, energi) yang menjamin kehidupan umat manusia.
Apabila kita tetapkan air terjun, hutan, udara dan pesawat sebagai benda
atau fenomena yang menjamin kehidupan kita manusia, kita nyatakan pula
sebagai “sumber daya”. Oleh karena itu, benda atau fenomena yang sama,
dapat kita sebut sebagai lingkungan dan dapat pula kita nyatakan sebagai
sumber daya tergantung dari sudut pandang yang kita tetapkan. Sebagai
akibat meningkatnya jumlah penduduk manusia dengan segala kebutuhannya,
lingkungan sebagai sumber daya, secara alamia tidak dapat lagi menjamin
kehidupan manusia. Tanpa penerapan dan pemanfaatan IPTEK dalam
merekayasa lingkungan sebagai sumber daya, kesejahteraan umat manusia
tidak dapat dijamin. Penerapan dan pemanfaatan IPTEK tersebut bermata
atau dilematis. Ada pihak yang menyatakan bahwa IPTEK itu
menjadi “tulang punggung kesejahteraan”. Pemanfaatan IPTEK juga telah
membawa dampak negatif atau laknat dalam bentuk masalah lingkungan
seperti pencemaran, banjir, tanah longsor, dan kenaikan suhu global.
Oleh karena itu, kita umat manusia harus penuh kewaspadaan dalam
menerapkan dan memanfaatkan IPTEK sesuaii dengan asas-asas keserasian,
keseimbangan dan kelestarian. Masalah lingkungan dan pengurasan sumber
daya alam, bukan lagi hanya merupakan masalah lokal, regional ataupun
nasional, melainkan telah meyakini sebagai masalah global yang telah
menjadi perhatian kepeduliaan masyarakat dunia.
G. Kelaparan dan Bahan Pangan
Kelaparan
dan keterbatasan persediaan bahan pangan, merupakan masalah yang tidak
dapat dilepaskan dari kehidupan umat manusia, baik lokal dan regional
maupun global. Bertolak dari pertumbuhan penduduk dunia yang tidak akan
berhenti, meskipun di berbagai kawasan tingkat rata-ratanya sudah sangat
menurun, bahkan ada yang menerapkan konsep “pertumubuhan nol” (zero growth),
namun kenyataannya penduduk dunia itu jumlahnya terus meningkat.
Menurut perhitungan dan proyeksi Population Reference Bereau (World
Population Data Sheet,1997), penduduk dunia tahun 1997 jumlahnya 5,840
miliar, tahun 2010 sebanyak 6,894 miliar dan pada tahun 2025 yang akan
datang akan mencapai 8,036 miliar. Jumlah penduduk dunia yang terus
meningkat seperti itu, sudah pasti diikuti oleh pertumubuhan kebutuhan
hidupnya, paling tidak kebutuhan pangan. Oleh karena itu, peningkatan
produksi pangan, khususnya produksi pertanian bahan pangan, menjadi
tuntutan. Segala metode, pendekatan, teknik dan teknologi telah
diterapkan pada bidang pertanian dalam upaya meningkatkan produksi bahan
pangan tadi, baik pada tingkat lokal dan regional maupun pada tingkat
dunia.
H. Perdamaian dan Keamanan
Perdamaian
dan keamanan adalah dua aspek sosial-psikologis yang sangat mendasar
serta didambakan oleh setiap individu umat manusia. Namun demikian
sangat sulit terealisasikan secara wajar dalam kehidupan. Kita dapat
menghayati apa yang terungkap dalam pepatah “lain di bibir, lain di
hati”, apa yang menjadi perbincangan tentang “perdamaian” berbeda dengan
kenyataan. Perlombaan senjata dan mempersenjatai diri dengan dalih
“senjata untuk perdamaian” yang tidak hanya dilakukan oleh negara-negara
adikuasa-melainkan juga oleh negara-negara “kecil”, merupakan petunjuk
bahwa perdamaian itu seperti “telur di ujung tanduk”. Kita dapat
menyimak dan mengamati “perlombaan senjata” antara Korea Utara dan Korea
Selatan , antara Israel dan negara-negara Arab, menunjukkan kerawanan
terhadap perdamaian yang sewaktu-waktu dapat meletus. Oleh karena itu,
keamanan dan perdamaian sukar terealisasikan, bahkan lebih merupakan “
kerawanan global” yang sewaktu-waktu dapat meletus yang tidak hanya
dirasakan oleh negara-negara yang bersangkutan, melainkan juga oleh
seluruh dunia. Kerawanan-kerawanan terhadap perdamaian dan keamanan,
bermula dari pertentangan etnis ke pertentangan rasial, pertentangan
politik ke ekonomi, dari ambisi-gengsi-arogansi elit yang berkuasa
tingkat nasional ke tingkat regional sampai ke tingkat global yang
meresahkan perdamaian serta mengganggu keamanan global.
I. PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Masalah
prasangka dan diskriminasi, meliputi aspek-aspek etnis (kesukuan), ras,
kelas, jenis kelamin (gender), agama, ekonomi dan politik. Kecemburuan
sosial, ekonomi dan politik, tidak hanya terjadi secara lokal di
kawasan-kawasan yang terbatas, melainkan terjadi secara global yang
meresahkan umat manusia. Prasangka dan diskriminasi yang mendorong
negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Iran,
India, Pakistan, Korea Selatan dan Utaramelengkapi diri dengan senjata
mutakhir sebagai pencerminan “sikap prasangka dan diskriminasi”, dapat
menjadi pemicu “perang modern” yang tidak mustahil dapat memusnahkan
sebagian umat manusia. Hal inilah yang wajib diwaspadai secara
sungguh-sungguh oleh seluruh umat manusia, terutama oleh
kelompok-kelompok elit yang memegang kebijakan di tingkat dunia. Secara
mendasar tentu saja hal tersebut harus mulai ditanamkan sejak dini di
tingkat sekolah dasar. Anak-anak di tingkat SD inilah yang akan menjadi
SDM masa yang akan yang idealnya bersih dari sikap dan tindakan
prasangka serta diskriminasi. Itulah harapan kita bersama.
Antara
satu negara dengan negara lain, antara negara maju dengan negara
berkembang pasti memiliki perbedaan permasalahan. Kunci perbedaan itu
terutama terletak pada kualitas SDM menerapkan IPTEK dalam memanfaatkan
SDA untuk kesejahteraan hidup masing-masing. Kualitas SDM disini juga
tercermin dari tingkat pendidikan yang telah dicapai masyarakat, tingkat
gizi, tingkat kesehatan, baik kesehatan fisik-jasmaniah maupun
kesehatan lingkungan hidup pada umumnya. Disini berlaku konsep “sumber
daya dibatasi secara budaya” (culturally defined resources),
dengan pengertian bahwa terealisasikannya potensi SDA menjadi
kesejahteraan masyrakat dan negara sangat dipengaruhi oleh kemampuan
budaya manusia, mengolah sumber daya tadi.
Dari
uraian singkat di atas dapat tercermin bahwa perbedaan yang mendasar
antara negara-negara maju yang juga negara industri dengan negara-negara
berkembang yang tingkat industrinya masih terbatas terletak pada
kualitas kemampuan SDM-nya dalam menguasai dan memanfaatkan IPTEK.
Pendidikan
yang meningkatkan kualitas kemampuan SDM inilah yang mampu mempersempit
jarak perbedaan antara masyrakat negara-negara berkembang dengan
masyarakat negara-negara maju yang memperkecil kesenjangan kehidupan
sosial-ekonomi diantara keduanya.
Perbedaan,
termasuk perbedaan kepentingan, merupakan hal yang wajar dan alamiah.
Namun perbedaan yang menimbulkan pertikaian dan konflik, harus kita cari
jalan keluarnya. Upaya mencari jalan keluar itu terutama didasari oleh
“persamaan” kemanusiaan yang sangat wajar. Oleh karena itu, ditinjau
dari persamaan kemanusiaan tersebut, perbedaan tadi bahkan harus menjadi
landasan terjadinya kerja sama. Dengan anggapan dasar bahwa tidak ada
satu pihak pun (perorangan, keluarga, kelompok, masyrakat, bangsa,
negara) yang mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri,
bagaimanapun selalu memerlukan bantuan pihak lain.
Menciptakan
masyrakat dunia yang aman dan damai, tidak dapat berjalan tanpa kerja
sama tadi. Negara industri yang kaya, tidak dapat melangsungkan
kehidupannya secara wajar tanpa kerja sama ekonomi dengan negara lain,
baik untuk memasarkan barang industrinya maupun untuk mendapatkan bahan
mentah dan bahan dasar demi kelangsungan industri tersebut.
Negara-negara agraris, tidak akan dapat melangsungkan kehidupannya
secara wajar tanpa kerja sama dengan negara-negara industri yang memasok
barang-barang industri dan membeli hasil pertanian dari negara agraris
yang bersangkutan.
Oleh
karena itu, kerja sama antarnegara dan antarwilayah, merupakan suatu
proses kemanusiaan yang sangat bermakna. Dalam kehidupan global dewasa
ini, kerja sama yang saling menguntungkan dalam bentuk “saling
ketergantungan” (interdependensi) harus dibina secara berkesinambungan dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat dunia yang aman, damai dan sejahtera.
Menyebarnya
informasi dari waktu ke waktu yang menembus batas-batas negara, benua,
samudera dan udara, mengakibatkan wawasan masyarakat terhadap peristiwa
dunia makin terbuka. Langsung tidak langsung suasana yang demikian
berpengaruh terhadap pergeseran nilai dan norma yang berlaku. Arus
informasi yang mengglobal yang berdampak pada pergeseran norma dan
nilai, harus kita waspadai melalui penyaringan oleh norma-nilai yang
baik yang melekat dalam masyarakat Indonesia.
Dengan
memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi, akan menumbuhkan
saling pengertian, sehingga “tercipta” saling menghargai antarkebudayaan
yang ada di permukaan bumi ini. Dengan cara yang demikian itu, akan
tumbuh kepercayaan dan keyakinan bahwa “tidak ada suatu kebudayaan pun
yang lebih rendah daripada kebudayaan lainnya di dunia ini” ataupun
sebaliknya “tidak ada suatu kebudayaan pun yang lebih tinggi daripada
kebudayaan lainnya”. Yang ada hanyalah perbedaan gradual antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan lain, khususnya dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Gagasan-gagasan
baru tentang hidup dan kehidupan global, harus berlandaskan nilai
akhlak mulia yang menjadi dasar kemanusiaan yang “sama di hadapan Tuhan
Yang Maha Esa, yang dibedakan oleh kadar iman dan takwa kepada-Nya. Hal
inilah yang harus diangkat sebagai nilai global dalam hidup dan
kehidupan hari ini serta di hari-hari mendatang. Hal mendasar inilah
yang harus menjadi perhatian kita dalam membina dan mengembangkan
perspektif global pada diri masing-masing, terutama pada diri anak didik
yang menjadi tanggung jawab kita bersama.
BAB III
PENUTUP
Merry M.Merryfield (1997: g) antara lain mengemukakan penduduk dan keluarga berencana (population and family planning), pembangunan (development), hak asasi manusia (human right), imigrasi (emigration, immigration, refugees), kepemilikan bersama global (the global commons), kelaparan dan bahan pangan (hunger and food), perdamaian dan keamanan(peace security), prasangka diskriminasi (prejudice and discrimination).
DAFTAR PUSTAKA
Sumaatmadja, Nursid, dkk. 2012. Perspektif Global. Jakarta:Universitas Terbuka
Demikianlah yang saya bagikan mengenai pemanasan global semoga bermanfaat.