Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Table of Contents
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah - Kali ini admin postingkan gangguan sistem peredaran darah silahkan simak di bawah ini.
Hemofilia
Hemofilia
Hemofilia
adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya kekurangan faktor
pembekuan darah. Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada gen yang menyebabkan
kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII). Sedangkan, hemofilia B disebabkan
kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan
karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.
Hemofilia
adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat. kelainan
perdarahan yang diturunkan yang terjadi pada seorang laki-laki tercatat dalam
berkas Talmud pada Abad Kedua. Sejarah modern dari hemofilia dimulai pada tahun
1803 oleh John Otto yang menerangkan adanya anak yang menderita hemofilia. Pada
tahun 1820, untuk pertama kalinya dilakukan ulasan tentang hemofilia oleh
Nasse. Pembuktian adanya kecacatan pada proses pembekuan darah pada hemofilia
dilakukan oleh Wright pada tahun 1893. Namun, faktor VIII (FVIII) belum
teridentifikasi hingg tahun 1937 ketika Patek dan Taylor berhasil mengisolasi
faktor pembekuan dari darah, yang saat itu disebut sebagai faktor antihemofilia
(AHF).
Anemia
Anemia
(dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
di bawah normal.
Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam
sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
sesuai yang diperlukan tubuh .
Penyebab umum dari anemia:
1.
Perdarahan hebat
2.
Akut (mendadak)
3.
Kecelakaan
4.
Pembedahan
5.
Persalinan
6.
Pecah pembuluh darah
7.
Kronik (menahun)
8.
Perdarahan hidung
9.
Wasir (hemoroid)
10.
Ulkus peptikum
11.
Kanker atau polip di saluran
pencernaan
12.
Tumor ginjal atau kandung kemih
13.
Perdarahan menstruasi yang sangat
banyak
14.
Berkurangnya pembentukan sel darah
merah
15.
Kekurangan zat besi
16.
Kekurangan vitamin B12
17.
Kekurangan asam folat
18.
Kekurangan vitamin C
19.
Penyakit kronik
20.
Meningkatnya penghancuran sel
darah merah
21.
Pembesaran limpa
22.
Kerusakan mekanik pada sel darah
merah
23.
Reaksi autoimun terhadap sel darah
merah:
24.
Hemoglobinuria nokturnal
paroksismal
25.
Sferositosis herediter
26.
Elliptositosis herediter
27.
Kekurangan G6PD
28.
Penyakit sel sabit
29.
Penyakit hemoglobin C
30.
Penyakit hemoglobin S-C
31.
Penyakit hemoglobin E
32.
Thalasemia
Stroke
Stroke
(bahasa Inggris: stroke, cerebrovascular accident, CVA) adalah suatu kondisi
yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu.
Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi
biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian
jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh
jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat
dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan,
kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya
sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin
populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah
dikenal luas, "serangan jantung".
Stroke
terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa
kolesterol atau udara.
Penanganan
Penderita
stroke akut biasanya diberikan SM-20302, atau microplasmin, oksigen, dipasang
infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan, kemudian diberikan manitol atau
kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak, akibat
infiltrasi sel darah putih. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan
dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinan tissue
plasminogen activator (rtPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan
emboli diberikan dalam waktu 3 jam, setelah timbulnya stroke. Trombolisis
dengan rtPA terbukti bermanfaat pada manajemen stroke akut, walaupun dapat
meningkatkan risiko pendarahan otak, terutama pada area sawar darah otak yang
terbuka.
Beberapa
senyawa yang diberikan bersamaan dengan rtPA untuk mengurangi risiko tersebut
antara lain batimastat (BB-94) dan marimastat (BB-2516), yang menghambat enzim
MMP, senyawa spin trap agent seperti alpha-phenyl-N-t-butylnitrone (PBN) dan
disodium- [tert-butylimino)methyl]benzene-1,3-disulfonate N-oxide (NXY-059),
dan senyawa anti-ICAM-1.
Metode
perawatan hemodilusi dengan menggunakan albumin masih kontroversial, namun penelitian
oleh The Amsterdam Stroke Study memberikan prognosis berupa penurunan angka
kematian dari 27% menjadi 16%, peningkatan kemandirian aktivitas dari 35%
menjadi 48%, saat 3 bulan sejak terjadi serangan stroke akut.
Serangan Jantung
Serangan
jantung (bahasa Inggris: Myocardial infarction, acute myocardial infarction,
MI, AMI) adalah terhentinya aliran darah, meskipun hanya sesaat, yang menuju ke
jantung, dan mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor
satu pada orang dewasa di Amerika.
Penyakit
jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang
mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah.
Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang
banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup.
Faktor-faktor
pemicu serangan jantung ialah Rokok, mengonsumsi makanan berkolestrol tinggi,
kurang gerak, malas berolahraga, stres, dan kurang istirahat.
Gejala
1.
Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan
cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak
memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang.
Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang
timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya
nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang
yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali
(suatu keadaan yang disebut silent ischemia).
2.
Sesak napas merupakan gejala yang
biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan
ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
3.
Kelelahan atau kepenatan. Jika
jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan
aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala
ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya
mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian
dari penuaan.
4.
Palpitasi (jantung berdebar-debar)
5.
Pusing & pingsan. Penurunan
aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena
kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
Jantung Rematik
Penyakit Jantung Rematik (PJR)
atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi
dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau
kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya
gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
Demam rematik adalah penyakit
peradangan (inflamasi) yang dapat timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada
tenggorokan (faringitis) yang tidak diobati atau tidak ditangani dengan baik.
Peradangan kemudian dapat terjadi pada sendi, jantung, otak dan kulit. Nah,
jika peradangan terjadi pada jantung inilah yang disebut dengan Penyakit
Jantung Reumatik. Jika sampai terjadi Penyakit Jantung Reumatik, akan terjadi
cacat permanen pada jantung, terutama pada bagian katup jantung, tetapi dapat
juga pada otot jantung itu sendiri. Ini tidak dapat disembuhkan dengan
pemberian obat. Terutama jika yang terkena adalah bagian katup jantung, katup
ini tidak lagi membuka dan menutup dengan baik, sehingga dapat terjadi perubahan
pada aliran darah. Akibatnya, gejala-gejala akibat kelainan jantung akan
menetap – seperti cepat lelah, sesak nafas, berdebar-debar, detak jantung yang
cepat – dan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Jika sampai kerusakan
jantung itu sangat parah, tidak menutup kemungkinan terjadi gagal jantung –
keadaan di mana jantung tidak lagi mampu memompa darah ke seluruh tubuh sesuai
kebutuhan – yang dapat berakibat kematian. Pada kerusakan jantung, satu-satunya
penanganan adalah melalui operasi, misalnya dengan penggantian katup jantung,
namun biayanya sangat mahal.
Demam reumatik paling sering
terjadi pada usia 5 sampai 15 tahun dan sangat jarang terjadi pada usia di
bawah 5 atau di atas 15 tahun, apalagi pada orang dewasa.
Penyebab
Faktor kebersihan lingkungan
tempat tinggal dan kondisi kesehatan secara umum dan nutrisi tentu saja
memiliki peran terjadinya Penyakit Demam Reumatik. Kemudian, ada pula peranan
genetik di dalamnya, sehingga ada orang-orang yang memang ”berbakat” untuk
mengalami demam reumatik setelah menderita infeksi tenggorokan. ”Bakat” ini pun
seringkali ditemukan pada lebih dari satu anggota dalam satu keluarga.
Demam Reumatik dapat berawal
dari infeksi tenggorokan. Infeksi tenggorokan ini seringkali terjadi akibat
bakteri yang namanya streptokokus grup A. Pada semua orang, infeksi seperti ini
akan menimbulkan reaksi imun atau reaksi kekebalan tubuh untuk melawan bakteri
ini. Nah, pada orang-orang yang ”berbakat”, reaksi imun ini tidak hanya akan
membantai si bakteri streptokokus, tetapi juga akan menyerang tubuh sendiri.
Terutama pada bagian-bagian tubuh tertentu, seperti sendi, jantung, kulit dan
otak, sehingga timbul reaksi inflamasi atau peradangan.
Tanda Dan Gejala
Sesuai namanya, akan ada demam.
Demam yang timbul pun tidak terlalu tinggi, paling sekitar 38°C. Kemudian, ada
keluhan radang tenggorokan yang ditandai dengan nyeri dan bisa ada batuk-batuk.
Karena ini terutama menyangkut anak-anak, keluhan yang sering timbul adalah si
anak tidak mau makan karena tenggorokannya sakit. Kemudian, anak tadi mungkin
batuk-batuk kecil, namun tidak disertai dengan pilek. Beberapa tanda lain,
seperti pembesaran kelenjar getah bening di leher yang merupakan salah satu
tanda infeksi tenggorokan biasanya hanya akan dikenali oleh dokter.
Tanda-tanda demam rematik
biasanya timbul 2-3 minggu setelah infeksi tenggorokan bermula. Saat inilah,
muncul gejala-gejala akibat peradangan yang disebabkan karena reaksi
imunologis. Yang paling sering terjadi adalah peradangan pada sendi.
Sendi-sendi besar, terutama pada lutut, siku, pergelangan tangan dan
pergelangan kaki, akan membengkak, tampak kemerahan, terasa hangat jika diraba
dan dirasakan sakit oleh si anak. Seringkali, peradangan ini akan
berpindah-pindah dari satu sendi ke yang lainnya, misalnya pertama sendi pada
lutut, besoknya sendi pada siku, dan sebagainya. Sehingga peradangan pada sendi
ini disebut poliartritis migrans, artinya radang pada banyak sendi yang
berpindah-pindah.
Tanda lain yang dapat timbul
adalah jika penyakit ini mempengaruhi otak, sehingga terjadi gejala yang
disebut chorea. Chorea berupa gerakan-gerakan involunter, terutama pada tangan,
namun dapat terjadi juga pada kaki, wajah dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Jadi, biasanya tangan akan bergerak-gerak, padahal si anak tidak bermaksud
untuk menggerakkannya. Pada chorea yang lebih ringan, mungkin anak hanya akan
mengeluhkan kesulitan untuk menulis. Nah, walaupun gejala ini cukup ”aneh”, ini
benar-benar merupakan gejala medis, jadi jangan langsung dianggap sebagai
kejadian mistis yang perlu penanganan dari balian atau sejenisnya! Selain itu,
chorea dapat disertai dengan perubahan tingkah laku, misalnya anak tiba-tiba
marah dan menangis tanpa alasan, dan sebagainya.
Yang paling gawat dan
mengkhawatirkan adalah jika sampai jantung ikut terpengaruh. Biasanya gejala
yang timbul adalah sesak nafas, jantung berdebar-debar, detak jantung yang
cepat, nyeri dada, dan cepat capek. Pada anak-anak yang masih lebih kecil,
biasanya si anak akan cepat capek dan tidak ikut bermain dengan teman-temannya.
Sedangkan anak-anak yang lebih besar, juga takkan banyak beraktivitas dan jika
ditanyai biasanya akan mengakui sendiri bahwa dirinya cepat capek dan sesak
nafas.
Ada pula beberapa tanda lainnya,
seperti nodul subkutan, yaitu bejolan-benjolan kecil di bawah kulit. Namun,
karena tidak tampak jelas, biasanya ini hanya dapat ditemukan oleh dokter – itu
pun tidak selalu. Tanda lain adalah ruam merah pada kulit, yang disebut eritema
marginatum, namun tanda ini termasuk yang lebih jarang terjadi.
Pencegahan
Pertahanan terbaik terhadap
Penyakit Jantung Reumatik adalah mencegah terjadinya Demam Reumatik dari yang
pernah terjadi. Dengan memperlakukan strep throat dengan penisilin atau
antibiotik lainnya, dokter biasanya dapat menghentikan demam rematik akut dari
berkembang.
Orang-orang yang sudah terserang
Demam Reumatik lebih rentan terhadap serangan yang berulang dan kerusakan
jantung. Itulah sebabnya mereka akan mendapatkan pengobatan antibiotik terus
menerus bulanan atau harian, mungkin seumur hidup. Jika hati mereka telah rusak
oleh Demam Reumatik, mereka juga pada peningkatan risiko untuk mengembangkan
endokarditis infektif (juga dikenal sebagai bakteri endokarditis), infeksi
selaput jantung atau katup.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai gangguan sistem peredaran darah semoga bermanfaat.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai gangguan sistem peredaran darah semoga bermanfaat.