MAKALAH KESEHATAN GIZI MASYARAKAT
Table of Contents
Kali ini admin postingkan makalah kesehatan gizi masyarakat silahkan simak dibawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Status gizi merupakan ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau indicator baik buruk nya penyedian makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan dan membantu pertumbuhan bagi anak. (Irianto 2007)
Berbagai masalah kesehatan sering dijumpai dikalangan anak prasekolah/tk, diantaranya kurang nya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu factor yang sangat menentukan yaitu factor gizi. Kurang gizi pada masa ini akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan badan,mental,kecerdasan dan mudah terserang penyakit infeksi. Disamping itu jugan ditemukan juga masalah pada anak yang disebabkan oleh gizi lebih,yang dapat mengakibatkan kegemukan dan anak beresiko menderita penyakit degenerative seperti penyakit hiprtensi,penyakit jantung dan lain-lain. (Santoso,2009)
Berdasarkan data UNICEF pada tahun 2011 menunjukan bahwa, sekitar 250 Balita meninggal akibat kekurangan gizi. Setiap enam menit sekali, bocah di Somalia meninggal akibat kelaparan. (Juang,2011)
Berdasarkan data riset kesehatan Dasar pada tahun 2010 status gizi balita di Indonesia dengan indicator BB/U menunjukan prevalensi gizi buruk yaitu 4,9%, gizi kurang 13,0%, dan gizi lebih 5,8%. (Depkes, RI)
Sulawesi selatan pada tahun 2011,kasus gizi buruk mencapai 286 kasus.tingginya kasus gizi buruk disebabkan oleh sejumlah factor,selain pemahan masih minim penyebab lainya yakni rendahnya pendapatan yang diperoleh.(Syaekuddin,2011)
Menurut santoso 2009,mengemukakan bahwa,kurang gizi pada anak tk umumnya karena kebiasaan makan anak yang tidak teratur dimana pada masa ini anak sudah mulai meilih sendiri makanan yang disenangi dan sudah mulai menyukai makanan diluar rumah.untuk mengarahkan kebiasaan pola makan yyang baik,taman kanak kank aishah merduati kecamatan peulanggahan kota banda aceh merupakan lembaga pendidikan prasekolah yang telah mengadakan program makan bersama pada jam istirahat pada anak-anak engan membawa bekal masing-masing dari rumah. Hal ini ilakukan pihak skolah mengingat masih banyaknya anak TK yang menyukai makanan lain dari pada bekal yang dibawa dari rumah.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gizi?
2. Apa fungsi dari gizi tersebut!
3. Bagaimana cara perbaikan status gizi?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi gizi seseorang?
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Status gizi merupakan ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau indicator baik buruk nya penyedian makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan dan membantu pertumbuhan bagi anak. (Irianto 2007)
Berbagai masalah kesehatan sering dijumpai dikalangan anak prasekolah/tk, diantaranya kurang nya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu factor yang sangat menentukan yaitu factor gizi. Kurang gizi pada masa ini akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan badan,mental,kecerdasan dan mudah terserang penyakit infeksi. Disamping itu jugan ditemukan juga masalah pada anak yang disebabkan oleh gizi lebih,yang dapat mengakibatkan kegemukan dan anak beresiko menderita penyakit degenerative seperti penyakit hiprtensi,penyakit jantung dan lain-lain. (Santoso,2009)
Berdasarkan data UNICEF pada tahun 2011 menunjukan bahwa, sekitar 250 Balita meninggal akibat kekurangan gizi. Setiap enam menit sekali, bocah di Somalia meninggal akibat kelaparan. (Juang,2011)
Berdasarkan data riset kesehatan Dasar pada tahun 2010 status gizi balita di Indonesia dengan indicator BB/U menunjukan prevalensi gizi buruk yaitu 4,9%, gizi kurang 13,0%, dan gizi lebih 5,8%. (Depkes, RI)
Sulawesi selatan pada tahun 2011,kasus gizi buruk mencapai 286 kasus.tingginya kasus gizi buruk disebabkan oleh sejumlah factor,selain pemahan masih minim penyebab lainya yakni rendahnya pendapatan yang diperoleh.(Syaekuddin,2011)
Menurut santoso 2009,mengemukakan bahwa,kurang gizi pada anak tk umumnya karena kebiasaan makan anak yang tidak teratur dimana pada masa ini anak sudah mulai meilih sendiri makanan yang disenangi dan sudah mulai menyukai makanan diluar rumah.untuk mengarahkan kebiasaan pola makan yyang baik,taman kanak kank aishah merduati kecamatan peulanggahan kota banda aceh merupakan lembaga pendidikan prasekolah yang telah mengadakan program makan bersama pada jam istirahat pada anak-anak engan membawa bekal masing-masing dari rumah. Hal ini ilakukan pihak skolah mengingat masih banyaknya anak TK yang menyukai makanan lain dari pada bekal yang dibawa dari rumah.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gizi?
2. Apa fungsi dari gizi tersebut!
3. Bagaimana cara perbaikan status gizi?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi gizi seseorang?
Tujuan
Agar kita dapat memahami tentang
definisi gizi, memahami gizi dalam kesehatan masyarakat, dan juga mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhi status gizi seseorang.
Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiwa dapat memehami apa dimaksud dengan gizi.
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiwa dapat memehami apa dimaksud dengan gizi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Gizi
Secara etimologi, kata “gizi”
berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti “makanan”. Menurut dialek
Mesir, “ghidza” dibaca “ghizi”.
Gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Gizi adalah proses makhluk hidup
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti
(penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan.
B.
Pengertian Ilmu Gizi
Ilmu gizi didefinisikan sebagai
suatu cabang ilmu yang mempelajari proses pangan setelah dikonsumsi oleh
manusia, masuk ke dalam tubuh, mengalami pencernaan, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme serta pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat serta gigi yang sehat
pula.
C.
Fungsi dari Gizi
Gizi memiliki beberapa fungsi yang
berperan dalam kesehatan tubuh makhluk hidup, yaitu:
1.
Memelihara
proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang
rusak
2.
Memperoleh
energi guna melakukan kegiatan sehari-hari
3.
Mengatur
metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh
yang lain
4.
Berperan
dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).
Tak satu pun jenis makanan yang
mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat,
tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi
anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air
Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan
tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan
sehat.
Makan makanan yang beranekaragam
sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan
yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun
kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu,
makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi
kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi
makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara
lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi.
Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan
tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang
berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan
yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil
olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah
semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin
dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ
tubuh.
D.
Gizi dalam Kesehatan Masyarakat
Terkait erat dengan ”gisi kesehatan
masyarakat” adalah ”kesehatan gizi masyarakat,” yang mengacu pada cabang
populasi terfokus kesehatan masyarakat yang memantau diet, status gizi dan
kesehatan, dan program pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan dalam
menerapkan publik kesehatan prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan dan
perubahan lingkungan.
Definisi Gizi kesehatan masyarakat
merupakan penyulingan kompetensi untuk gizi kesehatan masyarakat yang
disarankan oleh para pemimpin nasional dan internasional dilapangan.
Gizi istilah dalam kesehatan
masyarakat mengacu pada gizi sebagai komponen dari cabang kesehatan masyarakat
, ”gizi dan kesehatan masyarakat” berkonotasi koeksistensi gizi dan kesehatan
masyarakat, dan gizi masyarakat mengacu pada cabang kesehatan masyarakat yang
berfokus pada promosi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat dengan
menyediakan layanan berkualitas dan program-program berbasis masyarakat yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang unik dari komunitas yang berbeda dan populasi.
Gizi masyarakat meliputi program promosi kesehatan, inisiatif kebijakan dan
legislatif, pencegahan primer dan sekunder, dan kesehatan di seluruh rentang
hidup.
E.
Definisi Satatus Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa
status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari.
Adapun definisi lain menurut Suyatno, Ir. Mkes, Status gizi yaitu Keadaan yang
diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (“intake”) zat gizi
dan jumlah yang dibutuhkan (“requirement”) oleh tubuh untuk berbagai fungsi
biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan,
dan lainnya). Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran
dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak, serta menunjang pembinaan
prestasi olahragawan. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah
satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan atau kematian. Status gizi yang
baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap
kemampuan dalam proses pemulihan kesehatan. Status gizi juga dibutuhkan untuk
mengetahui ada atau tidaknya malnutrisi pada individu maupun masyarakat. Dengan
demikian, status gizi dapat dibedakan menjadi gizi kurang, gizi baik, dan gizi
lebih.
F.
Indikator Status Gizi
Indikator status gizi yaitu
tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara
asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Indikator status gizi umumnya secara
langsung dapat terlihat dari kondisi fisik atau kondisi luar seseorang.
Contoh: pertumbuhan fisik → ukuran
tubuh → antropometri (berat badan, tinggi badan, dan lainnya).
G.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Status Gizi Seseorang
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air
minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran penampung air limbah, tidak
menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat
menyebabkan penyebaran kuman pathogen. Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu
berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan
produksi tanaman.
2.
Faktor
Ekonomi
Di banyak negara yang secara
ekonomis kurang berkembang, sebagian besar penduduknya berukuran lebih pendek
karena gizi yang tidak mencukupi dan pada umunya masyarakat yang berpenghasilan
rendah mempunyai ukuran badan yang lebih kecil.
Masalah gizi di negara-negara miskin
yang berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas.
Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi
bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus
yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh
dengan segala fungsinya.
3.
Faktor
Sosial-Budaya
Sifat yang diwariskan memegang kunci
bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar
menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan
sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada
tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.
4.
Faktor
Biologis atau Keturunan
Sifat yang diwariskan memegang kunci
bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar
menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat
tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada
tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.
H.
Akibat yang Ditimbulkan karena Gizi
Salah (Malnutrisi)
Gizi salah berpengaruh negatif
terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas, dan
kesanggupan kerja manusia. Gizi salah yang diderita pada masa periode dalam
kandungan dan periode anak-anak, menghambat kecerdasan anak. Anak yang
menderita gizi salah tingkat berat mempunyai otak yang lebih kecil daripada
ukuran otak rata-rata dan mempunyai sel otak yang kapasitasnya 15%-20% lebih
rendah dibandingkan dengan anak yang bergizi baik. Studi di beberapa negara
menunjukkan bahwa anak yang pernah menderita gizi salah, hasil tes mentalnya
kurang bila dibandingkan dengan hasil tes mental anak lain yang bergizi baik.
Anak yang menderita gizi salah mengalami kelelahan mental serta fisik, dan
dengan demikian mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi di dalam kelas, dan
seringkali ia tersisihkan dari kehidupan sekitarnya.
Anak yang berasal dari keluarga
dengan tingkat sosial ekonomi rendah telah diteliti memiliki persentase di
bawah ukuran normal bagi tinggi dan berat badan anak sehat. Sedangkan hubungan
antara zat gizi dan produktivitas kerja telah dikenal baik sejak satu abad yang
lalu oleh orang-orang yang mempunyai budak belian yang melihat bahwa gizilah
berarti penurunan nilai modal. Produktivitas pekerja yang disiksa atau mendapat
tekanan akan memberikan hasil yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
keadaan yang diurus dengan baik, dalam artian diberikan makanan yang bergizi
cukup baik.
Gizi salah merupakan sebab-sebab
penting yang berhubungan dengan tingginya angka kematian di antara orang dewasa
meskipun tidak begitu mencolok bila dibandingkan dengan angka kematian di
antara anak-anak yang masih muda. Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi
salah ialah melemahkan daya tahan tehadap penyakit yang biasanya tidak
mematikan dan perbaikan gizi adalah suatu faktor utama yang membantu
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Status gizi juga berhubungan
langsung dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk penyembuhan setelah
menderita infeksi, luka, dan operasi yang berat.
I.
Cara Perbaikan Status Gizi
Pengaturan makanan adalah upaya
untuk meningkatkan status gizi, antara lain menambah berat badan dan
meningkatkan kadar Hb. Berikut adalah pengaturan makanan yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi:
1. Kebutuhan energi dan zat gizi
ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas.
2. Susunan menu seimbang yang berasal
dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin, dan mineral sesuai dengan
kebutuhan.
- Menu disesuaikan dengan pola makan.
- Peningkatan kadar Hb dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi yang berasal dari bahan makanan hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh daripada sumber makanan nabati.
- Selain meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi, juga perlu menambah makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas, pisang hijau, sawo kecik, sukun, dll.
J.
Penanggulangan Masalah Gizi
Seperti yang telah kita ketahui,
masalah gizi yang salah kian marak di negara kita. Dengan demikian diperlukan
penanggulangan guna memperbaiki gizi masyarakat Indonesia. Berikut ini
cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gizi salah, baik gizi kurang
maupun gizi lebih.
1. Penanggulangan Masalah Gizi Kurang
Ø Upaya pemenuhan persediaan pangan
nasional terutama melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan;
Ø Peningkatan usaha perbaikan gizi
keluarga (UPGK) yng diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan
ketahanan pangan tingkat rumah tangga;
Ø Peningkatan upaya pelayanan gizi
terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;
Ø Peningkatan upaya keamanan pangan
dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
Ø Peningkatan komunikasi, informasi,
dan edukasi di bidang pangan dan gizi masyarakat;
Ø Peningkatan teknologi pangan untuk
mengembangkan berbagai produk pangan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat luas;
Ø Intervensi langsung kepada sasaran
melalui pemberian makanan tambahan (PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis
tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul minyak beriodium;
Ø Peningkatan kesehatan lingkungan;
Ø Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin
A, Iodium, dan Zat Besi;
Ø Upaya pengawasan makanan dan
minuman;
Ø Upaya penelitian dan pengembangan
pangan dan gizi.
2. Penangulangan Masalah Gizi Lebih
Status gizi adalah Ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan
keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Macam-macam penilaian status gizi:
a. Penilaian status gizi secara
langsung
Penilaian status gizi secara
langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, dan
biokimia.
1. Antropometri
a) Pengertian
Secara
umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
b) Penggunaan
Antropometri
secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
c) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body
Max Index (BMI)
Salah satu
contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara
yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat
meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan
meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu,
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia
harapan hidup yang lebih panjang. Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan
tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan
IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain
yang sehat.
Untuk
memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan
pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18
tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan
olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus
berikut:
Kategori
|
IMT
|
Kurus
|
17,0-18,4
|
Normal
|
18,5-25,0
|
Gemuk
|
25,1-27,0
|
Obesitas
|
>25,0
|
2. Klinis
a) Pengertian
Pemeriksaan
klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
b) Penggunaan
Penggunaan
metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik
yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
3. Biokimia
a) Pengertian
Penilaian
status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.
b) Penggunaan
Metode ini
digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan
gizi yang spesifik.
b. Penilaian gizi secara tidak langsung
ü Survei konsumsi makanan
-
Pengertian
Survei
konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
-
Penggunaan
Pengumpulan
data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat
gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
K.
Permasalahan Gizi Masyarakat
Permasalahan Gizi Masyarakat dapat
dilihat pada bagan berikut :
UNICEF
(1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.) sebagai salah
satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut
ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:
1. Penyebab langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi
kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang
kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering
menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada
anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
dan akan mudah terserang penyakit.
2. Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang
yaitu :
ü Ketahanan pangan keluarga yang
kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun
mutu gizinya.
ü Pola pengasuhan anak kurang memadai.
Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian,
dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik,
mental dan sosial.
ü Pelayanan kesehatan dan lingkungan
kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin
penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh
setiap keluarga yang membutuhkan.
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga,
makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan
3. Pokok masalah di masyarakat
Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan
sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak
langsung.
4. Akar masalah
Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya
pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran,
inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan
keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut
teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan
pangan keluarga yang tidak memadai.
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro.
Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau
ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Manifestasi dari masalah gizi
makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang Kurang Energi
Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila
terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau
marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada
anak usia sekolah. Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana
dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat
badan menurut tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik.
Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di
bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tandatanda
klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung,
kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah
membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus
Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai “busung lapar”. Gizi mikro (khususnya
Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).
Menurut Hadi (2005), Indonesia mengalami beban ganda masalah
gizi yaitu masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi, tapi di sisi lain
terjadi gizi lebih.
L.
Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan
Masa Depan
Berangkat
dari besarnya masalah gizi dan kesehatan serta bervariasinya faktor penyebab
masalah ini antar wilayah, maka diperlukan program yang komprehensif dan
terintegrasi baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Jelas sekali
kerja sama antar sektor terkait menjadi penting, selain mengurangi aktivitas
yang tumpang tindih dan tidak terarah.
Berikut ini merupakan pemikiran untuk program yang akan
datang, antara lain:
·
Banyak
hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari
ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan dalam
perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang
efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional
sampai dengan kabupaten.
·
Melakukan
penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif
untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok
masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti
perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara professional
mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang spesifik
lokal.
·
Melakukan
strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan
menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.
·
Secara
bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi
jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan
kesehatan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Definisi Gizi kesehatan masyarakat
merupakan penyulingan kompetensi untuk gizi kesehatan masyarakat yang
disarankan oleh para pemimpin nasional dan internasional dilapangan.
Status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa
status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari
Indikator status gizi yaitu
tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara
asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh
Beberapa faktor yang memengaruhi
status gizi seseorang yaitu faktor lingkungan, faktor ekonomi, faktor
sosial-budaya, faktor biologis/keturunan, dan faktor religi.
Akibat yang ditimbulkan karena gizi
salah (malnutrisi) akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental,
perkembangan fisik, produktivitas, dan kesanggupan kerja manusia.
Cara-cara perbaikan status gizi
yaitu dengan pengaturan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi.
Penanggulangan masalah gizi terdiri
dari: Penanggulangan masalah gizi kurang dan Penanggulangan masalah gizi lebih
Gizi Daur Kehidupan. United Nations
(Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya
peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan.
Pada bagan 1 dapat dilihat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada
upaya perbaikan gizi
B.
Saran
Untuk mencegah terjadinya penyakit
kekurangan gizi, maka kita harus menjaga kesehatan dengan cara meningkatkan
status gizi lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ph.fk.ugm.ac.id/index.php?mod=pendidikan&sub=gk&act=view&typ=html
Demikianlah yang saya sampaikan tentang makalah kesehatan gizi masyarakat semoga bermanfaat.