MAKALAH METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI
Table of Contents
Kali ini admin postingkan makalah meteorologi dan klimatologi silahkan simak dibawah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
Perubahan iklim global merupakan malapetaka yang akan datang!
Kita telah mengetahui sebabnya - yaitu manusia yang terus menerus menggunakan
bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas
bumi.
Kita sudah mengetahui sebagian dari akibat pemanasan
global ini - yaitu mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan,
kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir
besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita juga telah
mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar - Negara pesisir pantai,
Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia
Tenggara.
Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan
karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari
fosil seperti batubara, gas bumi dan minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan
meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju kearah meningkatnya suhu iklim
dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga mematikan.
A.Latar Belakang
Perubahan iklim dan pemanasan
globalyang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu efek yang salah satu efek
yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi bumi selama beberapa decade dan
abad ke depan.Namun, bagaimana dengan nasib bumi jika terjadi pemanasan
bertahap sat matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang of
diseasekatai putih ? Akankah bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi
masa akhir kehidupan di bumi ?
Beberapa tanda terjadinya perubahan
iklim divantaranya adalah tidak menentunya pergantian musim dari penghujan ke
kemarau, pola terbang burung, suhu dunia yang semakin memanas, dan
sebagainya.Sekarang ini,perubahan iklim menjadi contributor utamaterjadinya
kematian dini dan global burden of disease (beban global penyakit).
Perubahan iklim memiliki hubungan
dengan perubahan curah hujan, ketersediaan air permukaan dan kualitas air
permukaan, dan kualitas air yang dapat berpengaruhpada water related
diseases.Water related disease dapat diklasifikasikan dengan mengetahui
jalur pajanannya sehingga dapat dibedakan menjadi water borne disease
(ingesti) dan water washed disease ( karena kurangnya higienitas )
Pemansan yang terjadi pada system iklim bumi meruoakan hal
yang jelas terasa , seiring dengan banyaknya bukti dari pengamatan kenaikan
temperature udara dan laut, pencairan salju dan es di berbagai tempatdi dunia,
dan naiknya permukaan laut global.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
itu cuaca dan Iklim?
2.
Apa
saja unsur-unsur cuaca
3.
Apa
faktor yang mempengaruhi tinggi rendanya suhu?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada
saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu
yang singkat. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang lama.
Penyelidikannya 10-30 tahun dan meliputi wilayah yang luas.
B. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
- Suhu udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara.
Alat untuk mengukur suhu udara atau derajad panas disebut termometer.
Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit
(F). Suhu udara tertinggi di permukaan bumi adalah di daerah tropis (sekitar
ekuator) dan makin ke kutub makin dingin.
Pada waktu kita mendaki gunung,
suhu udara terasa dingin saat ketinggian bertambah. Tiap kenaikan bertambah 100
meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6°C. Penurunan suhu semacam ini
disebut gradien temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering,
besar lapse rate adalah 1°C.
Rumus
gradien suhu untuk daerah tropis
h
Tx = T awal °C – { 0,6°C x ――― }
100 m
Contoh
Berapakah suhu udara di Kota Wonosobo yang memiliki
ketinggian 800 mdpl?
800 m
= 26,3°C – { 0,6°C x ――― }
100 m
= 26,3°C – { 0,6°C x 8 }
= 26,3°C – 5,2°C
= 21,1°C
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu
udara suatu daerah:
a. Lama
penyinaran matahari
·
Lamanya penyinaran
matahari membuat tinggi temperatur.
·
Semakin miring sinar
matahari semakin berkurang panasnya.
·
Semakin tinggi tempat
semakin rendah suhunya.
·
Keadaan tanah, tanah
yang licin dan putih banyak memantulkan panas. Tanah yang hitam dan kasar
banyak menyerap panas.
·
Daratan cepat
menerima dan melepaskan panas dibandingkan lautan.
b. Sudut datang
sinar matahari
c. Relief
permukaan bumi
d. Banyak
sedikitnya awan
e.
Perbedaan letak lintang
f. Sifat
permukaan bumi
Amplitudo suhu
·
Amplitudo suhu
harian : perbedaan suhu harian tertinggi dan terendah.
·
Amplitudo suhu
bulanan : perbedaan suhu rata-rata harian tertinggi dan terendah.
·
Amplitudo
tahunan : perbedaan suhu
rata-rata bulan terpanas dengan suhu rata-rata terdingin.
·
Jalan suhu
harian :
perubahan suhu naik atau turun dalam satu hari.
·
Besar kecilnya
amplitudo suhu dipengaruhi oleh keadaan permukaan bumi, tinggi rendahnya
kelembapan udara, dan sifat arus laut pada laut/samudera sekitarnya.
2.
Tekanan udara
·
merupakan tenaga yang
bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu.
·
Diukur dengan
menggunakan barometer.
·
Satuan tekanan udara
adalah milibar (mb).
·
Garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar.
Variasi Tekanan Udara
Tekanan udara dibatasi oleh ruang
dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda.
a. Tekanan
udara secara vertikal → makin ke atas semakin menurun. Hal ini dipengaruhi
oleh:
·
Komposisi gas
penyusunnya makin ke atas makin berkurang.
·
Sifat udara yang
dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.
·
Adanya variasi suhu
secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi tempat suhu
makin naik.
b. Tekanan
udara secara horizontal
yaitu variasi tekanan udara
dipengaruhi suhu udara, bahwa daerah yang suhu udaranya tinggi akan bertekanan
rendah dan daerah yang bersuhu udara rendah tekanannya tinggi.
Pola
penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi:
·
Lintang tempat.
·
Penyebaran daratan
dan lautan.
·
Pergeseran posisi
matahari tahunan
3.
Kecepatan angin
Angin merupakan udara yang
bergerak. Sifat angin meliputi kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin.
Arah dan kekuatan angin dapat diketahui dengan bermacam-macam cara, antara lain
dengan bendera angin. Arah angin dinyatakan dalam derajad → 360° atau 0° (angin
utara), 90° (angin timur), 180° (angin selatan), 270° (angin barat).Kecepatan
angin diukur dengan anemometer.
Kecepatan angin
ditentukan oleh:
a.
Gradien barometrik
yaitu
angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara melalui dua garis isobar yang
dihitung untuk tiap-tiap 111 km (= 1°) di ekuator.
Contoh: Bila garis
isobar I tekanan udaranya 2010 mb, garis isobar II tekanan udaranya 2000 mb,
serta jarak kedua garis isobar adalah 300 km tentukan gradient barometriknya!
Garis isobar
I
= 2010 mb
Garis isobar
II
= 2000 mb
Selisih
tekanan
= 10 mb
Gradien
barometriknya = 10 : (300:111)
= 10 : 2,702
= 3,7 mb
Hukum
Stevenson berbunyi “kecepatan angin bertiup berbanding lurus dengan gradien
barometriknya.”
b.
Relief permukaan bumi
→ angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata.
c.
Tidak adanya
pohon-pohon yang tinggi dan lebat.
d.
Letak lintang
Hukum
Buys Ballot berbunyi “angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah dan mengalami pembiasan ke kanan di belahan bumi
utara serta ke kiri di belahan bumi selatan.”
Macam-macam angin
a.
Angin
tetap → angin
pasat, angin barat, angin timur.
b.
Angin tidak
tetap → angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin
lembah, angin jatuh atau terjun.
c.
Angin siklon
adalah
angin yang gerakannya berputar memusat. Gerakan angin di belahan bumi utara
arah perputarannya berlawanan dengan arah jarum jam. Sedangkan di belahan bumi
selatan searah dengan putaran jarum jam.
d.
Angin antisiklon
adalah
angin yang berputar meninggalkan daerah bertekanan udara maksimum. Di belahan
bumi utara perputarannya searah dengan jarum jam, sedangkan di selatan
berlawanan dengan perputaran jarum jam.
4. Awan
merupakan
kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer yang
terjadi karena adanya pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat di dalam
udara setelah melampaui keadaan jenuh.
Pembagian awan yang
diketahui sekarang adalah hasil kongres yang diadakan di Munchen tahun 1802 dan
Uppsala (Swedia) tahun 1894.
Kabut adalah udara air
yang terkondensasi berubah menjadi titik air yang melayang-layang dekat
permukaan bumi. Di daerah industri kabut dapat bercampur dengan asap/gas
sisa-sisa pembakaran, membentuk smog. Smog sangat menghalangi
pemandangan kita.
5. Kelembapan udara
a.
Kelembapan mutlak
(absolut) adalah bilangan yang menunjukkan berapa gram uap air yang tertampung
dalam satu meter kubik udara.
b.
Kelembapan nisbi (relatif)
adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara uap air yang
ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara tersebut.
Rumus
kelembapan mutlak / absolut =
jumlah uap air
= --------------------------------
volume ruangan
Rumus
kelembapan nisbi / relatif =
kelembaban mutlak udara
=
---------------------------------------------- x 100 %
nilai jenuh udara
Contoh
Suatu udara di sebuah
ruangan laboratorium dengan ukuran 3 x 3 x 3 m atau bervolume 27 m3
mengandung uap air dengan ukuran sebanyak 360 gram, dan pada suhu udara 21° C
mengandung uap air sebanyak 18,5 gram, maka:
1. Kelembapan mutlaknya
360 gr / 27 m3
= 13,33 gr/m3
2. Kelembapan relatifnya
(13,33 / 18,5) x 100%
= 72%
6. Curah hujan
adalah
jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya:
- Letak DKAT (daerah konvergensi antar tropik).
- Bentuk medan/topografi.
- Arah lereng medan.
- Jarak perjalanan angin di atas medan datar.
- Posisi geografis daerahnya.
7. Radiasi matahari.
Macam iklim
Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat,
iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli sebagai berikut :
1. Iklim Matahari
2. Iklim Koppen
3. Iklim Schmidt - Ferguson
4. Iklim Oldeman
5. Iklim Junghunh
Iklim matahari
yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima
permukaan bumi.
Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh
sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak
menerima sinar matahari
Berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi:
iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.
Iklim koppen
Wladimir Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman membagi iklim
berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi lima tipe iklim :
1. Iklim A, yaitu iklim hujan
tropis.
·
temperatur bulanan rata-rata > 18 oC,
·
suhu tahunan 20 oC – 25 oC
·
curah hujan bulanan > 60 mm.
2. Iklim B, yaitu iklim
kering/gurun .
Dengan ciri curah hujan < penguapan, daerah ini terbagi menjadi
Iklim stepa dan gurun.
3.
Iklim C, yaitu iklim sedang basah.
Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC - 18 oC,
daerah ini terbagi menjadi :
Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)
Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)
Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering)
Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
4.
Iklim D, yaitu iklim dingin.
Dengan ciri temperatur bulan terdingin < 3 oC dan
temperatur bulan terpanas >10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw,
Df
Dw = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering
Df = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
5.
Iklim E, yaitu iklim kutub.
Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC
Daerah ini terbagi menjadi :
ET Iklim tundra
ET Iklim tundra
DF Iklim salju
KLASIFIKASI
IKLIM SCHMIDT-FERGUSON
Sistem klasifikasi iklim ini
banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta sudah sangat
dikenal di Indonesia.
Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai
Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan
10% (Q = BK / BB x 100%).
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan
dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah
hujan bulanan selama periode pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi
Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang
kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan
kriteria Mohr) adalah :
1. Bulan Basah (BB)
Bulan dengan curah hujan > 100 mm
2. Bulan Lembab (BL)
Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
3. Bulan Kering (BK)
Bulan dengan curah hujan < 60 mm
Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan
banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut :
banyaknya bulan kering
Q =
------------------------------------------
banyaknya bulan basah
Klasifikasi iklim
Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe
iklim, yaitu :
Tabel 3. Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Tipe Iklim
|
Nilai Q (%)
|
Keadaan Iklim dan Vegetasi
|
A
|
< 14,3
|
|
B
|
14,3 – 33,3
|
Daerah basah, hutan hujan tropika
|
C
|
33,3 – 60,0
|
Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada musim kemarau
|
D
|
60,0 – 100,0
|
Daerah sedang, hutan musim
|
E
|
100,0 – 167,0
|
Daerah agak kering, hutan sabana
|
F
|
167,0 – 300,0
|
Daerah kering, hutan sabana
|
G
|
300,0 – 700,0
|
Daerah sangat kering, padang ilalang
|
H
|
> 700,0
|
Daerah ekstrim kering, padang ilalang
|
Iklim menurut oldeman
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah > 9 kali
berturut-turut
Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan
ketentuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
- Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
- Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
- Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
Iklim Junghuhn
Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang
ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:
- Zone iklim panas. Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan > 220 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa).
- Zone iklim sedang. Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 220 C ( kopi, the, kina dan karet).
- Zone iklim sejuk. Ketinggian 1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 110 C – 150 C (cocok tanaman holtikultura).
- Zone iklim dingin. Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 110 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).
- Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Menurut para ahli
factor penyebab perubahan iklim global yaitu :
1. Terjadinya pemanasan global akibat gas rumah
kaca (GRK).
2. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di
atmosfer .
3. Lebih banyak air , tapi penyebarannya tidak
merata.
4. Kenaikan permukaan air laut
5. Pengurangan tutupan air salju
6. Gletser yang mencair
7. Benua Arktik menghangat
8. Perubahan keseimbangan lingkungan
9. Penggunaan lahan dan berubahnya vegetasi alami
Peningkatan
temperature itu akan berdampak pada :
·
Meluasnya pencairan es di kutub utara
·
Meningkatnya suhu air laut, yang mengakibatkan naiknya permukaan
air laut
·
Musim kering akan semakin kering dan musim penghujan akan lebih
basah
·
Meningkatnya curah hujan dan kondisi banjir.
Metode pengendalian
perubahan cuaca dan iklim di negar-negara berkembang ada tiga cara yang mulai
di kembangkan yaitu CDM (Clean Development Mechanism), REDD (Reduced
Emission From Deforestation on Development Country ) dan CCS ( Carbon Capture
and Storage).
B.
SARAN
1.
Untuk mengurangi resiko perubahan cuaca dan iklim sebaiknya
masyarakat diajak untuk untuk gemar menanam pohon dan menggunakan tanaman hidup
sebagai pagar rumah.
2.
Saran buat pemerintah , sebaiknya pemerintah segera melakukan
aksi nasional dalam menghadapi perubahan iklim global dengan melakukan kegiatan
migitasi dan adaptasi.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat (1994). Statistika Lingkungan Hidup
Indonesia. Jakarta : BPS.
Biro Pusat (1995). Statistika Lingkungan Hidup
Indonesia. Jakarta : BPS.
Umar, Ramli.2010.Metereologi dan
Klimatologi.Makassar: Badan Penerbit UNM
Suwartono,dkk.1997.Geografi.Jakarta:Yudhistira
http://unfccc.int/files/meetings/cop_13/press/application/pdf/sekilas_tentang_perubahan_iklim.pdf
(Link: http://www.menlh.go.id, http://www.unfccc.int
Demikianlah yang saya bagikan menganai meteorologi dan klimatologi semoga bermanfaat.
Demikianlah yang saya bagikan menganai meteorologi dan klimatologi semoga bermanfaat.