MAKALAH PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE BERBASIS TETENURSING
Table of Contents
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi informasi yang berkembang pesat di era
globalisasi saat ini menuntut perawat juga harus berubah. Tenaga perawat
sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat
harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu
dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi.
CHF(Congestive
Heart Failure) adalah penyakit kronis yang menimbulkan beban
yang signifikan
bagi klien dan keluarga maupun bila dirawat di rumah sakit karena kondisinya
yang kompleks. Perawat ditantang untuk memberikan asuhan
pada pasien
dengan CHF yang sesuai dengan
tuntutan masyarakat saat ini. Pendidikan pasien yang
berfokus
pada self-manajemen diakui sebagai hal
yang sangat penting. Perawat memegang
peran
kunci dalam penyelenggaraan pendidikan pasien. Terlebih pada pasien dengan Congestif
Hearth Failure (CHF) yang memiliki segudang permasalahan fisik maupun
psikologis yang membutuhkan bantuan perawatan dalam mengatasinya khususnya
dalam hal memberikan pendidikan kesehatan. Seorang perawat specialist mempunyai
tuntutan mampu menjadi konsultan keperawatan untuk mendampingi pasien dan
keluarga dalam menyelesaikan permasalahan fisik maupun psikologis pasien dengan
CHF.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
kepada pasien, keterlibatan pasien dan keluarga sangat menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan keperawatan pada pasien tersebut. Interaksi yang efektif dan
efisien harus selalu dilakukan, baik saat pasien berada di ruang perawatan dan
bertemu secara langsung dengan perawat maupun saat pasien berada diluar rumah
sakit, dimanapun ia berada. Interaksi di luar rumah sakit seringkali diperlukan
terkait dengan kebutuhan pendidikan kesehatan tentang penyakit pasien yang akan
berubah sesuai kondisi pasien.
Praktek Telenursing memberikan peluang untuk
meningkatkan akses kesehatan, biaya, dan hasil, namun kekhawatiran khusus untuk
telenursing juga telah diidentifikasi (ANA, 1996; Hutcherson & Williamson,
1999; Valanis, 2000; Warner, 1998; Yensen, 1996).
Kita
harus menyadari bahwa masyarakat akan memaksa kita untuk
mengadopsi e-health karena beberapa alasan
menarik antara lain:
Kenyamanan,
dengan berbasis
teknologi mudah
diakses,
Biaya,
dengan telekomunikasi
harga lebih murah dan akses
lebih
cepat Budaya: pada
era globalisasi ini, e-health teknologi
harus semakin
bermanfaat (Brommeyer,
2005).
Dalam artikelnya yang
berjudul The Domain of Telenursing:
Issues and Prospects Nursing Economics, M. Elizabeth
Greenberg (2000) menyatakan bahwa meningkatnya penggunaan teknologi dan dampaknya yang
tidak manusiawi meningkatkan kekhawatiran bahwa hubungan
perawat / klien dan kualitas asuhan keperawatan mungkin menurun (Ozbolt, 1996). Namun
demikian, untuk mempertahankan hubungan
perawat klien
teknologi tidak boleh digunakan sebagai pengganti asuhan keperawatan, tetapi
lebih sebagai alat untuk memperluas dan meningkatkan layanan (ANA, 1996;
Warner, 1998; Yensen, 1996).
Selain itu, dengan memberikan akses
terhadap informasi, teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan, dengan
demikian kualitas dan kepuasan dengan perawatan meningkat (Hutcherson & Williamson, 1999).
B. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan
memberikan analisa tentang teknologi strategi edukasi pasien dengan Congestive
Heart Failure dengan metode telenursing.
C. Manfaat
Analisa topic tentang tentang
teknologi strategi edukasi pasien dengan Congestive Heart Failure dengan metode
telenursing diharapkan dapat menjadikan bahan kajian agar dapat diterapkan di
berbagai unit pelayanan kesehatan yang memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengsan CHF.
II.
KAJIAN
LITERATUR
A.
CHF
(Congestive Heart Failure)
1. Pengertian
Congestive
Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung tidak secara memadai
memompa darah ke seluruh tubuh (Black, 2009)
2. Pendidikan
kesehatan pada pasien CHF
Pendidikan
kesehatan yang perlu diberikan pada pasien dengan CHF untuk bisa mandiri antara
lain : tanda dan gejala CHF, manajemen berat badan, rekomendasi diit dan
pengobatan (whasburn, 2008).
Menurut Bruner (2005), Pada saat pasien pulang untuk menjalani perawatan di rumah, pasien atau pengasuh diberikan
pendidikan kesehatan dan akan dapat:
a.
Mengidentifikasi
CHF sebagai penyakit kronis yang dapat dikelola dengan obat-obatan dan dapat
dilakukan manajemen secara mandiri.
b. Mengambil dan minum obat setiap hari, sesuai program.
c.
Memantau
dampak dari obat-obatan.
d. Mengenali tanda-tanda dan gejala hipotensi ortostatik dan
bagaimana untuk mencegahnya.
e.
Timbang
berat badan sendiri setiap hari. Dapatkan berat pada waktu yang sama setiap
hari (misalnya, setiap pagi setelah buang air kecil).
mencatat dan melaporkan kenaikan berat badan ≥ 2-3 lb (0,9-1,4 kg) dalam 1 hari atau 5 lb (2,3 kg) dalam 1 minggu.
mencatat dan melaporkan kenaikan berat badan ≥ 2-3 lb (0,9-1,4 kg) dalam 1 hari atau 5 lb (2,3 kg) dalam 1 minggu.
f.
Batasi asupan natrium untuk 2-3 g sehari: beradaptasi diet
dengan memeriksa label nutrisi untuk memeriksa kandungan natrium
melayani; menghindari makanan kaleng atau
olahan; makan makanan segar atau beku; berkonsultasi rencana diet ditulis dan
daftar makanan diperkenankan dan dibatasi; menghindari penggunaan garam, dan
menghindari ekses dalam makan dan minum.
g. Review program kegiatan.
1) Berpartisipasi dalam program latihan sehari-hari.
2) Meningkatkan kemampuan berjalan dan kegiatan lainnya secara
bertahap, asalkan tidak menyebabkan kelelahan yang tidak biasa atau dyspnea.
3) Menghemat
energi dengan menyeimbangkan aktivitas dengan waktu istirahat.
4) Hindari aktivitas pada titik ekstrim panas dan dingin, yang
meningkatkan kerja jantung.
5) Mengakui bahwa pengkondisian udara bisa saja penting dalam
lingkungan yang panas lembab.
h.
Mengembangkan
metode untuk mengelola stres.
i.
buat janji teratur dengan dokter atau klinik.
j.
Waspada
untuk gejala yang mungkin mengindikasikan CHF berulang.
1) Ingat
gejala yang dialami ketika sakit dimulai.
2) Laporkan segera ke dokter atau klinik hal-hal berikut:
peningkatan berat badan ≥2-3 lb (0,9-1,4 kg) dalam 1 hari, atau 5 lb (2,3 kg) dalam 1 minggu
peningkatan berat badan ≥2-3 lb (0,9-1,4 kg) dalam 1 hari, atau 5 lb (2,3 kg) dalam 1 minggu
3) Kehilangan
nafsu makan
4) sesak
napas yang tidak biasa dengan aktivitas
5) Pembengkakan
pergelangan kaki, kaki, atau perut
6) Batuk
terus-menerus
7) Gelisah
saat tidur; peningkatan jumlah bantal yang diperlukan untuk tidur
B.
PENATALAKSANAAN
PASIEN CHF BERBASIS TETENURSING
1. Penatalaksanaan Pasien CHF di Rumah
melalui telepon
Hasil
penelitian Patti Staples, Wendy Earle
tahun 2007 menyatakan bahwa perawat menghabiskan 24% dari jam kerja
mereka melakukan
1.914 kunjungan
telepon dalam satu tahun. Obat-obatan yang berubah 583 kali dan tes diagnostik yang diperintahkan sebanyak 207 kali. Panggilan pertama perawat 65% dari
operator, lainnya diterima dari
pasien,
anggota keluarga,
dan tim kesehatan
lainnya.
Dalam penelitian ini disimpukan bahwa: Sebuah kombinasi
dari praktisi perawat dan perawat terdaftar dengan arahan medis bisa mengatasi masalah yang
biasa timbul pada penatalaksanaan
pasien CHF melalui telepon (Patty, 2007)
2. Pendidikan Kesehatan Melalui Telepon
Berikut
adalah contoh penggunaan telepon untuk pendidikan kesehatan yang dilakukan di
klinik. Pendidikan dapat sangat efektif melalui telepon karena
kontak dengan pasien bisa lebih sering daripada kunjungan
kantor, informasi dapat lebih dari
sekali untuk memastikan pemahaman. Namun, untuk menjadi
efektif, harus dilakukan dengan benar.
Walaupun mungkin ada lebih banyak waktu untuk
membahas masalah dengan pasien di telepon daripada di kantor, perawat mencoba
untuk fokus pada satu topik selama percakapan mereka sehingga mereka tidak
membebani pasien dengan banyak informasi.
Dengan
bantuan sebuah modul pendidikan, informasi jelas,
konsisten, berulang, dan diikuti untuk
memastikan bahwa pasien mengerti. Bahan tertulis biasanya dikirimkan kepada pasien setelah percakapan telepon, dan
setelah menerima materi, perawat memanggil pasien
lagi memberikan penjelasan. Skrip yang tersedia mengguakan perangkat lunak dan
ditulis oleh staf klinik. Pertanyaan dan jawaban dalam skrip memberikan bantuan
pasien mengatur dan mencapai tujuan. Misalnya, jika pasien CHF sedang berjuang
untuk mengurangi garam dalam dietnya, skrip akan memandu
perawat untuk mengatakan, "Saya memahami bahwa Anda mencari cara
untuk mengurangi asupan garam Anda. Ini adalah
beberapa cara bahwa kami dapat membantu Anda mencapai tujuan. "Perawat itu
kemudian akan memberikan beberapa pilihan pada pasien seperti menghilangkan
makanan yang tinggi dalam garam dari diet nya,
atau tidak menambah garam untuk makanan pada hari-hari tertentu dalam seminggu.
Perawat selalu meminta izin sebelum membahas isu-isu sensitif dengan
pasien. Dalam manajemen perawatan CHF pasien berbicara
kepada perawat yang sama setiap kali mereka dipanggil. Setelah pasien
dalam program, hubungan tergantung pada gejala mereka, bisa mingguan setiap minggu, bulanan, atau setiap
tiga bulan dan dijadualkan (Mikelson, 2010).
III.
PEMBAHASAN
Pendidikan kesehatan pada pasien dengan CHF sangat
penting diberikan dan akan efektif bila dilakukan secara terus menerus. Meskipun ringkasan informasi yang
diterima pasien ketika merekahabis dari rumah sakit itu disesuaikan dan
ditujukan untuk pasien, juga dilayani sebagai sumber informasi bagi perawat di rumah
perawatan. Studi ini menunjukkan bahwa perawat
dan dokter sering merasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien mereka
mendapat cukup informasi setelah pulang. Untuk tujuan ini, mereka menggunakan
pemberian informasi. Kurangnya pertukaran
informasi dan kolaborasi di seluruh tingkat organisasi dalam perawatan
kesehatan dengan baik didokumentasikan (vosipala, 2008).
Pelaksanaan pendidikan
kesehatan dapat dilakukan salah satunya dengan cara telenursing melalui
telepon. Strategi ini telah dilakukan di layanan kesehatan seperti dinyatakan
dalam artikel yang ditulis oleh Mikelson (2010), dengan
bantuan sebuah modul pendidikan, informasi jelas, konsisten, berulang,
dan diikuti untuk memastikan bahwa pasien
mengerti. Bahan tertulis biasanya
dikirimkan kepada pasien setelah percakapan telepon, dan setelah menerima materi, perawat memanggil pasien lagi
memberikan penjelasan. Skrip yang tersedia mengguakan perangkat lunak dan
ditulis oleh staf klinik (Mikelson, 2010).
Penggunaan telepon dalam
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien sangat efektif dan efisien. Hal
ini didukung dengan pernyataan hasil penelitian yang
dilakukan oleh M. Renee
Slater dkk
(2008) bahwa Program CHF teleponi sangat sukses dalam
focus
interaksi dengan pasien dan tujuan organisasi yang terkait dengan
readmissions,
lama tinggal, dan biaya perawatan.
Pendidikan
kesehatan pada pasien CHF dapat dipahami dan bermanfaat bila dilakukan dengan
benar dan terarah sesuai kebutuhan pasien. Program pengajaran yang diberikan
oleh perawat kardiologi di rumah sakit
dilakukan sebagai berikut: Sesi didaktik 1 jam diadakan dan setiap sesi ditawarkan
kepada pasien. Isi meliputi review CHF, penggunaan catatan pendidikan interdisipliner,
pasien mengakses materi pendidikan di Internet, dan penggunaan DVD CHF. Perawat dan dokter
kardiologi menciptakan DVD untuk menambah petunjuk untuk
pasien CHF yang akan pulang. Pasien diberi DVD saat
keluar rumah sakit. pasien CHF dihubungi melalui telepon post-discharge dan ditanya tentang pemahaman dan
kepuasan dengan pendidikan kesehatan yang diberikan. Evaluasi dan
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan positif (Paul, 2008).
Melalui telepon, pasien
dapat menghubungi perawat kapan saja dan dimana saja sehingga bila terjadi
perubahan kondisi secara tiba-tiba, pasien dan keluarga dapat melakukan
penanganan lebih awal. Strategi ini pada akhirnya dapat menurunkan mortalitas. Disamping
interaksi yang dapat dilakukan secara isindental, pendidikan kesehatan melalui
telepon dapat deilakukan secara periodic, bisa dua kali seminggu setelah pasien
pulang dari rumah sakit, kemudian satu kali seminggu atau sebulan sekali. Hal
ini dapat membantu pemahaman pasien tentang penyakitnya dan apa yang harus
dilakukan dengan dirinya. Fokus panggilan telepon dalam Program manajemen
perawatan CHF adalah manajemen gejala, diet, dan aktivitas. Mereka tidak selalu dihubungi oleh perawat yang
sama. Kebijakan penggunaan dan prosedur dan
informasi sangat terstruktur, maka pasien tidak benar-benar mendengar sesuatu
yang berbeda dari perawat yang satu dengan yang lain (Mikelson, 2010).
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui telepon
kepada pasien akan mengalami kendala bila pasien mengalami keterbatasan memori,
usia tua atau kelemahan
akibat kondisi penyakitnya. Kondisi ini memerlukan keterlibatan keluarga yang
sangat besar karena peran keluarga dalam merawat pasien untuk mencapai
kemandirian sangat ditentukan oleh orang terdekat yang ada dalam keluarga.
Pemahaman yang baik tentang penyakit CHF yang
dialami pasien sangat berpengaruh pada pengurangan terjadinya readmission pada
pasien. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slater
(2008) yang menyatakan bahwa terjadi pengurangan admission dari 854 pasien
menjadi 612 pada pasien yang sama. Demikian pula pada LOS (Leng of Stay) di
rumah sakit, dari rata-rata 5, 98 menjadi 4, 95. Hal ini tentu akan berdampak
pada pengurangan biaya perawatan yang sangat significan yang dikeluarkan oleh pasien
dan keluarga.
IV.
KESIMPULAN
1.
Komunikasi
melalui telepon merupakan pilihan dalam strategi pemberian pendidikan kesehatan
pada pasien dan keluarga yang efektif dan efisien.
2.
Pendidikan
kesehatan melalui telepon sangat efektif meningkatkan pemahaman pasien dan
keluarga tentang CHF, mengurangi readmission dan bila pasien kemudian dirawat
mengurangi lama perawatan dan berdampak pada pengurangan biaya perawatan
3.
Fokus
pendidikan kesehatan pada pasien CHF yang diberikan melaui telepon adalah
manajemen gejala, diet, dan aktivitas.
4.
Pelaksanaan
pendidikan kesehatan melaui telepon memiliki keterbatasan untuk beberapa pasien
sehingga perawat perlu memahami hambatan
pemahaman diri pasien
dan
membantu pasien
mengatasi hambatan ini.
V. REKOMENDASI
1. Perawat
specialist diharapkan mengembangkan dan menerapkan system pendidikan kesehatan
pada pasien dengan CHF dengan pendekatan telenursing sesuai dengan tuntutan
masyarakat di era globalisasi.
2. Selalu
melibatkan keluarga atau orang terdekat saat memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dengan CHF
3.
Dalam memberikan pendidikan kesehatan perawat harus selalu
memperhatikan keterbatasan yang dialami pasien dan membantu dalam mengatasi
permasalahan tersebut.
Demikianlah makalah pendidikan untuk pasien semoga bermanfaat.
Demikianlah makalah pendidikan untuk pasien semoga bermanfaat.