Makalah Globalisasi | PKn
Table of Contents
Kali ini admin postingkan makalah globalisasi silahkan simak di bawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui media massa (elektronik,
cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan
budaya Indonesia. Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam
interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain,
bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara
(sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
mempengaruhi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain,
berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh
interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi.
Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan
masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya
masih tetap berarti. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk
dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah
geografisnya. Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi
suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada
generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena
memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan
tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup
masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru
yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Banyak
faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasam sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya
merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian
bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya
lokal mulai dilupakan. Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah
identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga
keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain.
Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai
dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari
negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.
B. Batasan Masalah
Karena luasnya cangkupan masalah
tentang globalisasi maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1.
Pengertian globalisasi atau hakikat globalisasi
2.
Dampak positif dan negatif dari Globalisasi
3.
Pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Nasional.
4.
Cara atau strategi untuk menghadapi pengaruh buruk dari Globalisasi.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan batasan
masalah di atas maka dapat di rumuskan pemasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana definisi globalisasi ?
2.
Apa dampak positif dan negatif dari globalisasi ?
3.
Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan nasional ?
4.
Bagaimana cara atau strategi yang digunakan untuk menghadapi pengaruh
buruk dari Globalisasi ?
D. Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini antara lain adalah untuk mengetahui, memahami, serta
membahas tentang:
1.
Pengertian globalisasi atau hakikat globalisasi
2.
Dampak positif da negatif dari Globalisasi
3.
Pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Nasional.
4.
Cara atau strategi untuk menghadapi pengaruh buruk dari Globalisasi.
E. Manfaat
Adapun manfaat yang
dapat diambil dari penulisan makalah ini antara lain adalah:
1.
Untuk penulis sendiri makalah ini bermanfaat untuk menyelesaikan mata
kuliah Ilmu sosial dan budaya dasar serta dapat mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang sudah di dapat dari pembelajaran mata kuliah Ilmu sosial dan
budaya dasar.
2.
Untuk orang lain makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk
menjadi bahan penulisan lebih lanjut.
3.
Untuk ilmu pengetahuan makalah ini dapat memperkaya literature terkait
dengan globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata
“globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari
setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya
sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena
tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa
ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
·
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai
meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap
mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung
satu sama lain.
·
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu
lintas devisa, maupun migrasi.
·
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin
tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu
lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
·
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari
universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat
sehingga mengglobal.
·
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima
ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama,
masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian
yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan
negara-negara
Ciri-ciri
Globalisasi
Berikut ini beberapa
ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia
·
Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara
melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal
dari budaya yang berbeda.
·
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi
organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
·
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya
dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
·
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang
lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen
menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah
kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa
kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam
sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera
dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta
kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan
globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Globalisasi
budaya antara nya sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan
yang berkembang secara global.Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang
ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat
diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik
nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis,
yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi
penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan.
Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang
merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi
sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh
dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat
semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri
dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini
(Lucian W. Pye, 1966).
Namun,
perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan
kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut
menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan
semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
Dampak Negatife dan Positif dari Globalisasi
Seperti
yang kita tahu bahwa globalisasi adalah proses komplek yang digerakan oleh
berbagai pengaruh sehingga mengubah kehidupan sehari-hari terutama dinegara
berkembang, dan pada saat yang sama ia menciptakan system- system dan kekuatan
trans nasional baru.
Globalisasi
juga menimbulkan berbagai dampak yang merupakan permasalahan global. Dampak
dari globalisasi tersebut itu adalah:
1. Dampak jangka pendek,
yaitu;
·
Dampak negatif
globalisasi yang terlihat/ terdetek; yaitu dampak buruk yang dapat dihindari sebelum
itu terjadi.
·
Dampak positif
globalisasi yang terlihat/ terdetek; yaitu dampak positif/baik yang dapat
diperkirakan sebelum itu terjadi.
2. Dampak jangka panjang, yaitu;
·
Dampak negatif
globalisasi yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak buruk yang tidak
diperkirakan dan tidak dapat dihindari sebelumnya. Dampak tersebut baru
disadari setelah efek buruknya terjadi.
·
Dampak positif
globalisasi yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak positif/baik yang tidak
dapat diperkirakan sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah
menguntungkan peradaban.
Oleh sebab itu sudah sepatutnya
penjelasan mengenai masalah globalisasi harus ditekankan, karena perbedaan
pendapat mengenai dampak globalisasi sudah sering terjadi di masyarakat kita
dewasa ini.
Dampak positif
globalisasi antara lain:
·
Mudah memperoleh
informasi dan ilmu pengetahuan
·
Mudah melakukan
komunikasi
·
Cepat dalam bepergian
(mobilitas tinggi)
·
Menumbuhkan sikap
kosmopolitan dan toleran
·
Memacu untuk
meningkatkan kualitas diri
·
Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi antara lain:
·
Informasi yang tidak
tersaring
·
Perilaku konsumtif
·
Membuat sikap menutup
diri, berpikir sempit
·
Pemborosan pengeluaran
dan meniru perilaku yang buruk
·
Mudah terpengaruh oleh
hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu Negara.
B.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan
Nasional
Globalisasi
memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek
kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi
sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia
atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari
persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun,
perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai
sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi
antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
·
Berkembangnya
pertukaran kebudayaan internasional.
·
Penyebaran prinsip
multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap
kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
·
Berkembangnya turisme
dan pariwisata.
·
Semakin banyaknya imigrasi
dari suatu negara ke negara lain.
·
Berkembangnya mode
yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
·
Bertambah banyaknya
event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
·
Persaingan bebas dalam
bidang ekonomi
·
Meningkakan interaksi
budaya antar negara melalui perkembangan media massa.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
Globalisasi
adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi
Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public
jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua
dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang
makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi
pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-
lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala
informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme
1.
Dilihat dari globalisasi
politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena
pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan
secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari
rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara
menjadi meningkat
2.
Dari aspek globalisasi
ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan
meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan
kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.
Dari globalisasi sosial
budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi
dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.
Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme
1.
Globalisasi mampu
meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan
kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang
2.
Dari globalisasi aspek
ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya
produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan
gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa
Indonesia.
3.
Mayarakat kita khususnya
anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena
gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap
sebagai kiblat.
4.
Mengakibatkan adanya
kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan
nasional bangsa.
5.
Munculnya sikap
individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga.
Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan
bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak
secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara
keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang
atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara
global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan
menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila
tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis
sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan
dan kesatuan bangsa.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di
Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke
dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak
muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak
muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak
muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja
kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka
menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang
seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas
tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan
cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya
bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang
memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi
bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika
digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi
jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan
mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs
porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu
handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka
lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang
tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa
peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan
sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor
anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan
kenyamanan masyarakat.
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul
tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme
akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan
rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa
depan bangsa.
C.
Strategi atau cara untuk mengantisipasi
pengaruh buruk dari Globalisasi
Berdasarkan analisa dan uraian di atas
pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh
karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi
terhadap nilai nasionalisme. Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak
negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1.
Menumbuhkan semangat
nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2.
Menanamkan dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3.
Menanamkan dan melaksanakan
ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4.
Mewujudkan supremasi hukum,
menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil-
adilnya.
5.
Selektif terhadap pengaruh
globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Kemajuan peradaban dan derap
langkah pembangunan merupakan dua hal yang umumnya berjalan secara beriringan.
Melalui berbagai aktifitas pembangunan itu manusia meningkatkan kualitas
kehidupan, mengkonstruksi tata-nilai kehidupan dan akhirnya membentuk sebuah
peradaban. Di era abad 21 sekarang ini, perkembangan derap peradaban manusia
itu telah mencapai suatu kondisi yang dicirikan dengan adanya interaksi yang
semakin intensif antar umat manusia, yang secara umum era seperti ini sering
kita sebut sebagai “era globalisasi”.
Kondisi keterhubungan
(interconnectedness) antarmanusia itu memberikan berbagai pengaruh dalam
pembangunan peradaban era global. Harus diakui bahwa dibalik berbagai pengaruh
itu terdapat kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh, namun di sisi lain era
globalisasi ini menghadirkan berbagai tantangan/ permasalahan, yang hampir
seluruh permasalahan itu adalah hasil dari intensitas interaksi antarmanusia di
berbagai belahan bumi yang terus meningkat.
Pada era Globalisasi sekarang ini terjadi banyak peningkatan kualitas di segala bidang, menurut data dari WHO (World Health Organization), usia harapan hidup rata-rata umat manusia di dunia, yang di tahun 1955 adalah 48 tahun telah meningkat menjadi 62 tahun di tahun 2000. Selain itu, umat manusia pada era Globalisasi ini juga semakin terdidik yang ditunjukkan oleh data dari UNESCO yaitu jika di tahun 1970 masih ada 37% dari penduduk dunia yang buta huruf, jumlah itu sudah menurun menjadi hanya sekitar 18% penduduk dunia yang buta huruf di tahun 2004. Umat manusia saat ini juga dapat menikmati tatanan dunia yang relatif lebih damai dan secara geopolitis juga lebih stabil dibandingkan dengan beberapa era sebelumnya.
Pada era Globalisasi sekarang ini terjadi banyak peningkatan kualitas di segala bidang, menurut data dari WHO (World Health Organization), usia harapan hidup rata-rata umat manusia di dunia, yang di tahun 1955 adalah 48 tahun telah meningkat menjadi 62 tahun di tahun 2000. Selain itu, umat manusia pada era Globalisasi ini juga semakin terdidik yang ditunjukkan oleh data dari UNESCO yaitu jika di tahun 1970 masih ada 37% dari penduduk dunia yang buta huruf, jumlah itu sudah menurun menjadi hanya sekitar 18% penduduk dunia yang buta huruf di tahun 2004. Umat manusia saat ini juga dapat menikmati tatanan dunia yang relatif lebih damai dan secara geopolitis juga lebih stabil dibandingkan dengan beberapa era sebelumnya.
Dari perspektif kesejahteraan, juga
dapat dikatakan bahwa kesejahteraan manusia sekarang relatif lebih baik. Data
dari UNDP (United Nation Development Program) menyatakan bahwa di tahun 2006
lalu pertumbuhan perekonomian dunia mencapai 5,4% dan pendapatan bruto dunia
mencapai US$ 66 Trilyun jika dihitung berdasarkan skala PPP (Purchasing Power
Parity). Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,1% di tahun itu, maka
UNDP menyatakan bahwa pendapatan per kapita dunia naik rata-rata sebesar 4,3%.
Dengan capaian seperti itu, maka umat manusia boleh optimis bahwa di tahun
2015, jumlah orang miskin di seluruh dunia dapat dikurangi sampai separuhnya,
atau dengan kata lain agenda pembangunan milenium atau Millenium Development
Goals (MDG) dapat diharapkan untuk tercapai sasarannya tepat waktu. Oleh karena
itu, tampaknya peradaban dunia pada era globalisasi ini sudah berjalan sesuai
dengan track atau jalur yang diharapkan untuk mencapai tujuan-tujuan luhur yang
diinginkan secara kolektif oleh seluruh umat manusia.
Meskipun demikian umat manusia di
era globalisasi sekarang ini juga menghadapi berbagai tantangan permasalahan
peradaban yang tidak sedikit dan bahkan berpotensi untuk mengancam jalannya
pembangunan berskala global untuk tercapainya kemaslahatan umat manusia.
Meskipun pendapatan dunia itu meningkat, namun harus diakui bahwa kesenjangan
antara kelompok manusia dengan kesejahteraan yang tinggi dengan kelompok
manusia dengan kesejahteraan rendah semakin lebar. Data dari UNDP memaparkan
bahwa di tahun 2006, sebanyak 2% dari orang-orang terkaya di dunia menguasai
50% sumber daya di seluruh dunia dan analisa dari majalah Fortune 500 edisi
akhir tahun 2006 pernah menyatakan bahwa penghasilan bersih dari 225 orang
terkaya di dunia hampir sama dengan pendapatan nasional dari 40% negara miskin
dan negara berkembang yang ada di seluruh dunia.
Pada intinya secara umum
permasalahan globalisasi memiliki dua sifat yaitu:
Unsur interrelasi yang sangat kuat,
artinya permasalahan globalisasi itu, sangat berpautan erat antara satu negara
dengan beberapa negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada mulanya
dijumpai hanya di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat laun akan
terjadi di seluruh negara di berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan
teknologi transportasi dan teknologi telekomunikasi dan informasi yang telah
menyebabkan interaksi antar manusia baik secara nyata maupun maya semakin
meningkat, maka penyebaran dari permasalahan globalisasi itu diperkirakan akan
semakin cepat.
Keterjangkauan berskala global
(global coverage), artinya permasalahan globalisasi itu, dapat menyebar ke
seluruh dunia, dan memberikan dampak yang juga berskala dunia/global. Harus
diakui bahwa kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi
berperan besar untuk mendiseminasikan permasalahan globalisasi itu ke berbagai
belahan bumi.
Dengan adanya dua sifat itu, maka
dapat dikatakan bahwa gejala keterhubungan (interconnectedness) antara berbagai
masalah globalisasi dengan hubungan antar bangsa telah semakin meningkat, dan
hal itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari globalisasi yang memang
pada akhirnya akan membawa manusia untuk menjadi semakin mudah dan semakin
sering berinteraksi. Namun di pihak lain, sifat jangkauan global dan dampak
masalah globalnya juga harus diwaspadai.
Dalam dunia yang semakin mengglobal
dan diperkirakan akan terus mengglobal di abad-abad berikutnya, maka berbagai
masalah yang diawali pada suatu lokasi di belahan bumi tertentu dapat
memberikan dampaknya ke seluruh planet bumi dan bahkan bagi seluruh umat
manusia. Oleh karena itu, maka budaya peradaban di era globalisasi sekarang ini
harus diarahkan pada suatu asas komplementasi (complementary thinking) atau
pola pikir untuk saling melengkapi.
Asas komplementasi itu pada
hakekatnya sejalan dengan kompleksitas permasalahan di era global, yang
menunjukkan semakin meningkatnya pertautan antara satu kepentingan dengan
kepentingan lain yang, mau tidak mau, telah mendorong umat manusia untuk
semakin saling bergantung atau interdependen satu sama lain.
Pada dasarnya ada tiga prinsip
penting yang harus dijadikan acuan dalam pengembangan asas komplementer, yaitu:
1.
Prinsip Keseimbangan
(Equality)
Yang dimaksud dengan prinsip keseimbangan
adalah bahwa masing-masing pihak yang terlibat dalam asas komplementer harus
bersedia untuk berbagi kepentingan (interest) yang dimilikinya dengan
kepentingan pihak lain. Berbagi kepentingan di sini didasari oleh pemahaman
bahwa tantangan di era globalisasi bersifat sangat kompleks, saling berpautan
dan masing-masing bangsa di belahan bumi ini memiliki kapasitasnya
masing-masing yang khas, yang unik dan memiliki kontribusi yang setara dalam
porsinya masing-masing, untuk memberikan solusi yang bersifat komprehensif dan
berskala global.
2.
Prinsip jangka panjang
(eternity)
Yang dimaksud dengan prinsip jangka
panjang adalah bahwa asas komplementer untuk menghadapi tantangan peradaban
yang berskala global itu, harus dilaksanakan dengan komitmen untuk terus
menindaklanjutinya dalam skala jangka panjang. Hal itu karena kondisi
keterpautan dan kondisi saling bergantung antar umat manusia justru akan
semakin meningkat di masa datang. Masalah globalisasi adalah masalah yang
penyelesaiannya membutuhkan komitmen jangka panjang dari seluruh bangsa di
dunia. Tanpa adanya komitmen jangka panjang, maka bentuk solusi apapun yang
diberikan tidak akan efektif.
3.
Prinsip
pembelajaran-kolektif (collective learning)
Yang dimaksud dengan pembelajaran
kolektif bukanlah memisahkan diri/ menghindari dari pengaruh asing (barat).
Akan tetapi Prinsip pembelajaran-kolektif adalah adanya semangat dan mentalitas
dari segenap bangsa untuk menjadikan kondisi saling melengkapi itu sebagai
sebuah forum pembelajaran. Hal ini didasari oleh prinsip, bahwasanya negara
atau bangsa mana pun di dunia memiliki fiturnya masing-masing yang semuanya
diperlukan untuk memberikan solusi yang tepat dari berbagai tantangan masa
depan. Tentu saja pembelajaran kolektif ini hanya dimungkinkan jika
masing-masing negara/bangsa mau berbagi kepentingan antara satu dengan lainnya.
Dengan adanya pembelajaran kolektif ini, maka kondisi saling ketergantungan itu
justru akan menjadi insentif bagi masing-masing negara/bangsa di dunia untuk
mengembangkan kapasitasnya masing-masing khususnya dalam mengatasi tantangan di
era globalisasi. Jadi seperti yang dipaparkan pada pembahasan “Masalah
globalisasi” diatas, yaitu tidak perlu bersolusi pada patokan “cara mengatasi
masalah globalisasi” karena itu hanya menimbulkan keterbatasan pembelajaran.
Jika pembelajaran terbatas maka mana mungkin kita dapat kolektif terhadap Globalitas
yang terjadi.
Ketiga prinsip tersebut harus ada
pada asas komplementasi. Karena tanpa adanya ketiga prinsip itu, maka asas
komplementasi tidak akan memberikan banyak manfaat, justru yang terjadi adalah,
asas itu hanya akan dimanfaatkan oleh negara/bangsa tertentu untuk mengatur dan
mengendalikan bangsa/negara lain. Sehingga bukan solusi yang akan dihasilkan,
namun justru berpotensi menghadirkan masalah baru yaitu neo-kolonialisme. Ada
pun bentuk perwujudan dari asas komplementasi adalah sebuah rangkaian pola
tindak yang mendorong adanya berbagai aktifitas kerjasama, kemitraan
(partnerships) dan hal-hal sejenis, yang sangat diperlukan untuk menghadapi
permasalahan-permasalahan yang akan terjadi di era globalisasi itu seiring
dengan semangat bahwa tantangan global harus diatasi dengan aktifitas global.
Oleh karena itu jangan takut menghadapi globalisasi(dampak negatif yang
terlihat),sebab rasa takut dan was-was akan secara otomatis membuat kita
menghindar dari salah satu efek global(mungkin yang menurut kita negatif), maka
yang terjadi adalah keterbelakangan kita di dalam
era global yang sudah maju sehingga menyebabkan masalah yang lebih berat lagi.
Peranan Asas Komplementasi
Peran asas komplementasi dalam
pengembangan peradaban era globalisasi itu nantinya adalah untuk memfasilitasi
terlaksananya proses inovasi terbuka (open innovation), yaitu sebuah proses
inovasi yang hanya dimungkinkan melalui suatu kerjasama yang intensif antara
berbagai pihak yang berbeda. Melalui inovasi terbuka itu diharapkan dapat diperoleh
berbagai alternatif solusi yang terbaik untuk mengantisipasi sejumlah tantangan
di era ini.
Ada tiga fitur penting dari inovasi terbuka, yaitu:
a. Transparansi
(transparency)
Inovasi terbuka dihasilkan melalui kerjasama
yang intensif antara beberapa pihak (termasuk juga beberapa negara, dalam
menghadapi isu global). Dengan demikian, maka proses dari inovasi itu menjadi
lebih transparan karena masing-masing pihak yang terlibat didalamnya memiliki
akses yang setara dalam setiap langkah dalam proses inovasi itu. Sebagai misal,
sebuah proses inovasi terbuka untuk memproduksi vaksin anti virus H5N1 yang
menyebabkan penyakit flu burung akan menjadikan adanya kesetaraan antara
negara-negara yang telah maju dalam bidang teknologinya dengan negara-negara lain
yang belum maju, akan tetapi sanggup menyediakan bahan baku berupa sampel virus
tersebut. Sehingga produk vaksin yang dihasilkan akan memberikan manfaat yang
lebih setara sesuai dengan agenda yang disepakati bersama.
b. Menyeluruh
(comprehensiveness)
Proses inovasi terbuka menuntut
adanya peninjauan dari berbagai aspek dalam setiap langkah untuk memproduksi
inovasi. Atau kata lain, dalam proses inovasi terbuka, tidak saja aspek ekonomi
dan finansial yang diperhitungkan, akan tetapi juga aspek sosial dan lingkungan
hidup. Hal itu karena inovasi terbuka merupakan aktifitas yang dilakukan secara
kolektif, dengan para peserta yang umumnya memiliki kondisi yang beragam.
Sebagai misal untuk merancang sebuah inovasi terbuka guna mengatasi efek gas
rumah kaca yang menghasilkan pemanasan global maka ketika negara-negara maju
dengan teknologinya yang lebih ramah lingkungan bekerjasama dengan
negara-negara berkembang dengan teknologi yang lebih terbelakang, namun
memiliki potensi perlindungan lingkungan yang lebih baik, misalnya areal hutan
yang luas dan cadangan air bersih yang lebih banyak, maka kedua belah pihak,
baik negara maju maupun negara berkembang, mau tidak mau, harus mengedepankan
berbagai aspek dan tidak mungkin kalau hanya mengedepankan aspek keuntungan ekonomi
semata.
c. Kesesuaian
(adaptability)
Karena inovasi terbuka itu
prosesnya dilakukan secara bersama-sama dengan mengikutsertakan kepentingan
berbagai pihak, maka tentunya hasil dari proses inovasi itu akan lebih cocok
dan lebih sesuai untuk diterapkan oleh para pesertanya. Terkadang terjadi
kasus, dimana inovasi yang dihasilkan hanya cocok untuk peserta tertentu akan
tetapi kurang tepat untuk diterapkan bagi peserta lainnya. Sebagai misal, untuk
masalah ketersediaan energi, solusi dengan menawarkan alternatif sumber energi
terbarukan, misalnya, sumber energi angin, gelombang laut atau sinar matahari
tentunya sangat bergantung pada kondisi fisis dari negara-negara tertentu saja.
Dalam tatanan dunia global sekarang
ini hal yang paling perlu untuk diperhitungkan adalah menjadikan proses inovasi
terbuka itu sebagai arena pembelajaran, sehingga dapat diperoleh manfaat
sebanyak mungkin. Tanpa adanya pembelajaran maka suatu bangsa hanya akan
memperoleh manfaat yang terbatas dari proses inovasi terbuka atau bahkan globalisasi
itu sendiri.
Termasuk juga dalam kawasan globalisasi kebudayaan, globalisasi kebudayaan memang merupakan universalisme kebudayaan, namun universalisme yang tertuang dalam globalisasi tetap mempunyai sebuah system yang mengatur dan mengarahkannya, sehingga globalitas kebudayaan tersebut tidak menimbulkan pertentangan dari teory relativisme dari kaum radikal yang menganggap sesuatu yang baru muncul pada era globalisasi akan benar-benar mengubah dunia secara radikal dan menghancurkan kebudayaan-kebudayaan lokal.
Termasuk juga dalam kawasan globalisasi kebudayaan, globalisasi kebudayaan memang merupakan universalisme kebudayaan, namun universalisme yang tertuang dalam globalisasi tetap mempunyai sebuah system yang mengatur dan mengarahkannya, sehingga globalitas kebudayaan tersebut tidak menimbulkan pertentangan dari teory relativisme dari kaum radikal yang menganggap sesuatu yang baru muncul pada era globalisasi akan benar-benar mengubah dunia secara radikal dan menghancurkan kebudayaan-kebudayaan lokal.
Dengan adanya langkah- langkah
antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat
mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan
kehilangan kepribadian bangsa.
BAB III
KESIMPULAN
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki
hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan
antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana
antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung,
terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.
Dampak Globalisasi yang terlihat
Dampak negatif globalisasi yaitu dampak buruk yang dapat dihindari sebelum itu
terjadi.Dampak positif globalisasi yaitu dampak positif/baik yang dapat
diperkirakan sebelum itu terjadi.
Terdapat banyak cara untuk
mengatasi dampak buruk dari globalisasi Menumbuhkan semangat nasionalisme yang
tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri, Menanamkan dan
mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,Menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya,Mewujudkan supremasi hukum,
menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil-
adilnya, Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,
ekonomi, sosial budaya bangsa.
Kehadiran globalisasi tentunya
membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh
tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik,
ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
Maka dari itu kita sebagai generasi muda
harus pandai – pandai menyaring arus globalisasi yang masuk, agar tetap dapat
sesuai dengan kebudayaan bangsa indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo,
Hendro dan Yeni K. 2004. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta:Universitas terbuka.
Elfatsani. Masalah globalisasi
http://elfatsani.blogspot.com/2008/12/masalah-globalisasi.htmlyang
merasa ter-eksploitasi kebudayaan timurnya. (diakses pada tanggal: 27 November
2011)
Kadri. Globalisasi Budaya
http://kadri-blog.blogspot.com/2011/01/globalisasi-budaya.html. (diakses pada tanggal: 27 November 2011)
Demikianlah yang saya sampaikan mengenai globalisasi semoga bermanfaat.
Demikianlah yang saya sampaikan mengenai globalisasi semoga bermanfaat.