Contoh Laporan Hasil Observasi Proses Pembelajaran di Sekolah
Table of Contents
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap individu
mempunyai keunikan masing-masing, mempunyai kemampuan dan karakteristiknya
masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami pelajaran, hingga yang
lamban. Mulai dari siswa yang berprestasi,
hingga anak yang sarat akan masalah.
Observasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam mengetahui
bagaimana cara mengajar yang baik. Dalam hal ini saya selaku mahasiswa
Pendidikan Teknik Mesin melakukan observasi di SMKN 4 Semarang untuk memenuhi
tugas dalam bentuk laporan observasi pembelajaran di kelas.. Laporan hasil
observasi ini disusun guna mememenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan.
Dengan adanya observasi ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana seorang
guru mengajar suatu pembelajaran. Kemudian kita sebagai sorang calon guru
tentunya dapat memilih mana yang baik dan tidak baik untuk diajarkan kepada
murid kita ketika sudah mengajar kelak.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana
proses pembelajaran di SMK.
b. Bagaimana metode mengajar yang
efektif.
c. Bagaimana menjadi guru yang baik.
3. Tujuan
a. Mengetahui proses pembelajaran di SMK.
b. Mengetahui metode dan strategi
mengajar yang tepat.
c. Mengetahui cara menjadi guru yang
baik.
4. Manfaat observasi
Setelah melakukan
observasi di Sekolah Dasar diharapkan kita dapat memahami bagaimana cara
mengajar yang benar dan mengaplikasikannya ketika kita menjadi guru dimasa yang
akan datang.
5. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi adalah observasi
langsung dan wawancara.
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. Gambaran Objek
1. Identitas Guru (Narasumber)
Nama
Guru
: Sri Wahyuni
NIP
:
1976030520021202008
Tempat, Tanggal Lahir
: Semarang,
5 Maret 1976
Alamat
: Karang
Anyar Selatan No. 74 Semarang
Guru Bidang
studi
: Fisika
Masa
Kerja
: 12 tahun
2.
Pelaksanaan
Observasi
Tempat
: Kelas XI
TSM
Jumlah
Peserta didik
: 30 Orang
Tanggal
: 4 April 2014
Waktu
: 07:15 WIB
– 09:00 WIB
B. Kegiatan Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran di SMKN 4 Semarang metode pembelajaran yang
digunakan adalah problem solving. Guru hanya menggunakan metode tersebut
diatas, dikarenakan materi pelajaran yang sudah mendekati ulangan harian.
Sehingga materi tidak lagi berupa materi inti, melainkan materi pembahasan soal
latihan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu:
1.
Kegiatan
Awal (15 Menit)
·
Membuka
pelajaran
Guru memasuki ruangan
belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta didik memberikan salam
kepada guru dan membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran.
·
Mempersiapkan
Perlengkapan Belajar Mengajar
Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan
belajar lainnya.
·
Mengkondisikan
peserta didik
·
Apersepsi
Setelah perlengkapan
belajar mengajar telah dipersiapkan dengan baik. Guru mulai memotivasi peserta
didik dan mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya.
2.
Kegiatan
Inti (60 menit)
·
Peserta
didik mengumpulkan tugas mereka.yang sudah dberikan sama guru pada pertemuan
sebelumnya. Dan bagi siswa yang tidak mengumpulkan tetap mendapat
konsekuensinya yaitu nilai tidak memenuhi kriteria atau KKM. Hal itu bertujuan
mendidik agar pentingnya mengerjakan tugas ndan mengumpulkan tepat waktu.
·
Guru
menjelaskan pemecahan masalah dari tugas yang sudah diberikan kepada siswa.agar
siswa tahu apabila ada kesalahan dari soal yang sudah para siswa kerjakan.
·
Terjadi
proses tanya jawab antara siswa kepada guru dari materi yang belum dipahami
oleh siswa.
·
Guru
melihat secara langsung buku catatan para siswa ,apakah para siswa mencatat
materi yang sudah diajarkan.
3.
Menutup pembelajaran (15 menit)
Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa dipertemuan berikutnya
akan diadakan ulangan harian. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdo’a dan memberikan salam..
C.
Deskripsi Proses Pembelajaran
Menurut hasil observasi yang dilakukan, saat proses pembelajaran
berlangsung guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Untuk
menciptakan suasana yang demikian, guru menjadikan suasana yang lebih santai
atau informal. Menciptakan suasana yang lebih santai dan informal dilakukan
guru dengan cara menyapa setiap murid yang mulai merasa bosan mengikuti
pelajaran, Guru juga mampu mendekatkan dirinya dengan peserta didik baik
melalui pendekatan multidisipliner dan pendekatan Interdisipliner. Kemudian
ditambah lagi dengan humor-humor ringan. Sehingga peserta didik lebih
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
D.
Wawancara
Beberapa pertanyaan
yang diajukan adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana metode pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan?
2.
Apa saja suka duka Bapak/Ibu selama menjadi Guru?
3.
Sebaiknya bagaimana menjadi guru yang baik?
4.
Bagaimana cara Bapak/Ibu menjadi guru yang disukai oleh peserta didik?
5. Bagaimana cara
Bapak/Ibu memotivasi peserta didik yang notabennya bermasalah (nakal, pemalas,
dan sebagainya)?
Jawaban dari
narasumber:
1. Metode pembelajaran
yang dilakukan adalah Problem solving, karena materi sudah tersampaikan
dipertemuan sebelumnya dan dipertemuan selanjutnya akan diadakan Ulangan
harian. Sehingga dengan menggunakan metode tersebut diharapkan peserta didik
sudah siap menghadapi ulangan harian.
2. Suka duka menjadi
guru, banyak suka yang pasti cita-cita menjadi guru sudah tercapai. Dukanya,
sulit memberikan penerangan kepada peserta didik karena pelejaran ini menjadi
momok menakutkan. Kurikulum yang sekarang sudah ditetapkan dari atasan sekolah
sedangkan yang dilapangan keadaannya berbeda.
3. Guru yang baik itu:
·
Disiplin.
·
Mampu menkondisikan (penguasaan) kelas dengan bagus, hal ini berarti
mampu berinteraksi dengan peserta didik, hal ini juga penting karena dengan
mampu mengkondisikan kelas suatu pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
·
Mampu memahami karakter masing-masing peserta didik.
·
Tegas bukan galak, tidak diktator.
·
Mampu memecahkan masalah yang dialami peserta didik dengan cara memberi
motivasi.
4. Cara supaya peserta
didik menyukai gurunya adalah sebagai berikut:
·
Menyilami apa kemauan mereka, tapi kita strategikan sesuai dengan apa
yang kita mau.
·
Memberi perhatian kepada peserta didik, baik berupa motivasi, sindiran,
gurauan dan sebagainya.
5. Cara memberi
memotivasi kepada peserta didik yang bermasalah (nakal, pemalas, dsb):
Sebuah kasus, ada seorang siswa yang tidak pernah membawa buku pelajaran
bahkan ada yang sama sekali tidak mempunyai buku. Disini kita harus peduli
dengan mereka, metode yang paling baik adalah menyadarkannya dengan
pelan-pelan. Misalkan memberikan tugas, kemudian mengecek tugas setiap
individu, dan apabila ada siswa yang belum mengerjakan tugas harus mendapatkan
hukuman agar jera namun hukuman ini bersifat membangun. Lama kelamaan siswa
tersebut akan sadar, dia akan membeli sebuah buku dan akan mengerjakan tugas.
BAB III
PENUTUP
6. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uraian yang telah disajikan terdahulu, maka berikut
dikemukakan kesimpulan observasi bahwa proses pembelajaran di Kelas XI SMKN4
Semarang berjalan dengan efektif dan kondusif. Hal ini dikarenakan guru selalu
mempertimbangan metode, model atau strategi yang tepat digunakan untuk suatu
materi pelajaran didalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik tidak
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Metode yang digunakan yaitu metode
pemecahan masalah. Proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan disenangi
oleh peserta didik.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai contoh laporan hasil observasi proses pembelajaran di sekolah semoga bermanfaat.