Contoh Naskah Khutbah Idul Adha dan Tata Cara Pelaksanaannya
Table of Contents
Kali ini admin postingkan contoh khutbah idul adha / qurban / kurban dan cara pelaksanaannya silahkan simak di bawah ini.
1. Ketika imam sampai di masjid, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya shalat, yakni dengan lafadh:
صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ / اْلأَضْحٰى رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ.
2. Imam segera menuju mihrab (tempat imam), lalu niat shalat disertai takbiratul ihram. Niatnya adalah:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى رَكْعَتَيْنِِ ِللهِ تَعَالٰى.
3. Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian
melakukan takbir sebanyak tujuh kali pada raka’at pertama, dan lima kali
pada raka’at kedua. Lalu, membaca tasbih di sela-sela takbir:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
4. Setelah selesai melakukan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca
ta’awwudz, surat Al Fatihah dan surat-surat yang disunahkan; seperti
surat Qaf atau Al A’la pada raka’at pertama, dan surat Al Qamar atau
surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.
5. Selesai melaksanakan shalat, muraqi segera berdiri untuk memberi
aba-aba dimulainya khutbah, disusul dengan membaca shalawat sambil
menyerahkan tongkat. Redaksinya semisal:
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، إِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذاَ، يَوْمُ عِيْدِ الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى، وَيَوْمُ السُّرُوْرِ، وَيَوْمُ الْمَغْفُوْر، يَوْمُ أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ، أَنْصِتُوْا أَثَابَكُمُ اللهُ، وَاسْمَعُوْا أَجَارَكُمُ اللهُ، وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ. اللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ، اللّـٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
6. Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah.
7. Kemudian muraqi membaca do’a:
اَللّـٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْـلاَمَ، مِنَ الْمُسْـلِمِيْنَ وَالْمُسْـلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنِ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَيَسِّرْهُمْ عَلىٰ إِقَامَةِ الدِّيْنِ، وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
8. Selesai do’a, khotib mengucapkan salam kemudian duduk.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
9. Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga kali:
اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أََكْبَرْ، لآَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَ ِللهِ الْحَمْد
10. Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah, khotib duduk sejenak, disusul muraqi membaca shalawat:
اَللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
11. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah kedua sampai selesai.
Berikut Contoh Khutbah Idul Adha :
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا
لآإله إلا الله و لا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون
لآإله إلا الله وحده صدق وعده و نصر عبده و أعز جنده و هزم الأحزاب وحده
لآإله إلا الله الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَـذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللّهُ
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أشهد أن لآإله إلا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
اللهم صلي على محمد و على آله و أصحابه و أنصاره و جنوده
و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
فقال الله تعالى في كتابه الكريم:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Jamaah sholat Idhul-Adha rahimakumullah
Marilah kita bersyukur kepada Allahسبحانه و تعالى semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat, baik lahir maupun batin. Marilah kita bersyukur kepada-Nya atas ni’mat paling istimewa yang telah kita terima selama ini, padahal tidak semua manusia memperolehnya. Yaitu ni’mat iman dan islam, yang dengannya hidup kita menjadi terang, lurus, benar, terarah, berma’na dan selamat di dunia maupun di akhirat.
Selanjutnya marilah kitasampaikan sholawat dan salam-sejahtera kepada pemimpin kita bersama, teladan kita bersama… imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa, da’iyyan ila Allah penyeru ke jalan Allah sertaqaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammadصلى الله عليه و سلم,
keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman. Dan kita berdo’a kepada Allah swt, semoga kita yang hadir
di tempat yang baik ini dipandang Allah swt layak dihimpun bersama
merekadalam kafilah panjang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.
Sesudah itu, marilah kita bersyukur
pula kepada Allahu ta’ala atas limpahan ni’mat sehat-wal’aafiat. Ni’mat
yang memudahkan dan melancarkan segenap urusan hidup kita di dunia.
Semoga kesehatan kita kian hari kian mendekatkan diri dengan Allahu
ta’ala. Dan semoga saudara-saudara kita yang sedang diuji Allah melalui
aneka jenis penyakit sanggup bersabar menghadapi penderitaannya…bersama
keluarga yang mengurusnya, sehingga kesabaran itu mengubah penyakit
mereka menjadi penghapus dosa dan kesalahan. Amien, amien ya rabbal
‘aalamien.
Tak lupa khotib mengajak jamaah untuk mendoakan saudara-saudara kita kaum muslimin, mukminin, muwahhidiin dan mujahidin fii sabilillah di berbagai belahan bumi yang sedang didera berbagai kesulitan. Baik
karena bencana alam berupa banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung
meletus dan lain sebagainya. Maupun karena kezaliman fihak para thaghut (penguasa zalim) musuh-musuh
Allah yang memerangi, memboikot, memfitnah hingga memenjarakan mereka.
Ya Allah, berilah kesabaran kepada mereka dalam menghadapi berbagai
ujian hidup ini. Ya Allah, berilah kesabaran kepada anak-isteri para mujahidin dan du’at mukhlishin dimanapun mereka berada. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Jamaah sholat Idhul-Adha rahimakumullah
Kemarin
tanggal 9 Dzulhijjah jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul
di Arafah melakukan wukuf. Wukuf merupakan puncak penyelenggaraan ibadah
haji. Sah-tidaknya haji seseorang sangat ditentukan oleh hadir-tidaknya
ia wukuf di Arafah. Sebab wukuf merupakan inti dari segenap rangkaian
ibadah haji. Rasulullah Muhammadصلى الله عليه و سلم menyatakan:
الْحَجُّ عَرَفَةُ
"Inti Haji adalah wukuf di Arafah" (Hadits ShahihImam An-Nasai)
Walaupun seorang jama’ah haji melakukan kegiatan thawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i bolak-balik antara Shofa dan Marwah, melontar batu
di Jamarat, namun jika tidak ikut-serta wukuf di Arafah, maka orang itu
tidak dianggap melakukan haji. Artinya hajinya tidak sah. Sebab inti
daripada prosesi ibadah haji ialah melaksanakan wukuf di Arafah.
Uniknya,
justeru kegiatan wukuf merupakan kegiatan yang paling tidak menuntut
kegiatan jasmani. Tidak seperti thawaf atau sa’i atau melontar jumrah.
Semua kegiatan tersebut menuntut keterlibatan jasmani yang seringkali
bahkan mengandung resiko. Tatkala sedang thawaf jamaah haji sangat
mungkin berdesak-desakan selama mengelilingi Ka’bah. Ketika sedang sa’i
sangat mungkin seseorang mengalami keletihan. Bahkan saat di Jamarat
seseorang sangat mungkin malah terkena lembaran batu jamaah haji
lainnya.
Sedangkan
kegiatan wukuf merupakan kegiatan dimana seorang hamba Allah dituntut
untuk berdiam diri, tidak melakukan kegiatan jasmani apapun. Yang
menjadi tuntutan ialah bersibuk tenggelam di dalam dzikrullah (mengingat Allah سبحانه و تعالى ) dan tafakkur (merenung). Dan Rasulullah صلى الله عليه و سلم menegaskan bahwa inilah inti ibadah haji. Inti sekaligus puncak ibadah haji ialah mengingat Allah سبحانه و تعالىdan
merenungi perjalanan hidup. Inti haji bukanlah pada aktifitas thawaf
atau sa’i atau melontar jumrah. Seolah hal ini mengajarkan kepada kita
bahwa bukanlah bersibuk-sibuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari
itu yang penting dan utama, tetapi yang lebih penting dan utama ialah
memastikan bahwa berbagai kesibukan yang dilakukan berdasarkan hasil
perenungan mendalam dan tidak terputusnya jalinan hubungan dengan Dzat
Yang telah memberikan kita izin untuk beraktifitas.
Itulah
sebabnya mengapa di dalam Al-Qur’an kata “amal sholeh” tidak pernah
disebutkan sendirian tanpa dibarengi bahkan didahului dengan “beriman”.
Artinya, memastikan bahwa kita telah benar-benar beriman jauh lebih
penting dan utama daripada sekedar memperbanyak amal sholeh. Alangkah
naifnya bila ada seorang yang mengaku muslim lalu ia tidak pernah
merenungkan apa yang melandasi berbagai amalnya, yang penting menurutnya
adalah banyaknya amal. Lalu
dia berusaha mengisi waktunya dengan sebanyak mungkin amal. Lebih jauh
lagi dia memandang remeh orang lain yang dinilainya tidak banyak
beramal. Sehingga dengan mudah dia menstempel orang tersebut sebagai orang-orang yang hanya NATO (no action, talk only). Padahal Allah سبحانه و تعالى
memperingatkan kita bahwa ada sementara manusia di dunia ini yang
mengira bahwa dirinya sudah banyak berbuat kebaikan namun ternyata di
dalam pandangan Allah سبحانه و تعالى justeru mereka itulah orang-orang yang paling merugi.
قُلْ
هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالاالَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ
صُنْعًاأُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ
وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا
“Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka
berbuat sebaik-baiknya.Mereka
itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kafir
terhadap) perjumpaan dengan Dia (Allah). Maka hapuslah amalan-amalan
mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka
pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam,
disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan
ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.” (QS Al-Kahfi 103-106)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Jamaah sholat Idhul-Adha rahimakumullah
Melalui
kegiatan wukuf, setiap muslim disuruh untuk “stop and think” alias
berhenti sejenak untuk merenung. Jangan biarkan diri tenggelam dalam
berbagai kesibukan apalagi rutinitas sehari-hari sehingga apa-apa yang
dikerjakan menjadi bersifat mekanistik belaka, kehilangan ruh bahkan
tersesat arah dan tujuannya. Dan urusan wukuf ini menjadi lebih penting
lagi bila dikaitkan dengan realitas dunia di zaman penuh fitnah seperti
sekarang. Dan fitnah atau ujian zaman yang banyak mengancam kaum
muslimin dewasa ini ialah realitas bahwa dunia sedang Allah سبحانه و تعالىizinkan
dipimpin oleh kaum yang tidak beriman alias kaum kafir, yaitu kaum
yahudi dan nasrani. Kepemimpinan kaum kafir tersebut telah melahirkan
sikap taqlid buta sebagian besar kaum muslimin dunia sebagaimana
disebutkan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلمlima belas abad yang lalu:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا
جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Nabi صلى الله عليه و سلمbersabda: "Kalian (ummat Islam) pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga seandainya mereka menempuh (masuk) ke dalam lobang biawak sekalipun, kalian pasti akan mengikutinya". Kami bertanya; “Ya Rasulullah, apakah yang engkau maksud kaumYahudi dan Nashrani?". Beliau menjawab: "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (BUKHARI - 3197) Shahih
Dewasa
ini dunia sedang dipimpin oleh masyarakat barat (the western
civilization) yang notabene terdiri dari kaum yahudi dan nasrani (the
judeo-christian civilization). Kepemimpinan mereka telah menyebabkan
begitu banyak muslim yang mengekor kepada millah (agama, jalan hidup) mereka. Dan Allah سبحانه و تعالىjelas-jelas
memperingatkan kita agar mewaspadai sikap kaum yahudi-nasrani yang
tidak akan pernah senang kepada kaum muslimin sampai kita mengikuti
jalan hidup mereka:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ
إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ
مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (agama, jalan hidup)
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.(QS Al-Baqarah 120)
Kaum muslimin sepatutnya hanya mengikuti petunjuk Allah alias dinul-Islam
dalam menata segenap aspek kehidupan mereka. Tetapi kenyataannya,
mereka lebih percaya kepada petunjuk kaum yahudi dan nasrani. Alhasil,
kita saat ini harus menghadapi badai fitnah yang meliputi segenap aspek
kehidupan. Fitnah ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum,
militer, pendidikan dan lain sebagainya. Rasulullah صلى الله عليه و سلمmemperingatkan bahwa akan tiba suatu era penuh fitnah dimana dunia menjadi laksana sepotong malam yang gelap-gulita.
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
Nabi صلى الله عليه و سلم
bersabda: "Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti
malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan
mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam
keadaan mukmin, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya demi
memperoleh barang kenikmatan dunia." (HR Muslim - 169) Shahih
Hadits di atas menggambarkan kondisi yang sangat mirip dengan dunia modern dewasa ini. Dan Nabi Muhammadصلى الله عليه و سلمmenggambarkan
bahwa jika era badai fitnah itu sudah tiba, maka gejala yang muncul
bukanlah sekedar terjerumusnya kaum muslimin dalam dosa-dosa kecil.
Bahkan tidak juga dosa-dosa yang besar. Sebab betapapun besarnya dosa
seseorang, bilamana iman tetap ada, maka ia masih berpeluang mendapat
ampunan Allahسبحانه و تعالى . Gejala yang muncul adalah riddah (kemurtadan). Sehingga Nabi صلى الله عليه و سلمtidak mengatakan: “Di pagi hari seorang laki-laki berbuat kebaikan, lalu di sore harinya ia berbuat kejahatan.” Tapi kalimat beliau ialah: “Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya.”
Inilah yang disebut gejala riddah. Ini merupakan puncak dosa, yaitu
batalnya keimanan seseorang. Bila iman sudah batal, maka segenap amal
yang dilakukan menjadi tidak bernilai di mata Allah سبحانه و تعالى. Wa na’udzubillah min dzaalika.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Jamaah sholat Idhul-Adha rahimakumullah
Lalu apakah yang mesti dilakukan jamaah haji saat wukuf di Arafah? Untuk itu marilah kita ikuti arahan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلمberikut ini:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik do'a adalah do'a
pada hari 'Arafah dan sebaik-baik apa yang aku dan para Nabi sebelumku
katakan adalah "LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU LAHUL
MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR (Tiada Ilah
melainkan Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah segala
kerajaan dan pujian dan DialahYang Maha berkuasa atas segala sesuatu)." (TIRMIDZI - 3509) Hasan
Ternyata Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلمmengarahkan
jamaah haji untuk “stop and think” dengan cara mengulang-ulang komitmen
keimanannya. Membaca kalimat tauhid. Dengan harapan tentunya bukan
sebatas ucapan verbal, tetapi menjadi landasan bagi segenap gerak-gerik
dan aspek kehidupan bagi dirinya, keluarganya kemudian ummat Islam
secara umum. Dan menolak segala bentuk kemusyrikan. Jangan hendaknya
menyekutukan Allah سبحانه و تعالىbaik dalam hal berdoa, niyat, kehendak dan tujuan. Maupun syirik ketaatan serta syirik mahabbah (kecintaan).
Dzikrullah dan tafakkur
saat wukuf hendaknya mencakup tekad untuk bertauhid dalam hal
mengembalikan hak atas segenap kerajaan/ pemerintahan kepada Pemilik
sejatinya, yaitu Allah سبحانه و تعالى. Sebab Allah سبحانه و تعالىmerupakan
Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan itu bermakna bahwa
ketundukkan kita hendaknya hanya dan hanya kepada hukum Allah سبحانه و تعالىbukan kepada hukum jahiliyah bikinan manusia yang pada hakikatnya sangat zalim dan sangat bodoh.
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al-Maidah
50)
DOA
رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
"Wahai Rabb kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS 18:10)
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَءُوفٌ رَحِيم ٌ
"Ya Rabb
kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (QS 59:10)
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"Ya Rabb
kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami
rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia)." (QS 3:8)
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Rabb
kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang
yang bertakwa.” (QS 25:74)
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Rabb
kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang
berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS 3:147)
رَبَّنَا
لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Rabbkami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabbkami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb
kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”(QS 2:286)
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ
“Ya Rabb
kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang
yang zalim seorang penolongpun. Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Rabb-mu", maka kamipun beriman. Ya Rabb
kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang
berbakti. Ya Rabb
kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di
hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (QS 3:192-194)