Motivasi dalam Keorganisasian
Table of Contents
Hakikat dan Pengertian Motivasi
Peranan pemimpin dalam kehidupan
organisasi maka menjadi kewajiban utama bagi setiap pemimpin untuk selalu
secara terus-menerus berusaha: (1) mengamati dan memahami tingkah laku bawahan;
(2) mencari dan menentukan sebab-sebab tingkah laku
bawahan; (3) memperhitungkan, mengawasi, dan mengubah serta mengarahkan tingkah
laku bawahan. Tingkah laku bawahan dalam kehidupan organisasi pada dasarnya
berorientasi pada tugas. Artinya, bahwa tingkah laku bawahan biasanya didorong
oleh keinginan untuk mencapai tujuan harus selalu diamati, diawasi, dan
diarahkan dalam kerangka pelaksanaan tugas dalam mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Sehingga perilaku para bawahan dalam kehidupan
organisasi, tidak bertentangan dengan norma, atau sistem nilai, dan sgala
ketentuan yang ada dalam kehidupan organisasi.
Untuk lebih jauh memahami pengertian
dan hakikatnya motivasi itu, apabila dalam kehidupan suatu organisasi diadakan
pengamatan secara cermat, di dalam organisasi itu akan terjadi hal-hal seperti:
1.
Proses interaksi kerjasama antara
pemimpin dengan bawahan, kolega maupun dengan atasan pemimpin itu sendiri.
2.
Proses interaksi itu terjadi perilaku
bawahan (orang lain) yang diperhatikan, diarahkan, dibina, dikembangkan, tetapi
kemungkinan juga dipaksakan agar perilaku tersebut sesuai dengan keinginan yang
diharapkan oleh pemimpin.
3.
Perilaku yang ditampilkan oleh para
bawahan (orang lain) berjalan sesuai dengan sistem nilai atau aturan ketentuan
yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.
4.
Perilaku yang terjadi dan ditampilkan
oleh para bawahan mempunyai latar belakang dorongan yang berbeda-beda.
5.
Perilaku yang berbeda-beda, dapat
terjadi karena keinginan dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda.
Dapat
dinyatakan bahwa motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan
situasi tertentu yang dihadapinya.
Yang dimaksud
dengan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota
organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau
keterampilan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari
batasan pengertian di atas terlihat bahwa berbicara mengenai motivasi
mengandung tiga hal yang amat penting.
Pertama: Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan
usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasional. Tersirat pada
pandangan ini ialah bahwa dalam tujuan dan sasaran organisasi telah tercakup
tujuan dan sasaran pribadi para anggota organisasi yang diberi motivasi
tersebut.
Kedua: Terlihat dari batasan pengertian
di atas ialah usaha tertentu sebagai akibat motivasi itu. Artinya motivasi
merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu.
Dengan perkataan lain, motivasi merupakan kesediaan untuk mengerahkan usaha
tingkat tinggi untuk mencapai tujuan organisasi.
Ketiga: Yang terlihat dari definisi
motivasi di atas ialah kebutuhan. Dalam usaha pemahaman teori motivasi dan
aplikasinya, yang dimaksud dengan kebutuhan ialah keadaan internal seseorang
yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Artinya suatu kebutuhan
yang belum terpuaskan menciptakan “ketegangan” yang pada gilirannya menimbulkan
dorongan tertentu dalam diri seseorang.
Motivasi
adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan, dan insentif.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang
mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan
menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan
dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi
masing-masing anggota organisasi yang bersangkutan.
Jadi, motivasi
merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan,
persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Dan motivasi sebagai
proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu
sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor
ekstrinsik.
Faktor di
dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan
pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan.
Sedangkan faktor di luar diri,
dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pemimpin, kolega
atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi baik faktor intrinsik
maupun faktor luar motivasi timbul karena adanya rangsangan.
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi sebagai konsep manajemen dalam
kaitannya dengan kehidupan organisasi dan kepemimpinan, adalah: “Motivasi ialah
dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan”.
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Motivasi
Motivasi
sebagai proses batin atau proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang,
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di samping faktor ekstern seperti,
lingkungan kerja, pemimpin dan kepemimpinannya, dan sebagainya, juga sangat
ditentukan faktor-faktor intern yang melekat pada setiap orang atau bawahan,
seperti: pembawaan, tingkat pendidikan, pengalaman masa lampu, keinginan atau
harapan masa depan. Dalam hubungan ini ada beberapa pandangan atau pendapat:
1.
Motivasi sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan kerjanya. Pengertian lingkungan kerja dalam kehidupan
organisasi tidak lain, ialah faktor pemimpin dan bawahan.
2.
Menurut Lyman Porter dan Raymond
Miles, ada 3 (tiga) faktor utama yang berpengaruh pada motivasi.
- Ciri-ciri pribadi seseorang
- Tingkat dan jenis pekerjaan
- Lingkungan kerja.
3.
Sumber lain mengungkapkan, bahwa di
dalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor,
meliputi:
- Individu dengan segala unsur-unsurnya
- Situasi di mana individu bekerja
- Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu, terhadap pelaksanaan pekerjaannya
- Pengaruh yang datang dari berbagai pihak
- Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
- Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu
- Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan.
4.
Tekanan Psikologis
Di samping hal-hal yang
dikemukakan di atas, apabila kita amati secara cermat dalam kehidupan
organisasi, para bawahan tidak selalu berperilaku sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya atau menuruti keinginan pemimpinnya. Apabila hal
ini terjadi berarti ada sebab-sebab tersebut biasanya ditimbulkan oleh adanya
tekanan-tekanan batin atau yang biasa disebut tekanan psikologis.
Teknik Motivasi
Teknik motivasi tidak lain, ialah
kemampuan seseorang atau pemimpin secara konseptual ataupun dengan berbagai
sumberdaya dan sarana dalam menciptakan situasi yang memungkinkan timbulnya
motivasi pada setiap bawahan atau orang lain untuk berperilaku sesuai dengan
tujuan organisasi.
Salah
satu faktor penting yang ada pada diri seorang pemimpin yang sangat berpengaruh
di dalam memotivasi bawahan, ialah kewibawaan pemimpin. Sehingga pemimpin di
dalam menampilkan kewibawaannya terhadap bawahan.
Langkah-langkah Memotivasi
Ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin di dalam
memotivasi bawahan. Hal ini sangat penting sebab motivasi dikatakan berhasil
apabila pemimpin dalam rangkaian mengamati, memahami, mencari sebab-sebab,
memperhitungkan, mengawasi, mengubah dan mengarahkan perilaku bawahan, benar-benar
menghasilkan perilaku setiap bawahan sesuai norma, keinginan dan tujuan
organisasi.
Dalam
memotivasi bawahan ada beberapa petunjuk atau langkah-langkah yang perlu
diperhatikan oleh setiap pemimpin.
1.
Pemimpin harus memahami semua perilaku
bawahan: apa sebab berperilaku, kekuatan-kekuatan motif yang paling kuat,
tujuan yang ingin dicapai, harapkan atau yang diinginkan.
2. Di
dalam motivasi bawahan, pemimpin harus
berorientasi kepada kerangka acuan orang. Sebab motivasi adalah untuk bawahan
bukan untuk pemimpin, oleh karenanya motivasi harus memungkinkan bagi bawahan
untuk berperilaku dan berbuat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang diharapkan.
3.
Tidak ada orang yang persis sama, berbeda-beda satu dengan yang lain, oleh
karena itu, setiap pemimpin harus selalu mengetahui bahwa motif yang sama akan
bisa menimbulkan reaksi yang berbeda.
4. Tiap-tiap orang tidak sama dalam memuaskan
kebutuhan. Sebab masing-masing individu mempunyai latar belakang kehidupan
pribadi, pendidikan, pengalaman, cita-cita dan harapan yang berbeda-beda.
5. Setiap
pekerjaan mempunyai segi-segi teknis, ekonomi, sosial dan psikologi. Oleh
karena itu, harus selalu dimengerti oleh setiap pemimpin.
6. Setiap pemimpin harus memberikan keteladanan
sebanyak mungkin. Sebab dengan keteladanan,
bawahan akan memperoleh motivasi dan contoh-contoh secara konkrit.
7. Pemimpin
mampu mempergunakan keahlian dalam berbagai bentuk, misalnya:
a. menciptakan iklim,
b. membuat pekerjaan berarti,
c. memberikan ganjaran,
d. berbuat dan bersikap adil,
e. umpan balik yang mendorong,
f. bergaullah dengan bawahan.
8. Pemimpin
harus berbuat dan berlaku realistik.
Harus disadari oleh setiap pemimin, bahwa
setiap pemimpin tidak akan dapat memberikan motivasi kepada semua bawahan.
Sehingga akibatnya pada suatu ketika sesuatu tidak berlangsung semestinya.
Di dalam memotivasi bawahan, ada dua macam teknik
ialah:
1. Dengan
cara negatif
Teori
ini pada dasarnya mengajarkan, bahwa untuk memotivasi orang harus dilakukan
dengan kekerasan, yaitu hukuman, pukulan, tendangan terhadap yang bersangkutan,
agar mereka mau melaksanakan apa yang diperintahkan. Teknik ini kurang baik
hasilnya, bahkan bisa berbalik bawahan akan menendang pimpinan.
2. Dengan
cara positif, yaitu dengan memenuhi dan melaksanakan motivasi.
Dalam
teknik motivasi ini, pemimpin melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menjelaskan tujuan organisasi kepada
setiap bawahan dalam organisasi.
b. Mengusahakan
agar setiap bawahan menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut.
c. Menjelaskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemimpin organisasi dalam usaha
mencapai tujuan.
d.
Mengusahakan setiap bawahan agar
mengerti struktur organisasi.
e. Menjelaskan
peranan yang diharapkan oleh pimpinan organisasi yang harus dilaksanakan oleh
setiap bawahan.
f. Menenkankan
pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan yang diperlukan.
g. Memperlakukan
setiap bawahan sebagai manusia dengan
penuh pengertian.
h. Memberikan
penghargaan serta pujian kepada bawahan yang berhasil, dan teguran serta
bimbingan kepada yang salah dan kurang mampu.
i. Menyakinkan
setiap bawahan, bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi
masing-masing bawahan akan dapat terpenuhi secara maksi.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai motivasi dalam organisasi semoga bermanfaat.
Demikianlah yang saya bagikan mengenai motivasi dalam organisasi semoga bermanfaat.