Makalah Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sahabat sejuta warna kali ini admin postingkan materi bisnis dan manajemen tentang etika bisnis silahkan simak dibawah ini.
2.1Pengertian etika bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma,
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan atau mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Pengertian
etika bisnis menurut beberapa ahli:
1.
Hill dan jones
Etika bisnis
merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar. Dimana hal
tersebut dapat memberikan perbekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika
mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan
masalah moral yang kompleks.
2.
Velasques
Studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral bagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis.
3.
Yosephus
Etika bisnis
secara hakiki merupakan applied ethics (etika terapan). Disini, etika bisnis
merupakan wilayah penerapan prinsip-prinsip moral umum pada wilayah tindak
manusia di bidang ekonomi, khususnya bisnis. Jadi, secara hakiki sasaran etika
bisnis adalah perilaku moral pembisnis yang berkegiatan ekonomi.
4.
Steade Et Al
Etika bisnis
adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan
bisnis.
2.2 Pembentukan etika bisnis
Sumber Etika
Bisnis, Boone and Curtz (2002:45) terdapat 4 kekuatan utama yang membentyk
etika bisnis, yaitu : Kekuatan individual. Nilai-nilai etis dari para eksekutif
dan karyawan disemua tingkat dapat mempengaruhi berbagai keputusan dan tindakan
yang diambil suatu bisnis.Kegiatan organisasional. Organisasi memberikan
dukungan maupun penghargaan terhadap setiap tindakan etis. Kekuatan masyarakat.
Masyarakat memberikan tekanan pada perusahaan yang berperilaku tidak etis.
Kekuatan hukum. Sebagai langkah perlindungan pemerintah pusat maupun daerah
memberlakukan peraturan yang mengatur praktek bisnis.
Bagaimana
Organisasi Membentuk Perilaku Etis.
Boone and
Curtz (2002:64) mengatakan ba hwa tidak ada individu yang melakukan keputusan
dalam suatu kekosongan. Pembentukan etika bisnis suatu perusahaan terjadi
melalui empat cara yang merupakan tingkatan, yaitu kesadaran etis, pemikiran
yang etis, tindakan yang etis, dan kepemimpinan yang etis.
1. Kesadaran
etis (etical awareness)
Dasar dari
suatu perilaku etis adalah kesadaran yang etis untuk mengurangi dilema etis di
lingkungan kerja, karyawan membutuhkan panduan bagaimana harapan perusahaan
terhadap karyawannya dalam memberikan respon secara etis. Upaya untuk
menumbuhkan kesadaran etis adalah mengembangkan aturan perilaku yaitu pernyataan
formal yang berisi bagaimana organisasi berharap dan menurut karyawan untuk
menyelesaikan masalah-masalah etika.
2. Pemikiran
yang etis (etical reasoning)
Meskipun
aturan perilaku memberikan kerangka kerja secara keseluruhan namun belum tentu
bisa menyelesaikan pada setiap situasi. Untuk itu perusahaan harus menyediakan
sarana untuk mengevaluasi pilihan dan mencapai keputusan yang tepat.
3. Tindakan
etis (etical actions)
Perusahaan
membantu karyawan untuk bertindak etis dengan memberikan penguatan terhadap
tindakan etis dan mengeliminir peluang tindakan tidak etis.
4. Kepemimpinan
etis (etical leadership)
Eksekutif
harus menunjukan perilaku etis dalam keputusan da ntindakan mereka agar dapat
dijadikan teladan oleh karyawannya.
Prinsip-Prinsip
Etika Bisnis Menurut Keraf (1998) dalan Arijanto (2012) setidaknya ada lima
prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam
menjalankan praktek bisnis yaitu prinsip ekonomi, kejujuran, keadilan, saling
menguntungkan, dan integritas moral.
2.3 Etika dalam organisasi
Etika berkaitan
dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan
lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau
buruk,benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangat
bergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di manaorang-orang
berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeda terhadap suatu perilaku
dalam lingkungan yang berbeda.Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang
berkaitan dengannilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang
berlakusecara obyektif dalam masyarakat. Dengan demikian, etika dapat di
artikan sebagai Perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilainormatif atau pola perilaku
seseorang atau badan/lembaga/organisasisebagai suatu kelaziman yang dapat
diterima umum dalam interaksidengan lingkungannya
1. Prinsip-prinsip Etika
Dalam
peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah
mencoba menjabarkan berbagai
corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu
telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great
ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapatdiringkas menjadi enam
prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan,
kebaikan, keadilan, kebebasan,dan kebenaran
2. Prinsip Keindahan
Prinsip ini
mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasasenang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan
dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam
berpakaian, penataanruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat
untuk bekerja.
3. Prinsip Persamaan
Setiap
manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga
muncul tuntutan terhadap persamaan hak antaralaki-laki dan perempuan, persamaan
ras, serta persamaan dalamberbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku
yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.
4. Prinsip Kebaika
Prinsip ini
mendasari perilaku individu untuk selalu
berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini
biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-menghormati,
kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.Manusia pada hakikatnya
selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh
lingkungannya.Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepadamasyarakat
sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagimasyarakat.
5. Prinsip Keadilan
Pengertian
keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada
setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari
seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil
sesuatu yang menjadi hak orang lain
6. Prinsip Kebebasan
Kebebasan
dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak
bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri.Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak
merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan
harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan
tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu
disini diartikan sebagai:
a.
kemampuan untuk berbuat
sesuatu atau menentukan pilihan
b.
kemampuan yang memungkinkan manusia
untuk melaksana-kan pilihannya tersebut
c.
kemampuan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
7. Prinsip Kebenaran
Kebenaran
biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang munculdari hasil pemikiran yang
logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh
individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu
kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
Semua
prinsip yang telah diuraikan itu
merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode
etik dalam hubungan antar individu, individu dengan masyarakat, dengan
pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan
mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan
pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan,
kebaikan, keadilan, kebebasan, dankebenaran bagi setiap orang.
2.4 Pengertian tanggung jawab sosial
Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility
(CSR), istilah tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagi anda yang
berkecimpung dalam dunia sosial maupun perusahaan, kususnya bagi anda seorang Praktisi
Humas. Kali ini saya akan mencoba untuk mengupas penjelasan
Tanggung Jawab Sosial menurut para ahli, tujuannya supaya bagi anda yang masih
kurang memahami tentang CSR maka dengan adanya artikel ini saya harap dapat
membantu anda. Langsung saja sebaiknya kita lihat beberapa pendapat para ahli mengenai
CSR :
1. Konsep awal
CSR berawal dari Howard R. Bowen pada tahun 1953 dengan definisi jika CSR
adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan berdasarkan
kepada keselarasan dengan tujuan objective dan nilai – nilai value dari suatu masyarakat.
- Fraderick et al mempunyai pemahaman jika CSR
dapat diartikan sebagai prinsip yang menerangkan perusahaan harus dapat
bertanggung jawab terhadap efek dari setiap tindakan di dalam masyarakat
maupun lingkungan
- Ismail Solihin menganggap jika CSR adalah “salah
satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan
(Stakeholders) “ - Merrick
Dodd mnganggap bahwa CSR adalah “suatu pengertian
terhadap buruh, konsumen dan masyarakat pada umumnya dihormati sebagai
sikap yang pantas untuk diadopsi oleh pelaku bisnis”
- Salem
Sheikh berkata bahwa “CSR merupakan tanggung jawab perusahaan, apakah
bersifat sukarela atau berdasarkan undang – undang, dalam pelaksanaan
kewajiban sosial ekonomi di masyarakat”
Dari kelima definisi yang saya ambil
seperti diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya CSR adalah “Suatu
tindakan yang bersifat sukarela maupun yang telah diatur undang – undang,
tindakan tersebut mempunyai tujuan untuk menunjukan sifat kepedulian sebuah
perusahaan maupun lembaga terhadap karyawan, masyarakat sekitar perusahaan,
masyarakat luas, lingkungan sekitar perusahaan atau lingkungan secara luas
sebagai komitmen tanggung jawab berkelanjutan mengenai dampak kegiatan
perusahaan yang telah dilakukannya”.
Dalam mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan usaha, hendaknya
tidak merusak etika dan tanggung jawab sosial. Adapun tanggung jawab sosial
perusahaan meliputi:
1.
Tanggung jawab sosial
terhadap konsumen
Tanggung jawab ini tidak hanya terbatas pada penyediaan
barang atau jasa saja. Perusahaan bertanggung jawab atas produksi dan
penjualan/distribusi pada pelanggan, dimana produk yang dihasilkan harus bisa
membawa manfaat.
2.
Tanggung jawab sosial pada
karyawan
Perusahaan bertanggung jawab dalam memberikan rasa aman
kepada karyawannya, memperlakukan karyawan dengan layak dan tidak
membeda-bedakan, serta memberikan kesempatan yang sama pada karyawan untuk
mengembangkan diri.
3.
Tanggung jawab sosial
kepada kreditor
Saat perusahaan memiliki masalah keuangan dan belum bisa
menyelesaikan kewajibannya, perusahaan harus memberitahukan kepada kreditor.
4.
Tanggung jawab sosial
kepada pemegang saham
Perusahaan bertanggung jawab atas kepuasan pemegang saham.
Perusahaan harus bisa meyakinkan pemegang saham, dimana manajer perusahaan
memonitor seluruh keputusan bisnis dan meyakinkan bahwa keputusan yang diambil
tersebut demi kepentingan pemegang saham.
Namun tidak menutup kemungkinan pemegang saham turut aktif
dalam memberikan pengaruh kebijakan manajemen perusahaan. Pada umumnya pemegang
saham yang berperan aktif adalah investor perusahaan yang memiliki saham dalam
jumlah yang besar. Dengan demikian pemegang saham akan meminta pertanggung
jawaban eksekutif perusahaan atas ketidakpuasan yang didapatkan.
5.
Tanggung jawab sosial
kepada lingkungan
Tanggung jawab ini berkaitan dengan menjaga kelestarian
lingkungan, misal dengan mencegah adanya polusi disekitar tempat usaha.
Perusahaan dapat melakukan pencegahan polusi dengan mendaur ulang plastik serta
melakukan pembatasan jumlah karbondioksida sebagai akibat dari proses produksi.
6.
Tanggung jawab sosial
kepada komunitas
Hal yang sering dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
memberikan bantuan untuk sarana pendidikan/kesehatan, atau perbaikan/pengadaan
infrastruktur yang dibutuhkan.masyarakat sekitar.
Penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh akan memudahkan perusahaan dalam menjalankan
visi dan misinya. Melalui etika bisnis dan tanggung jawab sosial akan membentuk
citra positif perusahaan di mata masyarakat yang lebih luas.
2.5 Argumen pro dan kontra terhadap tanggung jawab sosial
Beberapa
Pandangan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Pandangan Kelompok yang Pro
Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis, Pandangan Kelompok yang
Kontra Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis. Kegiatan bisnis
sering kali menimbulkan masalah, oleh karena itu sudah semestinya perusahaan
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Perusahaan tidak memilki ahli
yang mengkhususkan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, oleh karena itu
sulit bagi perusahaan bertanggung jawab.
Perusahaan
adalah begian dari lingkungan sosial masyarakat, oleh karena itu sudah
semestinya ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di
masyarakat. Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam
lingkungan sosial masyarakat justru akan memiliki kekuatan untuk mengontrol
masyarakat dan itu indikasi yang kurang baik seara sosial.
Perusahaan biasanya
memiliki sumber daya untuk menyelesaikan masalah di lingkungan sosial
masyarakat. Akan banyak terdapat konflik kepentingan di masyarakat jika
perusahaan terlibat dalam aktivitas sosial.
Perusahaan
adalah partner dari lingkungan sosial kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga
pemerintah dan masyarakat lain pada umumnya. Tujuan perusahaan bukan untuk
motif sosial, akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan yang
diharapkan oleh para pemilik perusahaan.
Terlepas
dari pro dan kontra tersebut selayaknya suatu perusahaan memiliki tanggung
jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaanya dalam lingkungan dan
masyarakat. Hanya saja tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini
semestinya diatur dengan lebih baik oleh pemerintah sehingga porsinya tidak
terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun bersama-sama dengan
pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.
Mengelola
Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan 4 strategi dalam tanggung jawab sosial
menurut Kreitner antara lain adalah :
1.
Reaktif
Cenderung
menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
2.
Defensif
Cenderung
membela diri dalam menghindari tanggung jawab sosial.
3.
Akomodatif
Melakukan
tanggung jawab sosial untuk menghindari tekanan dari masyarakat.
4.
Proaktif
Mengambil
inisiatif dalam tanggung jawab sosial, membentuk model industri yang
bertanggung jawab sosial.Manfaat Tanggung Jawab Sosial Pada dasarnya tanggung
jawab sosial akan memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak yang
terkait, dalam hal ini adalah perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.
a.
Manfaat bagi Perusahaan
Munculnya
citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di
lingkungannya.Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai
kontribusi yang positif bagi masyarakat. Selain membantu perekonomian
masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam
mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
b.
Manfaat bagi Masyarakat :
Masyarakat
akan memiliki pandangan baru bahwa hubungan antara masyarakat dan dunia bisnis
perlu diarahkan untuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Hubungan masyarakat dan dunia bisnis tak lagi dipahami sebagai hubungan antara
pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi tetapi hubungan
kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik, tidak hanya di
sektor perekonomian tetapi juga dalam sektor sosial, pembangunan, dll.
c.
Manfaat bagi Pemerintah
Pemerintah
pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main
dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak
yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk
mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapat partner dalam
mewujudkannya. Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota
masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.
2.6 Pendekatan terhadap tanggung
jawab sosial
Tanggung
jawab perusahaan adalah tindakandan kebijakan perusahaan dalam berinteraksi
yang didasarkan pada etika. secara umum etika dipahami sebagai aturan tentang
prinsip dan nilai moral yang mengarahkan perilaku sesorang atau kelompok
masyarakat mengenai baik atau buruk dalam pengambilan keputusan. Menurut Jones,
etika berkaitan dengan nilai-nilai internal yang merupakan bagia dari budaya
perusahaan dan membentuk keputusan yang berhubungan dengan tanggung jawab
social.
Terdapat 3
pendekatan dalam pembentukan tanggung jawab social:
1.
pendekatan moral yaitu tindakan yang
didasrkanpada prinsip kesatuan
2.
pendekatan kepentingan bersama yaitu bahwa
kebijakanmoral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran dan
kebebasan yang bertanggung jawab.
3.
kebijakan bermanfaat adalah tanggup
jawab social yang didasarkan pada nilai
apa yang dilakukan perusahaan menghasilakn manfaat besar bagi pihak
berkepentuingan secara adil.
Sukses
tidaknya program tanggung jawab perusahaan sangat bergantung pada kesepakatan
pihak-pihak berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingna yang terllibat
dalam proses produksi tindakannya disatu sisi dapat mendukung kinerja
perusahaan tapi disisi lain dapat menjadi penggangu karena setip pihak
mempunyai criteria tanggung jawab yang berbeda ytang disebabkan kepentingan
yang berbeda pula mengelola reaksi terhadap tunrtutan social
Dalam kaitan ini, para ilmuan administrasi, menejemen dan organisasi telah
mengembangkan sebuah medel respon yang dapat dipilih perusahaan ketika mereka
menghadapi sebuah masalah social.model – model tersebut adalah : obstruktif,
defensive,akomodatif, dan proaktif.
1.
Model obstruktif adalah respon
terhadap tuntutan masyarakat dimana organisasi menolak tanggung jawab, menolak
keabsahan dari bukti – bukti pelanggaran, dan munculkan upaya untuk merintanggi
penyelidikan.
2.
Model defensif adalah bentuk respon
terhadap tuntutan masyarakat dimana perusahaan mengakui kesalahan yang
berkaitan dengan ketelanjuran atau kelalaian tetapi tidak bertindak obstrutif.
3.
Model akomodatif adalah bentuk
respon terhadap masyarakat dimana perusahaan melaksanakan atau memberi tanggung
jawab social atau tindakannya selaras denga kepentingan public.
4.
Model Proaktif adaloah respon
terhadap respon terhadap permintaan social diama organisasi berbeda, melalui
uoaya mempelajari tnaggung jawabnya kepada masyararakat dan mealkukan tindakan
yang diperlukan tanpa tekana dari mereka. sedangkan respon proaktif menggunakan
konsep diskresioner sebagai bahan pertimbangan untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Budaya,
social, tanggung jawab dan citra. Budaya organisasi adalah seperangkatasumsi
yang dibangu dan dianut bersama sebagai moral organisasi beradaptasi denag
proses integrasi internal. Budaya organisasi merupakan bauran dari
elemen-elemen filosofi, nilai-nilai, norma, keyakian ,ide dan mitos yang
terintgrasi untk menentukan cara kerja dan perilaku organisasional.
Tanggung
jawab social dapat dilakukan rutin dan nonruti. Kegiatan rutinberbentuk
partisipasi pada kegiatan masyarakat secara khusus terprogram dan dilaksanakan
terus menerus, sedangka kegiatan nonrutin dilaksanakan pada kondisi terentu
yang memungkinkan perusahaan mempunyai kemampuan dan kapasitas untuk
berpartisipasi.
Demikianlah yang saya sampaikan mengenai etika bisnis semoga bermanfaat.