Makalah Sejarah Ilmu Tauhid
Table of Contents
sahabat sejuta warna kali ini saya postingkan materi ilmu tauhid tentang sejarah ilmu tauhid silahkan disimak dibawah ini.
SEJARAH ILMU TAUHID
2.1. Pengertian
Secara Etimologis,
tauhid berarti Keesaan. Maksudnya, ittikad
atau keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa,
Tunggal; Satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian Tauhid yang digunakan
dalam Bahasa Indonesia, yakni “ Keesaan Allah “ ; Mentauhidkan berarti mengakui
keesaan Allah ; Mengesakan Allah.
Ilmu
tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang “Wujud Allah”,tentang
sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya,sifat-sifat yang boleh disifatkan
kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari
pada-Nya; juga membahas tentang Rasul-rasul Allah,meyakinkan kerasulan
mereka,meyakinkan apa yang wajib ada pada diri mereka,apa yang boleh
dihubungkan (nisbah) kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkannya
kepada diri mereka(Abduh 1976:34).
2.2. Sejarah Ilmu Tauhid
Sejarah tentang ilmu tauhid
diketahui sudah ada sejak zaman Nabi Adam. Adam mengajarkan tauhid kepada anak cucunya. Merekapun
taat dan tunduk kepada ajaran Adam yang meng-Esa-kan Allah SWT. Tegasnya sejak
permulaan manusia mendiami bumi ini, sejak itu telah diketahui dan diyakini
adanya dan Esanya Allah pencipta alam. Hal ini (adanya tauhid sejak zaman Nabi
Adam) seperti firman Allah dalam surat Al Anbiya’ ayat 25 yang berbunyi:
وما ا ر سلنك
من قبلك من رسول الا نوحي اليه انه لا اله الاانا فعبدو
Artinya: “Dan
tidaklah kami mengutus sebelum engkau seseorang rosul pun melainkan kami
wahyukan kepadanya: bahwasanya tiada tuhan yang sebenarnya disembah melainkan
Aku, maka sembahlah Daku.”
Semua nabi mulai nabi Adam sampai nabi Muhammad,
mengajar dan memimpin umat, untuk meyakinkan bahwa yang menjadikan alam atau
pencipta alam semesta ini adalah Tunggal, Esa, yaitu Allah SWT. Demikianlah
adanya garis lurus sejak Nabi Adam sampai kepada Nabi Muhammad SAW yang
meyakini dan memercayai suatu keyakinan dan kepercayaan yang tunggal tentang
sifat dan zat pencipta alam yaitu Allah SWT.
Ilmu semacam ini adalah ilmu yang menetapkan keyakinan
(akidah) dan menjelaskan tentang ajaran yang dibawa oleh para Nabi,telah
dikenal juga oleh bangsa-bangsa sebelum islam,karena tiap-tiap bangsa mempunyai
pemimpin-pemimpinnya sendiri,yang berusaha menegakkan urusan agama,menjaga dan
mengokohkannya. Keterangan mereka itu memiliki tujuannya yaitu untuk
memperhebat agama,tetapi amat sedikit sekali keterangan mereka yang dapat
ditinjau dengan dalil-dalil akal,dan keterangan tentang akidah yang sesuai
dengan tabiat dan undang-undang alam. Bahkan keterangan mereka bertentangan
dengan akal dan ketentuan agama serta perasaan hati. Banyak sekali perhuka
agama menyatakan bahwa agama itu musuh akal. Karena itulah rusaklah “Ilmu
tauhid/ilmu kalam”.
Maka datanglah Al-Quran,menggariskan suatu agama
diatas jalan yang terang,yang belum pernah dilalui oleh kitab-kitab sebelumnya.
Qur’an tidak merasa cukup dengan membuktiikan ke-Nabian Muhammad s.a.w dengan
hanya memakain dalil yang telah dikemukakan oleh para nabi yang datang
sebelumnya. Tetapi ia mengemukakan dalil dan bukti atas kenabiannya.
Dan Al-Qur’an telah mempertemukan akal (ratio) dengan
agama. Telah merupakan suatu ketetapan dikalangan kaum muslimin, kecuali orang
yang tidak percaya kepada akal dan agama nya,bahwa sebahagian dari
ketentuan-ketentuan agama itu adalah tidak mungkin untuk menyakinkannya,kecuali
melalui akal. Seperti mengetahui tentang adanya Allah. Al-Qu’an pun menunjukkan
sifat-sifat Allah;sekalipun ia lebih dekat untuk mesucikan sifat-sifat yang
pernah dilekatkan oleh bangsa-bangsa yang dulu.
2.3. Faktor
yang Mendorong Lahir nya Ilmu Tauhid
Berikut merupakan faktor
yang mendorong lahirnya
tauhid
a. Faktor Intern
Adalah faktor yang
berasal dari islam itu sendiri. Adapun diantara faktor tersebut adalah adanya
dalil al-Qur’an yang menjelaskan masalah ketauhidan, kenabian serta polemik
terhadap agama-agama pada masa itu.Adapun dalil al-Qur’an tentang tauhid
diantaranya:
َوالهكم اله وحد لااله الاهو الرحمن الرحيم (البقره:163)
Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak
ada Tuhan melainkan Dia. Yang Maha Pemurah kagi Maha Penyayang. (QS.
Al-Baqoroh:163)
Adapun faktor lain,
diantaranya setelah wafatnya nabi, umat Islam bersentuhan dengan kebudayaan dan
peradapan asing, mereka mulai mengenal filsafat, merekapun memfilsafati
al-Qur’an, terutama ayat-ayat yang secara lahir nampak satu sama lain tidak
sejalan.
b.Faktor Ektern
Adalah faktor yang
berasal dari luar islam. Diantaranya pola pikir ajaran agama lain yang tidak
sejalan dengan islam, atau bahkan penganut islam itu sendiri yang awalnya non
islam yang masih terbawa dengan adat-adat not islam.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai makalah sejarah ilmu tauhid semoga bermanfaat.