KERANGKA KERJA KEBIJAKAN MONETER ISLAM

A.    Urgensi kebijakan moneter islam

Fokus utama kebijakan moneter dalam Islam yakni pada pemeliharaan perputaran sumber daya ekonomi, dengan hukum-hukum syariah seperti ketiadaan suku bunga dalam ekonomi, sehingga tidak ada lagi alasan bagi para pemegang dana untuk menahan uangnya di pasar keuangan.

B.    Sasaran kebijakan moneter

Pelaksanaan kebijakan moneter Islam pada dasarnya harus selaras dengan pencapaian tujuan akhir dari sistem ekonomi Islam yakni kesejahteraan dunia dan akhirat (falah).

Sasaran (semi-objectives) dari kebijakan moneter Islam adalah memaksimalkan kesejahteraan manusia (maximize human welfare)

Sasaran kebijakan moneter menurut Chapra:

1)    Tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi (full employment & economic growth)

2)    Keadilan sosio-ekonomi serta kemerataan distribusi pendapatan dan kekayaan (socio-economic justice & equitable distribution income and wealth)

3)    Stabilitas nilai uang (stability in the value of money)

C.    Strategi kebijakan moneter konvensional

Kebijakan moneter utamanya menggunakan jumlah uang beredar sebagai instrumen pengaturnya. Terkait dengan pemilihan strategi kebijakan yang tepat untuk terapkan, otoritas moneter umumnya memiliki pilihan (preferensi):

1)    Sasaran akhir kebijakan moneter, apakah ditujukan pada stabilisasi output atau stabilisasi harga (inflasi);

2)    instrumen kebijakan yang digunakan dalam rangka pencapaian sasaran akhir, apakah melalui instrumen besaran moneter atau tingkat suku bunga; dan

3)    respons kebijakan yang akan dilakukan.

D.    Strategi kebijakan moneter islam

Dengan tidak adanya suku bunga, variabel kunci dari kebijakan moneter berubah menjadi jumlah uang beredar. Jumlah uang harus tepat untuk dapat mengelola kapasitas perekonomian agar penawaran barang dan jasa dapat terpenuhi secara optimal sehingga sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat.

Bank sentral (khususnya di Indonesia) sebagai otoritas moneter dalam menerapkan kebijakan moneter dalam sistem keuangan ganda dapat melakukan langkah strategis berikut ini:  

1)    Menentukan instrumen kebijakan moneter Islam yang tetap berada dalam kerangka sistem keuangan ganda dengan satu otoritas yang sama. Instrumen ini harus mengarahkan sinyal kebijakan moneter konvensional maupun Islam menjadi satu arah, namun tetap berada dalam koridor yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam.

2)    Memformulasikan kebijakan moneter yang inovatif, tidak hanya berfokus pada jumlah uang beredar, melainkan juga fokus pada aktivitas di sektor riil.

3)    Membangun infrastruktur pendukung untuk diterapkannya kebijakan moneter Islam dengan instrumen-instrumennya yang sesuai dengan prinsip syariah.

4)    Melakukan pendekatan untuk dapat menyusun peraturan perundang-undangan yang mendukung keberlangsungan kebijakan moneter Islam.

5)    Mendorong peningkatan skala industri keuangan dan perbankan Islam, sehingga kebijakan moneter Islam yang dibentuk akan menjadi efektif.

E.    Transmisi kebijakan moneter

Transmisi kebijakan moneter mencakup proses kebijakan moneter dalam memengaruhi seluruh aktivitas ekonomi dan keuangan hingga pada akhirnya mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, yaitu stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi.

Transmisi dibagi menjadi dua yaitu:

1)    Transmisi kebijakan moneter konvensional

a)     Money view

b)    Credit view

2)    Transmisi kebijakan moneter islam

a)     Saluran harga asset

b)    Saluran kredit

c)     Saluran Profit-Loss Sharing

F.     Insturmen kebijakan moneter

Dalam sistem ekonomi Islam, selain mempertimbangkan sasaran kebijakan, perumusan dan penentuan instrumen moneter tentu harus mempertimbangkan strategi yang sesuai dengan prinsip dan aturan Islam:

1)    Tidak ada interest bearing assets di dalam perekonomian.

2)    Peluang long term sama seperti peluang short term financing.

3)    Tidak ada penimbunan uang (hoarding).

4)    Pembagian rate of profit (keuntungan) berdasarkan atas profit sharing ratio.

G.    Fungsi instrument moneter islam

1)    menjaga keseimbangan antara sektor riil dengan sektor keuangan

2)    mencegah penumpukan jumlah uang di sektor keuangan secara berlebihan,

3)    mencegah pelipatgandaan uang tanpa dilandasi kegiatan produktif di sektor riil,

4)    meningkatkan daya tahan perekonomian pada masa krisis,

5)    menjadi channel untuk menyalurkan kelebihan dana

6)    mengoptimalkan alokasi sumber daya perekonomian.

H.    Mazhab instrument moneter islam

1)    Mazhab iqtishaduna

Elastisitas sempurna: menggambarkan kondisi perputaran uang dalam periode tertentu sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi pada rentang waktu yang sama. Selain itu, uang dipertukarkan dengan sesuatu yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi perekonomian.

2)    Mazhab mainstream

Untuk memaksimalkan sumber daya yang ada, Chapra berpendapat agar dana dapat dialokasikan pada kegiatan perekonomian yang produktif, melalui penggunaan instrumen "dues of idle fund" yakni pengaruh besar kecilnya permintaan uang sesuai akan pengalokasian pada peningkatan produktivitas perekonomian secara keseluruhan

3)    Mazhab alternative

Choudury menjabarkan kebijakan moneter melalui "syuratio process", yakni suatu kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter merupakan hasil dari musyawarah sebelumnya dengan otoritas sektor riil. Hal ini bertujuan agar terciptanya harmonisasi antara kebijakan moneter dengan sektor riil.

I.      Instrument kebijakan moneter islam

1)    Target pertumbuhan jumlah uang beredar

2)    Giro wajib minimum (statutory reserve requirement)

3)    Rasio saham public terhadap giro (public share of demand deposit)

4)    Batas pemberian pembiayaan

5)    Alokasi kredit berdasarkan nilai

6)    Moral suasion

7)    Sukuk

J.      Instrumen moneter yang digunakan untuk perbankan islam

1)    Common pool

2)    Government deposit

3)    Lending ratio

4)    Refinance ratio

5)    Profit sharing ratio