PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN SYARIAH

Wirausaha sering dipadankan dengan kata “Entrepreneur” atau ada juga yang menyebutnya dengan wiraswasta. Kedua padanan kata tersebut kelihatannya berbeda, tetapi tidak terlalu signifikan. Wirausaha adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, tetapi juga menguntungkan masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan. kewirausahaan juga memiliki arti lain yaitu sebagai sebuah proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan. Kekayaan yang dihasilkan oleh individu yang menanggung resiko utama dalam hal modal, waktu dan komitmen karier atau menyediakan nilai bagi beberapa produk dan jasa. Produk atau jasa mungkin dapat terlihat unik ataupun mungkin tidak, tetapi dengan berbagai cara, nilai akan dihasilkan oleh seorang pengusaha dengan menerima dan menempatkan keterampilan dan sumber daya yang dibutuhkan ini. Kewirausahaan juga mengandung pengertian sebagai proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.[1]

Setiap orang tidak boleh menjadi parasit dan menjadi beban bagi orang lain. Bekerja dan berkarya merupakan perbuatan yang sangat dipuji dan dianjurkan oleh Tuhan. Para Nabi dan orang-orang saleh pada masa hidupnya dulu tidak pernah meninggalkan kewajiban bekerja untuk menafkahi keluarga. Dalam Al-Quran, terdapat 360 ayat berbicara tentang “bekerja” dan 190 ayat lainnya berbicara tentang “berbuat”. Kekayaan yang diperoleh manusia dengan kerja keras lagi cerdas dan jujur disebut Tuhan dengan: Karunia Tuhan, Rahmat Tuhan, Rezeki yang Bersih, Kekayaan Allah, dan sebagainya. Salah satunya dalam Q.s. al-Jumuah/62:9-10

Allah menegaskan: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Bekerja dan berkarya sebagai tuntutan Tuhan memiliki dampak yang sangat positif bagi manusia. Bekerja merupakan salah satu terjemahan yang benar dari cara pandang seseorang terhadap Tuhan, diri sendiri dan kehidupan.[2]

Menurut Dhidiek. D. Machyudin prinsip dalam berwirausaha adalah sebagai berikut:

1.   Harus optimis

2.   Ambisius

3.   Dapat membaca peluang pasar

4.   Sabar

5.   Jangan putus asa

6.   Jangan takut gagal

7.   Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

Sedangkan khafidhul ulum mengemukakan prinsip kewirausahaan sebagai berikut :

1.   Passion (semangat)

2.   Independan (mandiri)

3.   Marketing sensitivity (kreatif dan inovatif)

4.   Calculated risk taker (mengambil resiko penuh perhitungan )

5.   Persisten (pantang menyerah)

6.   High ethical standart (berdasarkan standar etika)[3]

ika kedua pendapat mereka digabungkan, maka akan muncul 13 prinsip kewirausahaan:

Jangan takut gagal

Prinsip pertama disaat kita ingin memulai untuk berwirausaha yakni jangan takut gagal, karena gagal bukanlah sebuah akhir melainkan awal dari kesuksesan.

     2.  Semangat

Bersemangatlah dalam berwirausaha, pasti kedepannya akan menuai keberhasilan

     3.  Kreatif dan Inovatif

Kreativitas dan inovasi merupakan modal utama bagi seorang wirausaha. Kreatifitas dimiliki oleh semua orang dan dapat ditingkatkan, oleh sebab itu harus dipupuk dan dikembangkan agar kegiataan berusaha berjalan dengan sukses.

     4.  Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko

Resiko selalu ada dimanapun berada. Sering kali kita menghindar dari resiko dari yang satu, tetapi memenuhi resiko yang lainnya. Namun yang harus dipertimbangkan adalah perhitungan dengan sebaik-baiknya sebelum memutuskan sesuatu, terutama dalam bisnis yang tingkat resikonya tinggi, tetapi pada seberapa besar kemungkinan kita mampu menanggung resiko dan seberapa kita mampu menanggung kerugian atas konsekuensi dari sebuah keputusan.

     5.  Sabar, Ulet dan Tekun

Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusaha adalah kesabaran dan ketekunan meskipun harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan, percobaan dan kendala, bahkan diremehkan oleh orang lain. Dengan kesabaran biasanya akan memahami dengan baik bagaimana mengatasi permasalahan yang timbul, sehingga mampu memecahkan dan menghadpinya dengan baik dan optimal.

     6.  Harus Optimis

Optimis adalah modal usaha yang cukup penting bagi usahawan, sebab kata optimis merupakan sebuah prinsip yang dapat memotivasi kesadaran kita, sehingga apapun usaha yang kita lakukan harus penuh optimis bahwa usaha yang kita jalankan akan sukses. Dengan optimis, kita akan semangkin yakin bahwa yang kita kerjakan akan berhasil dengan baik.

     7.  Ambisius

Demikian juga prinsip ambisius, seorang wirausahawan harus berambisi, apapun jenis usaha yang akan dikelola.

     8.  Pantang Menyerah

Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan kapanpun waktunya. Entah dalam kondisi mendukung maupun kurang mendukung atau bahkan usaha kita mengalami kemunduran, tetapi tidak boleh putus asa. Orang yang tidak mudah putus asa akan lebih menarik dan dikagumi oleh orang-orang sekitarnya.

     9.  Peka terhadap pasar atau dapat baca peluang pasar

Prinsip peka terhadap pasar atau dapat membaca peluang pasar adalah prinsip mutlak yang harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar ditingkat local, regional, maupun internasional.

 Peluang pasar sekecil apapun harus di identifikasi dengan baik sehingga dapat mengambil peluang pasar tersebut dengan baik.

   10.  Berbisnis dengan standar etika

Prinsip bahwa setiap pebisnis harus senantiasa memegang standar etika yang berlaku secara universal. Yang menjadi perhatian adalah apakah standar etika yang berlaku disetiap Negara dikenali dengan baik dan disesuaikan dengan budaya bangsa yang besangkutan. Indonesia memiliki undang-undang perlindungan konsumen yang dapat dipakai sebagai salah satu pegangan dalam etika berbisnis.

   11.  Mandiri

Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat menghindari ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan atas usaha kita.

   12.  Jujur

Menurut pytagoras kejujuran adalah mata uang yang akan laku di mana-mana. Jadi, jujur kepada pemasok dan pelanggan, atau kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar yang harus di nomor satukan dalam berusaha.

   13.  Peduli Lingkungan

Pengusaha harus peduli juga terhadap lingkungan sekitarnya, turut menjaga kelastarian lingkungan dimana tempat usahanya berada.[4]

Prinsip-prinsip Bisnis Islam :

a. Tauhid

b. keadilan

b. Shidiq (Jujur)

c. Amanah (terpecaya)

d. Tidak Melakukan Monopoli

e. Tanggung Jawab

f. Produk yang dijual Halal

g. Tidak Melakukan Praktik Mal Bisnis[5]

 

Referensi :

Dewi Fortuna. Website. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan. (http://dewifortunaasali.blogspot.com/2016/02/prinsip-prinsip-kewirausahaan.html diakses pada 18 Maret 2020)

E-jurnal UIN Walisongo (http://eprints.walisongo.ac.id/7149/3/BAB%20II.pdf diakses pada 18 Maret 2020)

Ihyaurrahmi. Website. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan. (https://ihyaurrahmi.wordpress.com/2014/12/11/prinsip-prinsip-kewirausahaan/ diakses pada 18 Maret 2020)

Soemitra. Andri 2015. Kewirausahaan Berbasis Syaria. Medan : CV. MANHAJI dan UIN-SU (http://repository.uinsu.ac.id/310/27/Kewirausahaan%20Berbasis%20Syariah%20Andri%20Soemitra.pdf diakses pada 18 Maret 2020)

Zulkifli. 2016.  Skripsi. ANALISIS PRAKTIK WIRAUSAHA MAHASISWA HUKUM EKONOMI SYARI’AH UIN AR-RANIRY MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Aceh : UIN Ar-Raniry (https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1752/1/Zulfikri.pdf diakses pada 19 Maret 2020)